Longsor di Subulussalam

Dalam 12 Jam Dua Kali Longsor di Jalan Nasional Aceh-Medan di Subulussalam

Penulis: Khalidin
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Material longsor yang menimbun badan jalan nasional Aceh-Medan, Sabtu (15/2/2020) di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor-Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin dan petir hingga saat ini masih melanda Kota Subulussalam.

Bahkan dalam 12 jam terakhir, sudah dua kali terjadi longsor yang menimpa badan jalan nasional Aceh-Medan, Sumatera Utara.

Terkini, longsor terjadi Sabtu (15/2/2020) di Kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan.

Akibatnya, puluhan kendaraan yang dari Aceh menuju Medan Sumatera Utara maupun sebaliknya terjebak di lokasi longsor.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, longsor terjadi sekitar pukul 14.30 WIB petang ini. Material longsor berupa tanah dan bebatuan menimbun badan jalan yang berada di lereng bukit Kedabuhen.

”Ada longsor barusan di Kedabuhen, mobil tidak bisa melintas,” kata Heldri Bako, salah seorang warga di daerah tersebut kepada wartawan.

Hingga saat berita ini disusun proses pembersihan masih berlangsung dengan menggunakan satu unit alat berat milik PPK 13 Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sementara para pengendara harus berhenti menunggu tuntasnya pekerjaan pembersihan.

Satu jam kemudian, material tanah longsor yang menimpa jalur nasional Aceh-Medan, Sumatera Utara di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam berhasil dibersihkan mulai dibersihkan.

Puluhan kendaraan yang dari Aceh menuju Medan Sumatera Utara maupun sebaliknya yang sempat terjebak di lokasi longsor mulai bergerak.

Pantauan Serambinews.com di lapangan, material longsor yang menimpa badan jalan nasional dibersihkan dengan menggunakan alat berat milik PJN.

Kebetulan, alat berat juga sedang membersihkan material longsor yang terjadi, Jumat (14/2/2020) malam.

Pasalnya, tengah malam tadi longsor juga menimpa badan jalan nasional dan melumpuhkan lalulintas di sana.

Dalam beberapa hari terakhir tanah longsor dan pohon tumbang masih melanda Kota Subulussalam khususnya di kawasan Kedabuhen.

Ini karena wilayah itu menjadi salah satu pusat cuaca ekstrem berupa hujan deras, angina kencang hingga petir. Curah hujan yang tinggi selama ini memicu pergerakan tanah di perbukitan hingga longsor dan acapkali menimbun badan jalan nasional di sana.

Sebelumnya, akibat angin kencang menyebabkan tumbangnya pohon dan menimpa daban jalan hingga melumpuhkan arus lalu lintas di Kedabuhen, Jontor Penanggala.

Kejadian pohon tumbang sekitar pukul 21.10 WIB tadi malam. Dua batang pohon di kawasan hutan Jontor menjelang Kedabuhen, Kecamatan Penanggalan tumbang dan membentangi badan jalan nasional Aceh-Medan.

Akibatnya, puluhan kendaraan berbagai jenis terperangkap tidak bisa melanjutkan perjalanan baik dari Medan menuju Aceh ataupun sebaliknya.

Selain menimpa badan jalan, satu tiang listrik ikut patah terkena pohon tumbang. Jaringan listrik di wilayah tersebut padam akibat kabel dan tiang PLN yang terkena dampak pohon tumbang.

Pohon tumbang terjadi setelah wilayah ini dilanda hujan deras disertai angin termasuk petir. ”Kejadian sekitar pukul 21.10 WIB tadi malam,” kata Herman.

Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan satu unit alat berat milik PJN yang dikerahkan ke lokasi. Berkat bantuan masyarakat dan sejumlah pihak di sana pukul 23.15 WIB arus lalulintas Aceh-Medan kembali pulih.

Hingga berita ini disusun kondisi cuaca di Kota Subulussalam masih redup dan berpotensi hujan.(*)

Gegara Youtube, Wisata Seks di Puncak Mendunia, Turis Mancanegara Sengaja Datang Demi Mencicipinya

Keji! Bayi 6 Bulan Tewas Dimutilasi Orangtuanya jadi 3 Bagian, Jasad Dibuang ke Sumur

Tak Hanya Tamsar 27, Tahun Ini Seluruh Fasilitas ke Objek Wisata Aceh Tamiang Dibenahi

Untuk Kepentingan Ekonomi, Pintu Tol Aceh Tamiang Digeser ke Minuran

Berita Terkini