Breaking News

Kupi Beungoh

Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh

Secara regional, Aceh terletak di ujung utara Cekungan Sumatera yang terbagi menjadi beberapa sub-cekungan berbeda.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si. 

Ahli ekonomi Aceh menekankan bahwa pendapatan dari migas sebaiknya digunakan untuk mengembangkan industri, pariwisata, dan teknologi local sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan.

Tantangan dan Pengelolaan Lingkungan

Meskipun menjanjikan, pengembangan migas Aceh tidak lepas dari tantangan teknis dan lingkungan.

Secara geologi, sedimentasi di cekungan-cekungan Aceh sangat tebal dan kompleks, yang memberikan interpretasi seismik.

Data seismik 2D lawas (jauh antar lintasan) dinilai belum mampu untuk menghitung cadangan secara akurat.

Kini perlu dilakukan survei 3D dan uji pengeboran untuk memvalidasi sumber dan perangkap migas.

BPMA mencatat tantangan pembangunan migas Aceh terletak pada lamanya aktivitas seismik (30–40 tahun yang lalu).

Kini perusahaan migas (mis. PGE di Aceh Utara) kembali menjalankan survei seismik ke depan, dengan harapan temuan baru dapat dieksploitasi 5–10 tahun mendatang.

Dalam aspek lingkungan, eksplorasi migas lepas pantai harus diperketat pemantauan agar tidak merusak ekosistem pesisir dan laut.

Beberapa kelompok lokal sudah memperingatkan dampak survei dan eksploitasi terhadap mata pencaharian nelayan dan hutan bakau.

Oleh karena itu, praktik terbaik seperti menepati studi lingkungan seperti AMDAL, membatasi dampak gangguan bawah laut (untuk mamalia laut), serta menyiapkan rencana mitigasi tumpahnya minyak sangat penting.

Di sisi lain, pengembangan gas sebagai bahan bakar bersih (lebih rendah karbon daripada bahan bakar fosil cair) dapat menjadi energi transisi.

Aceh juga dapat memanfaatkan potensi carbon capture and storage (CCS) di cekungan tua (misalnya Lapangan Arun) untuk mengurangi emisi sekaligus memperpanjang umur migasnya.

Pengelola dan pemerintah daerah perlu mengawasi ketatnya kegiatan migas serta melibatkan masyarakat lokal agar hasilnya benar-benar meningkatkan kesejahteraan wilayah, bukan hanya pendapatan jangka pendek.

Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa Aceh memiliki cadangan migas onshore dan offshore yang sangat prospektif, mulai dari formasi karbonat Miosen (Arun) hingga cekungan perairan dalam Simeulue dan Andaman Selatan.

Temuan eksplorasi terbaru (PHE, Repsol–Mubadala, dll.) mengkonfirmasi potensi gas raksasa >10–20 TCF di lepas pantai Aceh.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved