Konflik Thailand Vs Kamboja

Thailand Rugi Rp 5 Triliun Buntut Perang 5 Hari dengan Kamboja

Pemerintah Thailand memperkirakan kerugian awal akibat konflik bersenjata lima hari dengan Kamboja mencapai lebih dari 10 miliar baht

Editor: Faisal Zamzami
gemini.google.com
PERANG THAILAND VS KAMBOJA - Gambar dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) pada Sabtu (26/7/2025) memperlihatkan perang antara pasukan militer Thailand dan Kamboja. 

SERAMBINEWS.COM, BANGKOK – Pemerintah Thailand memperkirakan kerugian awal akibat konflik bersenjata lima hari dengan Kamboja mencapai lebih dari 10 miliar baht (sekitar Rp 5 triliun).

Jumlah ini belum termasuk dampak ekonomi lanjutan seperti terganggunya aktivitas perdagangan dan distribusi barang di wilayah perbatasan.

Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan anggaran awal sebesar 25 miliar baht (sekitar Rp 12 triliun) untuk memitigasi dampak kerusakan infrastruktur dan membantu warga yang terdampak.

“Saya harus menyiapkan anggaran untuk ini karena upaya pemulihan juga akan mendorong aktivitas ekonomi—akan ada pembangunan, perbaikan rumah, dan kegiatan lainnya,” ujar Pichai kepada para wartawan, Selasa (29/7/2025).

 Namun, ia mengakui bahwa dana yang tersedia saat ini mungkin belum mencukupi.

 
“Kemungkinan kami akan membutuhkan tambahan. Perkiraan awal kerusakan ini belum mencakup gangguan perdagangan lintas perbatasan,” tambahnya.

Baca juga: Kembali Memanas! Thailand Tuduh Kamboja Langgar Gencatan Senjata, Konflik Perbatasan Belum Usai?

Ribuan mengungsi, puluhan tewas
 

Bentrokan melibatkan penggunaan senjata berat, termasuk roket, dan terjadi di sekitar kompleks kuil tua yang diklaim kedua negara.

Dalam pertempuran tersebut, sedikitnya 35 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 270.000 warga sipil mengungsi dari wilayah konflik.

Kedua negara saling menuduh telah memicu konfrontasi, tetapi akhirnya sepakat untuk melakukan perundingan damai.

Pertemuan antara Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai yang dimediasi oleh Malaysia di Putrajaya pada Senin (28/7/2025) berhasil menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.

“Baik Kamboja maupun Thailand telah menyepakati dua hal penting. Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat akan berlaku efektif pada pukul 24.00 malam ini,” kata Anwar dalam konferensi pers, seperti dikutip dari AFP.

Baca juga: VIDEO - Deretan Kejadian Tak Wajar di Thailand selama Perang

Bantuan dari pemerintah

Kementerian Keuangan Thailand telah mengumumkan sejumlah langkah bantuan ekonomi untuk mendukung pemulihan warga dan pelaku usaha terdampak.

Bank-bank milik negara akan memberikan berbagai keringanan, termasuk penangguhan pembayaran pinjaman, pinjaman berbunga rendah, opsi refinancing, hingga pembebasan biaya administrasi.

Kementerian juga memberikan insentif pajak, termasuk perpanjangan batas waktu pelaporan dan pembayaran pajak hingga September, serta pengurangan pajak atas biaya perbaikan rumah hingga 100.000 baht (sekitar Rp 50 juta) dan kendaraan hingga 30.000 baht (sekitar Rp 15 juta).

Untuk tingkat lokal, pemerintah pusat juga telah mengalokasikan dana sebesar 100 juta baht bagi setiap provinsi yang terdampak. Dana ini bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

“Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan pemulihan berjalan seefisien mungkin,” ujar Pichai.

 

Baca juga: Tersangka Judol di Banda Aceh Sudah Samai Jumlah Sepanjang 2024, Ini Penegasan Kapolresta

Baca juga: Kapolres Sabang Tinjau Kesiapan Lapangan Jelang Turnamen Sepak Bola Iboih FC Cup I

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved