Salam

Perang Melawan Narkoba Harus jadi Gerakan Bersama

Fakta ini menunjukkan bahwa Aceh masih menjadi jalur strategis bagi sindikat narkoba, baik nasional maupun internasional.

Editor: mufti
Serambi Indonesia
EKSPOSE NARKOTIKA – Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah didampingi Wakapolda Aceh, Bupati Gayo Lues, Kepala BNNP Aceh, Kepala Kanwil DJBC Aceh, Dirresnarkoba Polda Aceh, Kapolres Gayo Lues, serta Pejabat Utama Polda Aceh, memperlihatkan barang bukti narkotika yang diamankan dalam tiga bulan terakhir, dalam konferensi pers di Mapolda Aceh, Senin (6/10/2025). 

Pengungkapan peredaran narkotika oleh Polda Aceh yang mencapai 1,3 ton ganja, 80,5 kilogram sabu, dan 1 kilogram kokain dalam kurun waktu tiga bulan terakhir adalah alarm keras bagi kita semua. 

Fakta ini menunjukkan bahwa Aceh masih menjadi jalur strategis bagi sindikat narkoba, baik nasional maupun internasional.

Aceh, dengan garis pantai yang panjang dan akses darat yang luas, terus dimanfaatkan oleh jaringan narkotika lintas negara. Barang haram ini ditemukan di tiga wilayah berbeda, yaitu Gayo Lues, Aceh Utara, dan Sabang. Bahkan, sabu yang diamankan berasal dari jaringan internasional Thailand–Indonesia.

“Barang bukti semua ini kita dapat di daratan, jadi tidak dikejar sampai ke laut. Kalau di laut biasanya kita bekerja sama dengan Bea Cukai dan Polair. Namun karena kali ini di darat, pengungkapan dilakukan murni oleh personel Direktorat Narkoba,” kata Kapolda Aceh, Irjen Marzuki sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (6/10/2025).

Kita tahu bersama, Kapolda Aceh saat ini, Irjen Marzuki Alibasyah, bukanlah sosok baru dalam perang melawan narkoba. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh. Pengalaman tersebut tentu menjadi modal penting dalam memetakan jaringan, memahami pola peredaran, dan merancang strategi penindakan yang lebih tajam.

Langkah-langkah yang diambil Polda Aceh menunjukkan pendekatan yang tidak hanya represif, tetapi juga strategis. Penangkapan terhadap 55 tersangka dalam waktu singkat adalah bukti bahwa operasi ini bukan sekadar reaktif, melainkan hasil dari intelijen dan koordinasi yang matang.

Namun, keberhasilan penindakan ini harus diimbangi dengan upaya pencegahan yang menyentuh akar persoalan, terutama dalam membentengi generasi muda Aceh dari jerat narkoba. Mereka adalah aset masa depan yang harus dilindungi melalui edukasi sejak dini tentang bahaya narkotika. 

Sekolah, pesantren, dan kampus perlu menjadi benteng moral yang kokoh, sementara pemerintah daerah harus memperkuat program Kampung Bebas Narkoba dan rehabilitasi berbasis komunitas agar upaya pemberantasan ini berjalan menyeluruh dan berkelanjutan

Oleh sebab itu, kita mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk tidak tinggal diam. Jangan biarkan tanah yang diberkahi ini menjadi ladang subur bagi kejahatan narkotika. Mari kita jaga generasi kita, mari kita jaga Aceh. Karena perang melawan narkoba bukan hanya tugas polisi. Ini adalah tanggung jawab kita bersama.

Kita juga berharap agar Pemerintah Pusat memberikan perhatian lebih terhadap Aceh dalam hal penguatan sumber daya dan anggaran pemberantasan narkoba. Dukungan terhadap aparat penegak hukum, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal harus ditingkatkan agar gerakan melawan narkoba tidak terputus di tengah jalan.(*)

 

POJOK

Puluhan tiang rambu hilang dicuri

Mungkin dianggap lebih berguna jadi tiang bangunan hehehe

Dua kubu PPP islah

Akhirnya sadar juga, sekarang sudah beda rezim

TRK minta PLTU prioritaskan listrik untuk Nagan Raya

Betul, jangan seperti ayam mati di lumbung padi

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved