Selain itu, untuk belanja modal dialokasikan Rp 1,607 triliun atau 15,17 persen dari total belanja.
Terdiri dari belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja gedung, bangunan, jalan, jaringan irigasi, serta belanja modal aset tetap.
Kemudian untuk belanja tidak terduga dialokasikan Rp 67,425 miliar dan belanja transfer Rp 1,6 triliun.
Sedangkan pendapatan tahun anggaran 2023 direncanakan senilai Rp 9,8 triliun, turun sebesar 36,24 % (Rp 3,552 triliun) dibandingkan pendapatan tahun anggaran 2022 yang sebesar Rp 13,352 triliun.
“Pendapatan itu kita rencanakan bersumber dari rencana Pendapatan Asli Aceh (PAA) Rp 2,805 triliun, meningkat sebesar 9,25 persen dari target rencana pendapatan Tahun Anggaran 2022 Rp 2,568 triliun,” jelasnya.
Selanjutnya, disebutkan Bustami, pendapatan transfer dari pusat direncanakan Rp 6,993 triliun, mengalami penurunan Rp 3,77 triliun dibandingkan tahun 2022 Rp 10,773 triliun.
Baca juga: APBA Turun Rp 6 T, Program JKA Tetap Berlanjut
Dengan demikian, kontribusi rencana pendapatan dana transfer dari pusat pada tahun depan terhadap APBA 2023 hanya sebesar 71,35 persen, turun 9,32 persen dari sebelumnya 80,68 persen.
Di luar itu masih ada pendapatan lain yang sah yang direncanakan Rp 1,968 triliun.
Pj Gubernur dalam pidato yang dibacakan Bang Bus menjelaskan, salah satu faktor menurunnya pendapatan ini karena mulai tahun 2023 mendatang penerimaan transfer dana otonomi khusus tinggal 1 persen lagi dari sebelumnya 2 persen setara DAU Nasional.
Tahun anggaran 2023 disebutkannya, merupakan tahun yang penuh tantangan bagi APBA terkait dengan beberapa isu, baik dari sisi kemampuan, maupun kebutuhan fiskal.
“Program-program pemulihan ekonomi daerah diperkirakan akan mengalami hambatan di tahun 2023.
Di antaranya seperti ancaman inflasi akibat penyesuaian harga BBM dan terjadinya penurunan kemampuan fiskal karena transfer dana otsus yang menurun signifikan.
Sebelumnya kita dapat 2 persen dari DAU nasional, mulai tahun depan 2023 tinggal 1 persen lagi,” kata Bustami membacakan pidato Pj Gubernur Aceh.
Sidang paripurna kemarin berjalan dengan aman dan lancar, meski di luar gedung DPRA banyak mahasiswa yang melakukan aksi demontrasi menolak kenaikan harga BBM.
Ratusan polisi terlihat berjaga di sekeliling gedung utama untuk mengamankan jalannya sidang paripurna DPRA tersebut. (her/mas)
Baca juga: APBA Turun Rp 6 T, Bagaimana Nasib JKA? Falevi: Selama Kami di DPR, Kami Pastikan JKA Tetap Ada
Baca juga: Mulai Tahun 2023, APBA Berkurang Rp 6 Triliun, Pakar Ekonomi Aceh Sebut Dampaknya Sangat Serius