Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe pada Rabu (2/12/2020) hari ini, kembali merilis terkait jumlah warga yang terkonfirmasi Covid-19 dan yang sudah dinyatakan sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Lhokseumawe, dr Said Alam Zulfikar menyebutkan, untuk total warga yang terkonfirmasi Covid-19 sampai hari ini, mencapai 329 orang.
Itu mempunyai arti bahwa, pada hari ini ada penambahan satu kasus positif Covid-19, setelah enam hari terakhir tidak ditemukan kasus baru.
"Setelah enam hari tidak ada penambahan kasus, hari ini baru kembali ada penambahan satu warga kita yang terpapar Covid-19," kata Kadinkes.
Sedangkan rincian dari total 329 warga yang telah terpapar Covid-19 di Kota Lhokseumawe sekarang ini, beber dia, 308 orang sudah selesai proses isolasi atau sudah dinyatakan sembuh serta 14 orang meninggal dunia.
Baca juga: Viral Video Lafaz Azan Diganti Seruan Jihad, Asal Usulnya Terungkap, 7 Warga Minta Maaf
Baca juga: Kejari Sabang Geledah Dishub Terkait Kasus Dugaan Korupsi Belanja BBM, Sita Barang & Voucher Ini
Baca juga: Terpikat Dua Pemain Bola, Ibu Muda Ini Ajak Remaja Itu ke Rumah Lalu Merayunya Berbuat Tak Senonoh
Sedangkan warga yang masih terpapar Covid-19 hingga saat ini, terang Kadinkes Lhokseumawe, sebanyak tujuh orang.
"Dari tujuh orang yang masih terpapar corona itu, lima orang sedang menjalani isolasi mandiri dan dua lainnya dirawat di rumah sakit," papar dr Said.
Pada kesempatan tersebut, dr Said kembali mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dengan kondisi secara global kasus Covid-19 masih terus meningkat.
"Terus terapkan protokol kesehatan, seperti selalu menggunakan masker bila sedang di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin, dan jaga jarak," demikian dr Said.
Waspadai gejala Covid-19
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terus mempelajari seputar gejala virus corona.
Menurut CDC, selain paru-paru, banyak organ yang terpengaruh Covid-19. Selain itu, cara infeksi juga dapat memengaruhi kesehatan seseorang.
Baca juga: Sejumlah Pantai di Abdya Bertabur Sampah
Baca juga: Viral Video Pelajar Tumpangi Alat Berat Seberangi Sungai Demi Ikuti Ujian
Baca juga: Jembatan Rusak Diterjang Banjir
Melansir berbagai sumber, 23 November 2020, berikut beberapa gejala jangka panjang yang paling sering dilaporkan dari pasien positif terpapar virus corona.
1. Kelelahan. Seperti dituliskan Nature, kelelahan menjadi salah satu efek jangka panjang dari Covid-19.
Selama sembilan bulan terakhir, semakin banyak orang yang melaporkan kelelahan dan rasa tidak enak badan yang melumpuhkan setelah terserang virus corona.
2. Sesak napas. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 143 orang dengan Covid-19 yang telah pulang dari rumah sakit di Roma, menemukan bahwa 53 persen melaporkan kelelahan dan 43 persen mengalami sesak napas rata-rata 2 bulan setelah gejala dimulai.
"Sebuah penelitian terhadap pasien di China menunjukkan bahwa 25 persen memiliki fungsi paru-paru abnormal setelah 3 bulan dan 16 persen masih kelelahan," tulis Nature.
3. Batuk. Batuk merupakan gejala persisten paling umum yang terlihat di Klinik Pemulihan Covid-19 di Montefiore Medical Center di New York.
Baca juga: Pemkab Terima Masker dari Pemerintah Aceh
Baca juga: Pengumuman PT. Poly Construction Engineers
Baca juga: DPRK Minta Pemko Segera Siapkan Belajar Tatap Muka
Dituliskan dalam jurnal JAMA, pasien yang terinfeksi Covid-19 belum tentu dapat kembali ke kondisi sedia kala. Selain batuk yang terus menerus, hilangnya rasa dan bau kemungkinan tetap muncul.
4. Sakit kepala. Melansir Hardvard Health, gejala paling umum yang terjadi pada pasien Covid-19 antara lain kelelahan, nyeri tubuh, sesak napas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala, dan sulit tidur.
5. Nyeri dada dan nyeri otot. Gejala panjang yang dilaporkan, beberapa orang mengaku mengalami nyeri dada parah bersama dengan nyeri tubuh lainnya.
Selain itu, terdapat pasien yang mengalami berkeringat atau menggigilm, bahkan masalah pencernaan.
6. Sulit berkonsentrasi. Beberapa orang mengalami masalah memori dan konsentrasi. Gejala termasuk sakit kepala, kurang tidur, kecemasan, dan gejala lain yang berakar di otak.
Gejala-gejala neurologis yang dialami banyak penderita Covid-19 selama berbulan-bulan setelah infeksi awal dikenal dengan istilah kabut otak.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya Buka Pendaftaran Calon Penerima Beasiswa, Catat Waktu dan Persyaratannya
Baca juga: Oknum Perangkat Desa yang Cabuli Belasan Anak Ditembak, Melawan Saat Ditangkap
Baca juga: Tim Gabungan Razia di Peusangan Warga Mulai Lupakan Masker
7. Demam. Melansir Kompas.com, 23 Maret 2020, demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar virus.
Sebuah penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, China, mengidentifikasi pola khas gejala terkait virus corona Covid-19.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Kurang lebih sepertiga pasien mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas. Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi lebih lanjut.
Pasien mungkin terinfeksi virus tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih. Namun, saat gejala muncul, dapat mirip dengan pneumonia. Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu, yang membedakannya dengan pneunomia.
Baca juga: Viral Surat Hasil Tes Swab Habib Rizieq Positif Covid-19, MER-C Membantah: Bukan dari Kami
Baca juga: DPRK Lhokseumawe dan KIP Aceh Bahas Tentang Pilkada 2022
Baca juga: Polisi Pasang Spanduk di Jalan yang Amblas
Lalu bagaimana pola harian gejala virus corona atau Covid-19? Pada hari 1, pasien biasanya demam. Pasien kemungkinan juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka juga mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Memasuki hari 5, pasien kemungkinan mengalami kesulitan bernapas, terutama jika di usia lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Pada hari 7, menurut penelitian Universitas Wuhan, merupakan waktu rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit.
Hari 8, pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC Cina) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Kondisi ini terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru. ARDS tersebut sering kali berakibat fatal, bahkan sampai menyebabkan kematian.
Baca juga: Banda Aceh Mulai Siapkan Belajar Tatap Muka, Dilarang Ada yang Berjualan di Sekolah
Baca juga: BUMD Sumut Ingin Pasarkan Nilam dan Serai Wangi Aceh
Baca juga: Gandeng Kekasih, Ayu Ting Ting Jenguk Anak Zaskia Gotik, Anggap Arsila Anaknya Sendiri
Hari 10, jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini menjadi waktu dalam perkembangan penyakit ketika kemungkinan besar pasien dirawat di ICU.
Pasien-pasien mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hari 17, rata-rata orang yang pulih dari virus corona dapat keluar dari rumah sakit setelah dua setengah minggu.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, WHO merekomendasikan beberapa hal seperti mencuci tangan secara teratur, memakai masker dengan benar, dan menjaga jarak aman.
Selain itu, juga disarankan untuk menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan.(*)
Bersama-kita lawan virus corona. Serambinews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak)