George Si Siput Darat Paling Kesepian di Dunia Mati, Pertanda Kembali Punahnya 1 Spesies Langka

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

George dikenal sebagai siput darat dari spesies Achatinella apexfulva di Hawaii yang paling kesepian di dunia.

SERAMBINEWS.COM - Awal tahun 2019 menjadi saksi akan punahnya satu spesies fauna langka di dunia.

Seekor siput jantan langka dari spesies Achatinella apexfulva di Hawaii bernama George telah mati.

Dikutip TribunTravel.com dari laman This is Insider, George dikenal sebagai siput paling kesepian di dunia.

Baca: Hal Ini yang Jadi Alasan Militer Lebanon Dilarang Main Game Online PUBG

Siput darat ini mati dalam usia 14 tahun dan dinamakan dengan nama yang sama seperti kura-kura Pulau Pinta Galapagos, 'Lonesome George' atau George yang kesepian.

George si siput mati pada Tahun Baru 2019 lalu.

Hal ini dinyatakan oleh Department of Land and Natural Resources atau Departemen Pertanahan dan Sumber Daya Alam Hawaii.

Baca: Demi Lamar Sang Kekasih, Luthfi Maizakusuma Bersepeda dari Malang ke Tiongkok

Kematian George memupuskan harapan untuk melesetarikan spesies tersebut.

Menurut siaran pers dari Departemen Pertanahan dan Sumber Daya Alam Hawaii, George menjadi 'duta besar' untuk diangkatnya isu tentang siput darat Hawaii.

George juga sudah menjadi berita utama di surat kabar lokal dan menghibur ratusan anak sekolah selama bertahun-tahun.

Baca: Seorang Nelayan Warga Simpang Mamplam Ditangkap, Ini Masalahnya

George si siput darat berusia 14 tahun ini merupakan individu yang terakhir dari spesiesnya.

Sama seperti George si kura-kura Galapagos atau Sudan si badak putih utara.

"Meski berasal dari garis keturunan evolusi yang berbeda, dua spesies binatang bernama George ini sama-sama menjalani kehidupan di penangkaran."

Baca: Bongkar Pengaturan Skor Liga Indonesia, Ini Kata Waka Satgas Anti Mafia Bola Brigjen Krishna Murti

"Kepergian kedua spesies tersebut membuat jejak-jejak jutaan tahun evolusi (pada) seluruh genom dan cetak birunya untuk upaya penciptaan kembali mereka terlupakan," tulis Departemen Pertanahan dan Sumber Daya Alam Hawaii dalam postingan Facebook bergaya obituarinya.

A. apexfulva adalah yang pertama dari lebih dari 750 spesies siput darat Hawaii yang dideskripsikan dalam ilmu pengetahuan dunia Barat.

Penyebutan pertama spesies ini dimulai pada 1787 ketika seorang kapten menamainya setelah melihat cangkang siput tersebut pada karangan bunga atau lei yang ia terima.

Baca: Mengenal Kakeibo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang

Dengan ciri-ciri ujung kuning yang dikenal dengan istilah 'apex fulva,' spesies A. apexfulva pernah umum ditemukan di wilayah tersebut dan kerapkali digunakan untuk membuat lei.

Para peneliti telah mengumpulkan 10 spesimen terakhir yang diketahui pada 1997 dan membawanya ke laboratorium di Universitas Hawaii untuk penangkaran.

Baca: Praktik Prostitusi dalam Peradaban Manusia: Prostitusi Kuil Hingga Kamp Penghibur Prajurit Perang

Sementara beberapa di antara spesimen tersebut berhasil membuat keturunan, kecuali George yang akhirnya mati.

"George tumbuh besar dalam sangkar sendirian."

"Meskipun siput adalah binatang hermafrodit, memiliki bagian jantan dan betina, spesies A. apexfulva tampaknya merupakan spesies memerlukan partner untuk bereproduksi," jelas Departemen Pertanahan dan Sumber Daya Alam Hawaii.

Departemen Pertanahan dan Sumber Daya Alam Hawaii juga menyimpulkan, spesies siput darat Hawaii yang tersisa menghadapi ancaman besar dari spesies invasif dan perubahan iklim.

Baca: Tingkatkan Pendapatan Petani, Abdya Salurkan 180.200 Batang Bibit Pinang Betara 

Kematian George si siput darat Hawaii juga merupakan pertanda mengenai apa yang akan terjadi bagi Kāhuli siput pohon lainnya.

Jika tidak ada upaya pelestarian dan perlindungan dilakukan lebih cepat, akan ada lebih banyak siput darat yang mengalami kepunahan.

Potongan berukuran 2 milimeter dari kaki George si siput darat memang telah dikumpulkan pada 2017 untuk tujuan ilmiah dan dipertahankan dalam pembekuan di San Diego Frozen Zoo.

Baca: Pembuat Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Hapus Akun, Buang Ponsel, Lalu Kabur dari Jakarta

Meskipun saat ini upaya mengkloning siput masih belum mungkin terjadi, diharapkan pengkloningan pasti akan terwujud suatu hari nanti untuk menghidupkan kembali spesies siput darat yang telah punah ini.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Siput Darat Paling Kesepian di Dunia Mati, Pertanda Punahnya 1 Spesies Langka
Penulis: Rizkianingtyas Tiarasari
Editor: Sinta Agustina

Berita Terkini