Bentuknya mirip buah melon warna kuning di dalam sungai yang dikenal dengan nama Krueng Meuh, terletak di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen.
Menurut ahli, yang ditemukan itu adalah batu giok, tembus cahaya, dan sampai saat ini masih dia simpan dengan baik.
Dek Gam menceritakan awalnya dia pergi bertiga dengan temannya.
Baca juga: Kemenkumham Aceh Adakan Pengawasan Kekayaan Intelektual di Nagan, Sekda Serah Papan Nama dari Giok
Baca juga: Pansus DPRA Dorong Pemerintah Aceh Realisasikan Bantuan Rp 20 M untuk Masjid Giok di Nagan Raya
Namun, yang masuk ke dalam sungai hanya berdua.
Mereka mencari dan membolak-balik setiap batu yang dianggap gemstone, tapi hanya satu yang dideteksi benar dan diyakini sebagai giok.
Pada masa deman giok banyak yang menawar batu tersebut dengan harga 8 sampai dengan 12 juta rupiah.
Namun, Dek Gam berpikir bahwa ke depan harganya pasti lebih mahal, maka selalu dia tahan.
Katanya, “Andai ada yang menawar di atas 15 juta, maka batu itu akan dilepas walaupun saya berharap hargannya mencapai 20 juta rupiah.
” Namun akhirnya, batu tersebut kini menjadi barang antik saja di rumahnya, karena tak ada yang berminat membeli dengan harga di atas Rp 12 juta.
Kemegahan batu giok Aceh sudah tak asing bagi pecinta giok, selain warnanya yang menarik harganya juga bervariasi mulai dari harga di bawah seratus ribu sampai jutaan rupiah.
Sebagai upaya untuk melestarikan batu giok Aceh, Ketua Dekranas Aceh, Ibu Dyah Erti Idawati mempromosikan batu giok Aceh ke Yogyakarta pekan lalu.
Beliau berharap ada pelatihan bagi pengrajin batu giok di Aceh, sebagaimana diberitakan Harian Serambi Indonesia, Minggu lalu.
Selama ini yang ada di Aceh batu giok baru diolah menjadi mata cincin, mata kalung, dan gelang.
Untuk ke depan hendaknya dapat dibuat aneka perhiasan rumah tangga atau wadah yang bermanfaat, termasuk untuk di kantor seperti asbak, sumpit, tempat pulpen, dan vas bunga.
Suatu hari nanti kita berharap ada berbagai aksesori dan sovenir khas Aceh dari batu giok.
Semoga batu giok Aceh ‘meugiwang’ kembali.
Baca juga: Giok Harusnya Datangkan Banyak Laba bagi Aceh
Baca juga: Dyah Erti Idawati, Promosikan Giok Aceh di Yogya