Kupi Beungoh

Jalan Lurus Erdogan di Idlib – Suriah

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Teuku Zulkhairi (penulis) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Oleh Teuku Zulkhairi*)

IDLIB, salah satu Provinsi Suriah sebenarnya masuk dalam zona de eskalasi militer sesuai kesepatan Astana antara Turki, Rusia dan Iran.

Di zona ini “diharamkan” ada serangan militer dari pihak manapun, karena sangat padat penduduk, di mana banyak di antaranya adalah pengungsi dari wilayah lain.

Tapi Rusia dan Iran rupanya terus menerus memfasilitasi dan mendukung rezim Bashar al-Assad yang telah kehilangan legitimasi rakyatnya untuk menyerang zona ini.

Alhasil, jika tidak ada yang bisa hentikan, Idlib diprediksi akan menjadi zona pembantaian terbesar di dunia modern.

Seperti yang sering dilakukannya di tempat lain, Rusia dengan pesawat canggih dan bom-bom mutakhirnya akan membakar wilayah ini untuk memudahkan milisi-milisi bekingan Iran untuk masuk dan mengambil kantong terakhir oposisi Suriah.

Kita tidak heran mengapa Iran dan Rusia melanggar kesepakatan Astana yang mereka buat sendiri dengan Turki.

Kecurigaan saya, Iran dan Rusia mengambil inisiatif menyerang Idlib, karena merasa Turki sedang punya banyak musuh, khususnya karena Amerika Serikat juga sedang menargetkan Turki dalam perang ekonominya.

(3 Sosok yang Mungkin Bisa Menyelamatkan Turki dari Donald Trump)

(Berpotensi Picu Konfrontasi, Patung Sosok Erdogan Bercat Emas di Jerman Dipindahkan)

Seperti diketahui, Amerika Serikat saat ini sedang menyerang mata uang Turki dalam apa yang disebut Amerika sebagai pembalasan atas sikap Turki yang tetap menahan Andrew Brunson.

Brunson adalah seorang pastur Amerika yang telah lama tinggal di Turki.

Dia ditangkap pihak keamanan Turki karena keterlibatannya dalam jaringan terorisme.

Mungkin faktor Andrew Brunson hanyalah alasan kecil.

Pada faktanya,  Amerika menyerang lira Turki untuk tujuan melemahkan ekonomi Turki, sebuah serangan lanjutan setelah kudeta gagal dua tahun lalu.

Inilah kesimpulan yang lebih logis.

Jadi, nampaknya Rusia dan Iran punya keyakinan kuat bahwa Turki tidak akan berkutik menyaksikan Rusia dan Iran membakar Idlib bersama rezim Bassar Assad yang memang terkenal sadis karena telah membunuh hampir satu juta rakyatnya.

Halaman
1234

Berita Terkini