Berita Abdya

Muhammad Mullya, Anak Pedagang Ikan Keliling Asal Abdya Lulus SNBP di F-MIPA Kimia USK, Ini Kisahnya

Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LULUS SNBP - Muhammad Mullya, siswa SMA Negeri 6 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), lulus di F-MIPA USK Prodi Kimia lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2025. Siswa ini anak dari seorang pedagang ikan keliling.

Siswa SMA Negeri 6 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ini tak menduga berhasil lulus seleksi lewat jalur SNBP di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) Prodi Kimia.

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Muhammad Mullya, tidak percaya bahkan sempat terdiam sejenak kala melihat hasil pengumuman Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.

Siswa SMA Negeri 6 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ini tak menduga berhasil lulus seleksi lewat jalur SNBP di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) Prodi Kimia.

Kepada Serambinews.com, Sabtu (12/4/2025), Mullya mengungkapkan, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan sangat tinggi.

Bahkan, cita-citanya itu sudah ia pendam sejak menduduki bangka Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Semangat Mullya untuk melanjutkan kuliah sempat terhalang oleh kondisi ekonomi keluarga yang kurang mapan. 

Pasalnya, ayahnya bernama Tarmihin (50) hanya penjual ikan kelililing dan ibunya bernama Yusra (40) hanya ibu rumah tangga atau IRT.

Baca juga: Cokelat Viral Dubai Ternyata Terinspirasi dari Ngidam Seorang Ibu Hamil

"Kondisi mereka pun kini sudah mulai sakit-sakitan,” ujar remaja berkulit sawo matang itu.

Mullya yang beralamat di Desa Kuta Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Abdya itu, juga memiliki seorang adik laki-laki yang masih berusia 15 tahun. Selama sekolah, keduanya dibiayai penuh oleh kedua orang tuanya.

Namun demikian, remaja kelahiran 11 September 2004 itu sadar bahwa kondisi ekonomi keluarganya tidak bisa diharapkan sepenuhnya.

Maka, sepulang sekolah, ia pun ikut membantu sang ayah merawat padi di sawah milik neneknya.

“Ayah juga ada tanam padi di sawah milik nenek, sebagai kerja sampingan saat beliau pulang jualan ikan. 

Sekarang ayah tidak lagi berjualan jauh, Cuma sekitaran Kecamatan Jeumpa dan Kuala Batee saja, karena ayah mengalami sakit batuk dan sesak,” ungkapnya. 

Baca juga: Ragam Retorika Pemimpin di Indonesia: “Ndasmu” Prabowo hingga “Bek Syeh Syoh” Mualem

Bahkan, kata Mullya, kondisi ibunya juga tidak bisa lagi bekerja berat, sebab sudah mengalami sakit kolestrol. Maka, segala kebutuhan keluarga ditanggung penuh oleh sang ayah.

Halaman
12

Berita Terkini