Bahaya Konsumsi Daging Ikan Hiu, Kadar Merkurinya Berpotensi Rusak Sistem Saraf

Hiu adalah predator puncak atau apex predator di laut. Posisi ini membuat hiu memakan banyak ikan kecil dan mengakumulasi zat beracun

Editor: Amirullah
freepik
ILUSTRASI IKAN HIU - Bahaya Konsumsi Daging Ikan Hiu, Ternyata Kadar Merkurinya Tinggi 

Akibatnya, kadar merkuri dalam daging hiu jauh lebih tinggi dibandingkan ikan lain. 

Jika masuk ke tubuh manusia, merkuri dapat merusak sistem saraf. 

Risiko terbesar dialami oleh janin, anak kecil, dan wanita hamil. 

Efek paparan merkuri bisa berupa gangguan otak, kerusakan koordinasi tubuh, hingga masalah perkembangan pada anak.

Baca juga: Benarkah Waktu Terbaik Makan Buah Saat Perut Kosong? Begini Penjelasannya

Racun lain dalam daging hiu 

Melansir dari laman Shark Research Institute, selain merkuri, daging hiu juga mengandung racun lainnya, seperti:  

  • Arsenik: Studi menemukan kadar arsenik dalam daging hiu melebihi standar konsumsi aman. Paparan arsenik meningkatkan risiko kanker kulit, kandung kemih, dan paru-paru. 
  • Timbal (Lead): Riset di Samudra Pasifik menunjukkan hiu memiliki kadar timbal sangat tinggi. Timbal dapat memicu kejang, koma, bahkan kematian. 
  • Urea: Hiu memiliki kadar urea tinggi, yang memberi bau menyengat pada dagingnya. Konsumsi urea berlebih dapat merusak ginjal. 

Sejumlah penelitian juga menemukan adanya racun dari mikroorganisme laut seperti ciguatoxins dalam tubuh hiu. 

Racun ini dapat menyebabkan keracunan ciguatera, yakni gangguan saraf serius yang ditandai dengan mual, pusing, dan lemas.

Temuan penelitian di Korea dan Afrika Selatan  

Dua studi besar baru-baru ini memberikan gambaran jelas tentang bahaya konsumsi hiu. 

Studi di Korea Selatan 

  • Meneliti hubungan antara konsumsi daging hiu dengan kadar merkuri dalam darah manusia. 
  • Hasilnya, orang yang sering makan hiu memiliki kadar merkuri darah yang jauh lebih tinggi, melebihi batas aman WHO. 
  • Kondisi ini meningkatkan risiko gangguan saraf dan masalah kesehatan jangka panjang. 

Studi di Afrika Selatan 

  • Menganalisis 41 ekor hiu bronze whaler (Carcharhinus brachyurus). 
  • Hampir semua sampel mengandung merkuri dan arsenik. 
  • Estimated Daily Intake (EDI) menunjukkan paparan merkuri delapan kali lipat lebih tinggi dari batas aman US-EPA, sementara arsenik dua kali lipat lebih tinggi.
  • Meski beberapa sampel masih di bawah ambang batas, konsumsi jangka panjang tetap berbahaya.

Dampak bagi kesehatan manusia 

Paparan dari Oceanic Preservation Society menjelaskan bahwa konsumsi daging hiu secara berulang dapat menyebabkan penumpukan logam berat berbahaya di dalam tubuh manusia.  

Merkuri, arsenik, dan timbal yang terkandung dalam daging hiu tidak bisa dikeluarkan tubuh dengan cepat. 

Zat-zat ini menumpuk di organ penting seperti otak, hati, dan ginjal, lalu menimbulkan penyakit kronis. 

Arsenik yang terdapat dalam beberapa spesies hiu juga berbahaya. 

Paparan arsenik meningkatkan risiko kanker kulit, kandung kemih, dan paru-paru, serta dapat memicu penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2.

Sementara itu, timbal (lead) dalam daging hiu dapat menimbulkan efek mulai dari sakit perut, sakit kepala, hingga kondisi berat seperti kejang, koma, bahkan kematian jika kadarnya tinggi. 

Sumber: TribunNewsmaker
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved