16 Tahun Ishak Daud Meninggal

Begini Hidup Ambiya & Adiknya Setelah 16 Tahun Panglima GAM WIlayah Peureulak Tgk Ishak Daud Syahid

Mengenang jasa dan perjuangan almarhum, Panglima Sagoe 05 Idi Kuta Syafrizal Komeng, dan sejumlah kombatan GAM, dan anak sulung almarhum Ambiya (20) S

Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Screen shot Youtube AchehNational
Almarhum Ishak Daud saat bersama masyarakat di Aceh Timur. 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Hari ini, 8 September 2020 merupakan haul ke-16 meninggalnya Tgk Ishak Bin Daud, dan istrinya Cut Rostina, atau tepatnya pada 8 September 2004 silam.

Tgk Ishak Daud adalah panglima GAM wilayah Peureulak, Aceh Timur, yang syahid bersama istrinya dalam pertempuran hebat dengan aparat kemanaan di kawasan Babah Krueng, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur, 8 September 2004 silam.

Mengenang jasa dan perjuangan almarhum, Panglima Sagoe 05 Idi Kuta Syafrizal Komeng, dan sejumlah kombatan GAM, dan anak sulung almarhum Ambiya (20) Selasa (8/9/2020) siang mengunjungi makam almarhum sekaligus memanjatkan doa, di TPU Desa Blang Geulumpang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Dalam kesempatan itu, Syafrizal Komeng, juga mengajak masyarakat Aceh agar senantiasa memanjatkan doa terhadap para almarhum pejuang GAM di seluruh Aceh agar mendapat rahmat dan hidayah rahmat Allah SWT.

Mengenang 16 Tahun Kepergian Ishak Daud, Sang Panglima GAM yang Meninggal Bersama sang Istri

Ishak Daud Sang Fenomenal, Pernah Ditenggelamkam di Laut, Memimpin Gerilya GAM Hingga Akhir Hayatnya

Detik-detik Terakhir Panglima GAM Ishak Daud Tertembak, Istrinya Ikut Syahid dalam Kondisi Hamil

“Almarhum Abu Syik, adalah tokoh pejuang GAM tertua di Aceh Timur, namun kita tidak membuat acara doa khusus apalagi di masa pandemik. Karena itu, untuk mengenang jasa dan perjuangannya mari kita panjatkan doa untuk almarhum dan seluruh almarhum pejuang GAM di Aceh,” harap Komeng.

Perjanjian MoU Helsinki, jelas Komeng, adalah cita-cita perjuangan yang diharapkan rakyat Aceh segera terwujud.

Karena itu, pihaknya berharap pemerintah dapat segera merealisasikan semua butir-butir perjanjian yang tertuang dalam Mou Helsinki tersebut.

“Selain itu, kita juga mohon pemerintah agar memperhatikan pendidikan, dan biaya hidup anak-anak yatim yang ayahnya telah syahid dalam perjuangan,” harap Komeng.

Harapan Anak Almarhum

Ambiya (20) anak tertua almarhum Ishak Daud, Selasa siang juga ikut mendampingi Panglima Sagoe Idi, menjenguk makam ayahnya.

Panglima Sagoe 05 Idi Kuta Syafrizal Komeng, didampingi Tgk Afan mantan kombatan GAM, dan anak almarhum Tgk Ishak Daud, mengunjungi dan memanjatkan doa kepada almarhum Tgk Ishak Daud, dan istrinya Cut Rostina, di TPU Blang Geulumpang, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Selasa (8/9/2020).
Panglima Sagoe 05 Idi Kuta Syafrizal Komeng, didampingi Tgk Afan mantan kombatan GAM, dan anak almarhum Tgk Ishak Daud, mengunjungi dan memanjatkan doa kepada almarhum Tgk Ishak Daud, dan istrinya Cut Rostina, di TPU Blang Geulumpang, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Selasa (8/9/2020). (SERAMBINEWS/SENI HENDRI)

Dalam kesempatan itu, Ambiya bercerita bahwa saat ayah dan ibunya syahid dalam pertempuran saat ia masih berusia 3,5 tahun.

Saat itu ia dan adiknya Cut Anisa tinggal bersama neneknya di Desa Blang Geulumpang Idi Rayeuk.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, ia dan adiknya Cut Anisa, dirawat oleh neneknya.

Usai tamat SD, hingga saat ini Ambiya diasuh oleh Ridwan Abubakar atau Nek Tu anggota DPRA saat ini.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved