Kupi Beungoh

Revitalisasi Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Kini 80 tahun Indonesia merdeka, bagaimana keadaan negeri ini? Apakah negeri ini baik-baik saja?

Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag. Dosen Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

Kedua, Kelaparan dan Kemiskinan. Kebijakan Jepang menyebabkan krisis pangan dan kemiskinan yang meluas, membuat rakyat menderita kekurangan makanan dan kebutuhan dasar. 

Ketiga, Pelanggaran HAM. Jepang melakukan berbagai tindakan kekerasan, penangkapan sewenang-wenang, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya. 

Keempat, Pembatasan Kebebasan. Kebebasan berorganisasi dan berpolitik dibatasi, serta organisasi-organisasi lokal dibubarkan dan digantikan dengan organisasi yang dikuasai Jepang. 

Kelima, Perlakuan buruk terhadap perempuan.
Perempuan menjadi korban kekerasan seksual dan eksploitasi, serta dipaksa bekerja di berbagai bidang. 

Keenam, Peristiwa Singaparna. Penolakan terhadap kewajiban membungkuk ke arah matahari terbit (Seikerei) oleh KH. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pesantren, yang berujung pada perlawanan dan penumpasan oleh Jepang. 

Dari data-data tersebut, tentang kejamnya penjajahan dalam segala sisi kehidupan, kita berharap diumur 80 tahun Indonesia merdeka,  nilai-nilai penjajahan yang sudah dilakukan oleh pemerintah Jepang  dan Belanda tidak terulang lagi.  

Kita berharap negeri ini bisa menjaga nilai-nilai kemerdekaan yang sudah di anugerahkan oleh Ilahi (Allah SWT). Di umur 80 tahun, Indonesia merdeka, janganlah kita menjajah dan menjarah negeri dan rakyat sendiri. Dengan mengelola negara dan SDA dengan semena-mena tanpa ilmu, dengan menjual apapun milik negeri ini kepada orang asing, 

Merdeka itu kata bapak Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, memiliki pandangan bahwa manusia merdeka adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. 

Sedangkan dalam Islam,  kemerdekaan itu tidak sekadar bebas dari penjajahan fisik.
Kemerdekaan sejati adalah terbebas dari segala bentuk perbudakan, baik yang bersifat fisik maupun spiritual, termasuk perbudakan hawa nafsu, syirik, dan ketidakadilan. 

Kemerdekaan juga berarti mampu menjalankan kehidupan sesuai syariat Islam, dengan akal dan hati yang merdeka, serta bertanggung jawab atas setiap tindakan. 

Wallahu'alam. Moga Allah menjaga negeri ini, dari penjajah yang bersembunyi di balik kekuasaan, dibalik pakaian-pakaian berdasi, dibalik apapun yang bisa merusak negeri tercinta ini. "Merdeka Indonesia, Tetaplah Merdeka"

 

*) PENULIS adalah  Dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved