Heru mengatakan, paling banyak jenis narkotika yang ditangkap berupa ganja sintetis atau gorila dan sabu.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Peredaran narkoba selama pandemi virus Corona mengalami peningkatan, terutama dalam dua bulan terakhir.
Para pengedar narkoba memanfaatkan sistem daring atau secara online dalam bertransaksi.
Hal itu disaampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Heru Winarko, dalam konferensi pers secara daring, Jumat (12/6/2020).
Heru mengatakan, paling banyak jenis narkotika yang ditangkap berupa ganja sintetis atau gorila dan sabu.
• Mualem Minta Kepastian Terkait Pemulangan Warga Aceh di Malaysia
• Tangkap Komplotan Pencuri, Polisi Kasih Kejutan Saat Bangunkan Pelaku: Selamat Ulang Tahun
Dalam beberapa bulan terakhir, pihaknya banyak mengungkap penjualan dua jenis narkotika tersebut secara online.
"Paling banyak ganja gorila dan beberapa sabu lewat online.
Karena penggunanya kan di rumah saja, sehingga cara memasuki nya lewat online," kata Heru Winarko.
Gandeng Go-jek dan Grab
• Unsyiah Teken MoU dengan BBPOM, Akan Kerja Sama di Bidang Ini
• Polda Aceh Imbau Masyarakat tak Buka Lahan dengan Membakar Hutan, Ini Sanksinya
Menyusul meningkatnya tarnsaksi lewat online di masa pandemi, BNN menggandeng aplikasi transportasi online Grab dan Go-Jek Indonesia untuk mencegah peredaran narkoba melalui online atau daring.
"Kita kerja sama dengan Grab dan Gojek dan juga layanan-layanan pengiriman kaya TIKI dan lain-lain.
Termasuk juga kantor kantor POS kita kerja sama juga," kata Heru.
Dia mengatakan, nantinya jasa transportasi tersebut akan diminta untuk mengawasi segala pengiriman barang yang dilakukan oleh pemesan dan mitranya.
Jika ada kejanggalan, ia meminta platform tersebut melaporkan ke BNN.
"Karena kalau ada barang-barang yang mencurigakan mereka report ke kita.
• FBI Kembali Tangkap Mata-mata China Saat Akan Pulang ke Negaranya, Sudah Setahun Mengintai di AS
• Komisi Kejaksaan Awasi Tim Jaksa Kasus Novel Baswedan
Jadi kalau ada barang-barang masuk mereka informasi ke kita. Karena ini (peredaran narkoba-red) beralih transaksinya mereka kebanyakan online," tuturnya.
Makin Ketat
Heru juga menyebutkan, kasus penyeludupan narkotika dari luar negeri melalui perbatasan dinilai semakin rendah.
Pasalnya, kurir yang mengantarkan barang-barang tersebut kerap sulit beraksi di masa pandemi.
Menurut Heru, pengetatan orang atau barang yang masuk dari perbatasan selama pandemi membuat kurir kerap kesulitan.
• Terkait Isu Hoaks yang Menerpa Tujuh Bank, OJK Aceh Minta Nasabah Tak Perlu Khawatir
• Juli, Bukopin Buka Cabang Syariah di Aceh
Sehingga, barang narkotika yang diselundupkan dari luar negeri pun sulit lolos.
"Memang narkoba boleh dikatakan sekarang ini yang dibawa perorangan akan susah masuk ke Indonesia karena perbatasan perbatasan diawasi.
Di perbatasan, bukan hanya orang tetapi juga barang dan memang meningkat sekali (pengawasannya), sehingga susah masuk ke Indonesia untuk kurir-kurir tersebut," katanya.
BNN, kata Heru, tetap melakukan penindakan hukum terhadap kurir yang akan menyeludupkan barang haram tersebut ke Indonesia.
Terakhir, pihaknya menangkap kurir narkoba yang terlebih dahulu tertangkap saat akan mengirimkan ke Indonesia.
"Ada beberapa memang yang kita bisa handle. Harusnya dikirim ke Indonesia tapi kita bisa tangkap di sana (luar negeri)," jelasnya.
• Ibu Muda Dicabuli Tetangga di Kebun, Korban Sempat Bantu Pelaku Petik Pepaya
• VIRAL Video TikTok Pejabat Bondowoso dengan Perempuan di Meja, Ngaku Khilaf & Tidak Mesum
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak untuk menghentikan dan mengagalkan peredaran narkoba di Indonesia.
Temasuk bantuan aparat kepolisian dan sejumlah negara sahabat.(igman/tribunnetwork/cep)