Bupati Pati Sudewo Tolak Mundur, DPRD Sepakati Hak Angket Pemakzulan

Bupati Pati Sudewo menolak memenuhi tuntutan demonstran untuk mengundurkan diri dari jabatannya. 

Editor: Faisal Zamzami
Tribun Jateng/Mazka Hauzan
DIDEMO - Bupati Pati Sudewo saat diwawancarai awak media di Gedung DPRD Pati, Selasa (15/7/2025) (kiri). Sudewo dilempar sandal saat menemui massa pendemo di alun-alun Pati, Rabu (13/8/2025) (kanan). 

"Karena telah gagal menjadi pemimpin yang berpihak kepada masyarakat Kabupaten Pati dan menjalankan kekuasaan, saya tidak menjunjung supremasi hukum," sambung pernyataan pria tersebut.

Dokumen Dibuat oleh Pedemo, Bukan Pernyataan Resmi Sudewo

Dari pantauan wartawan Tribun Jateng, diketahui bahwa dokumen pernyataan tersebut disusun oleh massa pedemo, bukan surat resmi dari Bupati Pati, Sudewo.

Bupati Pati Minta Maaf, Janji Bakal Tinjau Ulang Kenaikan PBB 250 Persen
Artikel Kompas.id 
 
Massa menuntut agar Sudewo menandatangani dokumen tersebut dan benar-benar mundur dari jabatannya.

Rapat paripurna DPRD Pati masih berlangsung dan belum ada pengumuman resmi dari pemerintah daerah terkait posisi Bupati.

Aksi unjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Bupati Sudewo berlangsung ricuh.

Massa yang memadati halaman Kantor Bupati memaksa masuk dengan mendorong pagar dan melempari aparat dengan air minum kemasan, bahkan membakar satu unit mobil provos milik Polres Grobogan.

 
Dalam upaya meredam amarah warga, Bupati Sudewo sempat keluar menemui massa menggunakan mobil rantis polisi.

Namun saat mencoba menyampaikan permintaan maaf, ia justru dilempari sandal dan botol air oleh demonstran.

"Assalamualaikum wr wb. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik," ucap Sudewo, yang kemudian kembali masuk ke dalam mobil setelah situasi tak terkendali.

Baca juga: Meski Bupati Pati Minta Maaf, Demo Warga Protes Kenaikan PBB 250 Persen Bakal Tetap Digelar

Protes Terus Berlanjut meski Kenaikan Pajak Sudah Dicabut

Demo besar-besaran ini dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 250 persen yang sempat diberlakukan oleh Sudewo. Meskipun kebijakan tersebut sudah dicabut, massa tetap menuntut Sudewo mundur.

"Bupati harus lengser, bupati lengser," teriak perwakilan massa dari atas panggung.

"Turun, turun, turun Sudewo, turun Sudewo sekarang juga," seru massa lainnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved