Di mana pada masa hidupnya, ia berpesan jika meninggal nanti maka ia minta untuk dimakamkan di Taif saja. Bukan di Kota Makkah ataupun Madinah. Meskipun ia telah banyak berjuang bersama Rasulullah, tetapi dirinya tetap merasa tak pantas untuk dimakamkan di dua kota suci tersebut.
Hari itu banyak peziarah yang mengunjungi masjid Ibnu Abbas ini. Saya pun sempat menyaksikan beberapa peziarah asal Pakistan yang melekatkan tangannya di dinding masjid sambil membaca doa. Di dalam masjid, kami pun menyempatkan shalat sunah dua rakaat.
Perjalanan ke Taif hari itu saya tutup dengan mengunjungi lokasi tempat produksi minyak wangi. Aneka aroma parfum menguap di tempat ini. Harganya pun lumayan karena minyak wangi di sini dikemas dengan eksklusif.
Setelah seharian menelusuri Taif, saya pun beristirahat sejenak di salah satu restoran. Di tempat itu kami menikmati nasi mandhi dengan daging kambing muda yang khas.
Saat menikmati setiap suapan nasi itu, saya membayangkan betapa indahnya Islam. Ketenangan dan kenikmatan kita terhadap agama ini, hakikatnya adalah buah dari beratnya perjuangan dakwah Rasulullah.