“Kalau mau perang kan kita hadang lawan. Tapi beliau tetap berdiri di baris depan untuk memimpin pasukan,” ungkap Komeng, seraya menyebutkan, bahwa almarhum adalah sosok panglima yang gagah, berani, tegas, dan taat beribadah kepada Allah SWT.
Seperti diketahui tanggal 8 September 2004 adalah hari kelabu bagi perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Pada hari itu, satu pejuang gerilya GAM yang amat disegani di wilayah Peureulak, Aceh Timur syahid.
• Begini Hidup Ambiya & Adiknya Setelah 16 Tahun Panglima GAM WIlayah Peureulak Tgk Ishak Daud Syahid
• Nasir Djamil : Presiden Jokowi Harus Respon Pinjaman Negara Emas 400 Kg dari Saudagar Gayo Lues
• Mengenang 16 Tahun Kepergian Ishak Daud, Sang Panglima GAM yang Meninggal Bersama sang Istri
• Ishak Daud Sang Fenomenal, Pernah Ditenggelamkam di Laut, Memimpin Gerilya GAM Hingga Akhir Hayatnya
Ia adalah Ishak Daud, yang dikenal sebagai Panglima GAM Wilayah Peureulak.
Ishak Daud syahid dalam satu pertempuran hebat dengan prajurit TNI di kawasan Babah Krueng, Peureulak Timur, Aceh Timur.
Ishak Daud syahid dengan penuh luka tembak di bagian kepala dan dada.
Ikut pula istrinya, Cut Rostina syahid di sisinya dalam pertempuran terakhir itu.
Ishak Daud bersama istrinya dimakamkan di Desa Blang Glumpang, Kuala Idi Rayeuk, Aceh Timur, tiga hari setelah tertembak.
Sejak peristiwa kelabu itu, GAM berduka.
Bendera bintang bulan setengah tiang berkibar menjadi saksi bisu atas syahidnya Sang Panglima.
Dalam rentetan perjuangan GAM membebaskan Aceh dari Indonesia, sosok Ishak Daud amat berpengaruh.
Ia adalah sosok panglima dan komandan yang dihormati dan disegani.
Bahkan para pengikut setianya memanggil Ishak Daud dengan sebuat "Abusyik", atau sosok yang dituakan dan dihormati.
Punya latar belakang pelatihan militer di Libya, sosok Ishak Daud kaya dengan pengalaman bergerilya di hutan belantara pedalaman Aceh Timur.
Ia memimpin gerilyawan GAM di wilayah Peureulak, Aceh Timur.