Tips Parenting Anak

Elly Risman Sentil Ayah yang Canggung Bicara Pubertas dengan Anak Perempuan: Bagaimana Seharusnya?

Elly mengkritik ayah yang secara fisik hadir, namun secara emosional dan komunikasi absen dari kehidupan anak.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
YouTube Nikita Willy Official
Psikolog sekaligus praktisi parenting, Elly Risman, menyoroti fenomena minimnya keterlibatan ayah dalam mendampingi anak perempuan menghadapi masa pubertas. 

Dalam penjelasannya, Elly Risman mengurai akar persoalan, dimana saat ini banyak keluarga menempatkan ibu sebagai tokoh utama dalam semua urusan anak, padahal secara spiritual dan struktural dalam keluarga, ayah adalah pemimpin dan penanggung jawab utama akidah, akhlak dan ibadah anak.

“Jangan hidup benar secara budaya, tapi hidup benar secara agama,” tegasnya.

Baca juga: Anak Sudah Puber Tapi Belum Tahu Mimpi Basah? Elly Risman: Orang Tua Harus Ngomong Sebelum Terlambat

Elly bahkan membawa pembahasan hingga ke proses biologis pembuahan untuk menunjukkan bahwa tanggung jawab seorang ayah dimulai sejak awal kehidupan anak.

Ia menjelaskan bagaimana dari jutaan sperma, hanya satu yang melesat sangat cepat, memilih arah menuju sel telur.

Proses itu, kata Elly, diatur langsung oleh Allah, dan di situlah dasar mengapa ayah punya peran utama dalam kehidupan anak.

“Siapa yang membuat sperma itu tahu belok kiri atau kanan? Allah. Maka dari awal, laki-laki sudah ditunjuk sebagai pemimpin dan penanggung jawab,” lanjutnya.

Elly menyentil kebiasaan banyak ayah yang menyerahkan semua topik sensitif kepada ibu, termasuk tentang menstruasi anak perempuan.

Padahal, menurutnya, ayah tetap harus mempersiapkan diri dan ikut terlibat penuh, karena tanggung jawab tidak bisa disubkontrakkan.

“Bahwa anaknya akan menstruasi, ayahnya harus bercerita. Bahwa ibunya lebih ngerti secara teknis, itu soal lain. Tapi tetap, tanggung jawab ada di ayah,” ujarnya.

Tak hanya soal anak perempuan, Elly juga menyoroti sistem pengasuhan terhadap anak laki-laki yang selama ini hanya difokuskan atau dipersiapkan untuk menjadi pencari nafkah.

“Apakah kita persiapkan anak laki-laki jadi menantunya orang, suaminya orang, ayahnya orang? Atau cuma disuruh cari rupiah?”

Menurutnya, pola pikir ini membuat laki-laki dewasa banyak yang tidak siap menjalankan peran rumah tangga yang utuh karena tidak pernah dipersiapkan dari kecil.

Di akhir podcast, Elly menutup pernyataannya dengan kalimat tajam dan menggugah.

“Ber-ayah, anak-anak ini ada. Ber-ayah, dia tiada. Beribu, anak-anak ini ada. Ber-ibu, dia tiada.” Sebuah pengingat bahwa kehadiran orang tua terutama peran aktif ayah dalam pendidikan akidah dan moral adalah fondasi kehidupan anak.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved