Berita Pidie
Perajin Kopiah Riman di Pidie Bertahan Dibawah Gempuran Produk Lain, Ini Nama Gampong Masih Menekuni
"Pemasaran Kopiah Riman jika tidak dibantu pemerintah, maka hasil produk kerajinan sulit dijual. Kopiah Riman yang kami buat itu akan menumpuk...
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nurul Hayati
"Pemasaran Kopiah Riman jika tidak dibantu pemerintah, maka hasil produk kerajinan sulit dijual. Kopiah Riman yang kami buat itu akan menumpuk di rumah. Pengrajin juga akan malas merajut kopiah tersebut," jelasnya.
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Di tengah gempuran berbagai produk lokal maupun dari luar Aceh, ternyata tidak melunturkan semangat perempuan di Gampong Dayah Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, untuk mempertahankan warisan budaya lokalnya.
Di gampong tersebut, wanita berkumpul memiliki aktivitas merajut karya seni dengan hasil paripurna.
Wanita di Gampong Dayah Adan dengan tekat tinggi plus kental melestarikan peninggalan nenek moyang.
Salah satu hasil karya yang mengagumkan adalah Kopiah Riman.
Tentunya, hasil karya tersebut, hingga kini masih tetap melegenda.
Saat ini, Kopiah Riman menjadi souvenir yang memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi kreatif, khususnya di sektor wisata dan kerajinan tangan.
Kopiah Riman telah menjadi souvenir menarik dan bernilai, di kabupaten yang kini dipimpin Bupati Pidie, Sarjani Abdullah dan Wakil Bupati Pidie, Alzaizi Umar.
Satu-satunya, pengrajin di Gampong Dayah Adan, Kecamatan Mutiara Timur, yang telah puluhan tahun secara telaten menekuni pembuatan Kopiah Riman.
Aktivitas menjaga tradisi dilakukan sejumlah perempuan itu dengan berkumpul, sembari bercerita untuk memajukan pemasaran Kopiah Riman.
Bentuk Kopiah Riman terus berinovasi supaya bisa bersaing dengan produk lainnya.
Baca juga: Lestarikan Budaya Lokal, Pemkab Pidie Usulkan Kopiah Riman ke Kemenkum Aceh
Dari berbagai referensi, Kopiah Riman pernah dipakai pada masa kejayaan Kerajaan Aceh, Iskandar Muda (1607-1636).
Saat itu, Kopiah Riman hanya dipakai untuk kalangan istana saja, dengan model tengkulok.
Hanya saja, kala itu Kopiah Riman belum begitu populer di tengah masyarakat Aceh.
Namun, pada tahun 1985, sejumlah pengrajin Kopiah Riman kembali membuat sebagai kopiah khas karya perempuan Pidie.
Sebab, masyarakat mulai tertarik untuk membuat Kopiah Riman, mengingat saat itu bahan baku mudah dicari.
Yakni, serat pohon riman.
Namun, kini Kopiah Riman telah punah.
Pengrajin menggunakan serat pohon aren muda.
Sejumlah gadis pun turut menekuni membuat Kopiah Riman.
Pembuatan Kopiah Riman itu sulit ditiru oleh pengrajin dari luar Kabupaten Pidie.
Sebab, pembuatan Kopiah Riman dilakukan secara manual dan menggunakan pewarna alami.
Untuk diketahui, tahun 2014, Kopiah Riman telah tercatat sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, yang diusulkan Balai Pelestarian Nilai Budaya atau BPNB Aceh.
Baca juga: Kopiah Riman Suvenir Menarik Warisan Indatu di Pidie, Perajin Ungkap Asal Usul Namanya
Tidak hanya itu, Kopiah Riman Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah atau Dispedakop-UKM Pidie telah mengusulkan karya kerajinan Kupiah Riman ke Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM RI Aceh.
Pengusulan tersebut supaya Kupiah Riman tercatat sebagai hasil karya pengrajin Pidie.
Pemasaran Kopiah Riman masih dipasarkan di tingkat lokal, dengan menitip di toko-toko souvenir di Pidie maupun di Kota Banda Aceh.
Pengrajin membuat Kopiah Riman ketika adanya permintaan dari warga.
Sebab, satu Kopiah Riman akan selesai dibuat dua hingga tiga pekan.
Wanita di pedalaman Pidie itu sangat sabar merajut Kopiah Riman, untuk memperoleh hasil yang bagus.
Saat ini, Kupiah Riman masih digandrungi warga Pidie, terutama pejabat Pidie.
Kopiah Riman memberikan kesan mewah bagi yang memakai kopiah tersebut.
Pengrajin mendesain model kopiah tersebut cocok penggunaannya di segala kegiatan, termasuk untuk kegiatan beribadah.
Cut Safrina, pengrajin Kopiah Riman Gampong Dayah Adan, Kecamatan Mutiara Timur, kepada Serambinews.com, beberapa hari lalu, mengatakan, Pemkab Pidie, untuk memperhatikan pengrajin Kopiah Riman di Gampong Dayah Adan.
Sebab, tanpa kepedulian Pemkab Pidie, maka pengrajin tidak mampu memasarkan Kopiah Riman.
Sebab, selama ini pemasaran Kopiah Riman hanya berkutak di tingkat lokal saja.
Pengrajin tidak mempunyai akses mempromosikan hingga bisa menembus pasar internasional.
Menurutnya, pemasaran Kopiah Riman dilakukan pengrajin di tingkat lokal dengan menitipkan Kopiah Riman di toko souvenir dan dibeli warga pada hari Lebaran.
Selain itu, Pemkab harus memberikan pelatihan kepada pengrajin, agar pembuatan Kopiah Riman terus berinovasi dengan model kekinian.
"Pemasaran Kopiah Riman jika tidak dibantu pemerintah, maka hasil produk kerajinan sulit dijual. Kopiah Riman yang kami buat itu akan menumpuk di rumah. Pengrajin juga akan malas merajut kopiah tersebut," jelasnya.
Kata Cut Safrina, emak-emak hingga anak gadis sangat komit menjaga warisan nenek moyang dalam melestarikan Kopian Riman.
Artinya, kopiah tersebut akan tinggal nama jika kaum hawa di Gampong Dayah Adan tidak melanjutkan kembali pembuatan Kopiah Riman.
Selain itu, jika Kopiah Riman lancar pemasaran, maka anak gadis akan tergoda harganya dari Rp 150 ribu hingga 500 ribu per kopiah.
Anak gadis akan tetap meluangkan waktu untuk merajut Kopiah Riman, dengan membagi waktu belajar di sekolah.
Kopiah Riman hasil produk lokal akan lebih mendunia jika adanya campur tangan pemerintah, mengingat produk itu tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia.
Usaha itu, akan menjadi salah satu cara untuk menggenjot ekonomi kreatif masyarakat di pedalaman Kabupaten Pidie.(*)
Baca juga: Lengkap! Ini Dia Oleh-Oleh Khas Aceh yang Wajib Dibawa Pulang, Dari Kopi Gayo hingga Kopiah Riman
Polisi Ungkap Sosok MR Hingga Nekat Gelapkan Rp 600 Juta Gaji Pekerja Jalan Tol Sibanceh |
![]() |
---|
Bupati Pidie Usulkan Tenaga Honorer Jadi PPPK Paruh Waktu, Ini Kategori Sesuai Kemenpan RB |
![]() |
---|
Jaksa Tuntut Eks Keuchik di Pidie 21 Bulan Penjara,Terdakwa Ajukan Pledoi |
![]() |
---|
Atap Bocor, Plafon Rusak, SD Muhammadiyah Sigli Dapat Bantuan Lazismu Rp 25 Juta |
![]() |
---|
Guru Besar UIN Ar-Raniry Ceramah Agama di Al-Falah Sigli, Sampaikan Pintu Hidayah Lewat Sirah Nabi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.