Internasional

Varian COVID-19 XFG ‘Stratus’ Meningkat di AS, Gejalanya Mirip Omicron

“Sampai saat ini tidak ada bukti jelas bahwa XFG menyebabkan penyakit yang lebih parah atau gejala yang jauh

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
BBCNews
ILLUSTRASI COVID-19 XFG-Varian baru COVID-19 bernama XFG, atau yang dikenal juga sebagai Stratus, saat ini tengah menunjukkan peningkatan kasus di Amerika Serikat. 

Varian COVID-19 XFG ‘Stratus’ Meningkat di AS, Gejalanya Mirip Omicron

SERAMBINEWS.COM-Varian baru COVID-19 bernama XFG, atau yang dikenal juga sebagai Stratus, saat ini tengah menunjukkan peningkatan kasus di Amerika Serikat dan menjadi varian ketiga yang paling umum pada musim panas ini.

Varian ini pertama kali terdeteksi di Asia Tenggara pada Januari 2025.

Dilansir dari USA Today (12/8/2025), awalnya, XFG nyaris tidak ditemukan di Amerika Serikat, dengan angka kasus mendekati 0 persen hingga Mei. 

Namun, data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan peningkatan signifikan: 2 persen  kasus pada April, 6 persen di akhir Mei, 11 persen di awal Juni, hingga mencapai 14 persen pada akhir Juni.

Baca juga: Setelah Terhenti Saat Covid-19, CPO Mulai Diekspor Kembali Via Pelabuhan Aceh Utara 

Menurut CDC, angka ini membuat XFG menjadi varian dengan penyebaran tertinggi ketiga di AS setelah NB.1.8.1 (43persen ) dan LP.8.1 (31persen ).

Meski begitu, XFG belum menjadi sumber utama infeksi di negara tersebut.

 Apa Itu Varian XFG?

XFG merupakan gabungan dua varian COVID-19 sebelumnya, yakni F.7 dan LP.8.1.2 (yang saat ini menjadi varian kedua paling umum di Amerika Serikat).

Profesor mikrobiologi dan imunologi dari Universitas Nevada, Reno, Subhash Verma, menjelaskan bahwa mutasi pada XFG memungkinkan virus ini sedikit lebih mampu menghindari respons imun tubuh.

Namun, dari sisi penyebaran, XFG diperkirakan tidak lebih menular dibandingkan varian COVID dominan lainnya.

“Sampai saat ini tidak ada bukti jelas bahwa XFG menyebabkan penyakit yang lebih parah atau gejala yang jauh berbeda dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” kata Verma.

“Tidak ada masalah kesehatan masyarakat langsung yang terkait dengan varian ini.”

Baca juga: China Kembali Dihantui Gelombang Baru Covid-19, Kasus Memuncak Tembus 168.507

 Penilaian WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan XFG ke dalam daftar pantauannya.

Dalam laporan akhir Juni, WHO menyebut risiko tambahan dari XFG rendah di tingkat global.

Laporan itu juga menyebut bahwa vaksin COVID-19 yang sudah ada saat ini diperkirakan masih efektif dalam melindungi dari penyakit bergejala maupun parah yang disebabkan oleh varian XFG.

 Penyebaran Global

Selain di AS, peningkatan XFG juga terpantau di berbagai negara.

WHO mencatat, pada minggu pertama Mei, XFG hanya menyumbang 7,4 persen dari hasil tes positif COVID-19 secara global. 

Namun, pada minggu terakhir Juni, angka itu melonjak menjadi 22,7 persen di 38 negara yang melaporkan datanya.

Baca juga: Aduh! Covid-19 Muncul Kembali, Dinkes Aceh Ingatkan Masyarakat Jaga Kebersihan & Jalankan Protkes

 Gejala Varian XFG

Sejauh ini, gejala XFG sama seperti COVID-19 pada umumnya. CDC menyebut beberapa tanda umum infeksi, antara lain:

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Kehilangan indera perasa atau penciuman
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau badan
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah

Beberapa laporan di media sosial menyebut suara serak mungkin lebih sering muncul pada infeksi XFG, meski hal ini belum dibuktikan secara ilmiah.

Baca juga: Covid-19 belum Usai, Dinas Kesehatan Aceh Minta Warga Aceh Tetap Waspada

 Tanda Darurat yang Perlu Diwaspadai

CDC mengimbau untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami:

Kesulitan bernapas

Nyeri atau tekanan di dada yang terus-menerus

Kebingungan mendadak

Kesulitan bangun atau tetap terjaga

Perubahan warna bibir, kuku, atau kulit menjadi pucat, abu-abu, atau biru
 
Meskipun XFG tengah mengalami peningkatan di beberapa wilayah, para ahli menegaskan bahwa kewaspadaan tetap diperlukan, namun tidak ada indikasi varian ini lebih berbahaya dibandingkan varian COVID-19 yang sudah ada sebelumnya.

Vaksinasi, penggunaan masker di keramaian, dan menjaga kesehatan tetap menjadi langkah pencegahan utama.

Baca juga: Kenali Virus Baru HKU5-CoV-2 dari Kelelawar: Kata Ilmuwan Mirip Covid-19, Apa yang Harus Kita Tahu?

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
  
 
 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved