Kesehatan

Jangan Remehkan Luka Hati pada Orang Tua, dr Zaidul Akbar: Bisa Picu Penyakit Berat!

Menurutnya, perasaan yang tidak selesai bisa menjadi “toksin emosi” yang berpengaruh langsung pada kesehatan fisik.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
YouTube dr. Zaidul Akbar Official
Dokter sekaligus pendakwah kesehatan, dr Zaidul Akbar, mengingatkan bahwa banyak penyakit berat ternyata berawal dari kondisi hati yang menyimpan ganjalan terhadap orang tua. 

SERAMBINEWS.COM - Dokter sekaligus pendakwah kesehatan, dr Zaidul Akbar, mengingatkan bahwa banyak penyakit berat ternyata berawal dari kondisi hati yang menyimpan ganjalan terhadap orang tua.

Menurutnya, perasaan yang tidak selesai bisa menjadi “toksin emosi” yang berpengaruh langsung pada kesehatan fisik.

“Ternyata ya, tema penyakit fisik itu takkan bisa dilepaskan dari ganjalan hati terhadap orang tua. Dengan segala kekurangan mereka, akhirnya mengganjal di hati dan jadi toksin emosi,” ujar dr Zaidul Akbar, Sabtu (27/9/2025).

Ia menegaskan, efek dari emosi yang terpendam bukanlah hal kecil. Justru, banyak kasus penyakit berat terjadi karena seseorang tidak bisa melepaskan luka hati kepada orang tuanya.

“Dan sayangnya, seringkali penyakit-penyakit tersebut bukanlah penyakit ringan. Rata-rata malah penyakit berat,” jelasnya.

dr Zaidul Akbar mengajak setiap anak untuk memaafkan orang tua atas segala keterbatasan mereka dalam mendidik. Sebab, tidak semua orang tua memiliki bekal ilmu maupun teladan yang cukup ketika menjalani peran sebagai ayah dan ibu.

Baca juga: Stroke dan Penyakit Jantung Bisa Dicegah, dr Zaidul Akbar Ingatkan Obat Utamanya Cuma Bahan Alami

“Maafkan dan mintalah maaf ke mereka. Maafkan atas semua kekurangan mereka dan ketidaktahuan mereka dalam mendidik anak-anak mereka, sehingga sikap yang muncul adalah karena ketidaktahuan,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa orang tua tetaplah manusia yang bisa melakukan kesalahan, baik lewat ucapan maupun sikap.

“Mereka juga manusia yang tanpa ilmu, bisa jadi orang tua yang sangat mudah berbuat kesalahan, baik dengan kata maupun sikap yang mungkin kurang pas,” pungkasnya.

Dengan demikian, dr Zaidul Akbar menekankan bahwa kesehatan jiwa dan raga tidak bisa dipisahkan dari kondisi hati. Salah satu kunci untuk mencegah penyakit berat, kata dia, adalah dengan memaafkan orang tua dan berdamai dengan masa lalu.

Kata dr Zaidul Akbar 3 Hal Ini Jadi Penyebab Lemahnya Jantung, Dipengaruhi Oleh Penyakit Hati?

Ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar mengungkap penyebab lemahnya jantung seseorang, ternyata hal ini berkaitan dengan penyakit hati.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab lemahnya kondisi jantung yang disampaikan oleh dr Zaidul Akbar.

Baca juga: Warisan Tersembunyi dari Orang Tua yang Bisa Bikin Anak Sakit, dr Zaidul Akbar Buka Suara

Secara umum, penyebab lemahnya jantung bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti makanan yang dikonsumsi, aktivitas tubuh, pola hidup yang tidak sehat dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, dr Zaidul Akbar mengungkap bahwa salah satu penyebab lemahnya jantung yang sering kita sepelekan adalah adalah penyakit hati.

Hal tersebut disampaikan dr Zaidul Akbar pada kesempatan dakwahnya yang diunggah ulang melalui kanal YouTube dr Zaidul Akbar Official. 

Dalam penjelasannya, beberapa penyakit hati yang dapat menyebabkan lemahya jantung menurut dr Zaidul Akbar adalah buruk sangka, curiga, dugaan bahkan kebencian yang timbul dari dalam hati dapat menyebabkan pelemahan pada jantung.

"Buruk sangka, curiga, dugaan, bahkan kebencian, itu akan menjadi penyebab lemahnya jantung. Jadi kalau cara mudah terkena penyakit jantung gimmana? Oh gampang, curigaan aja terus sama orang, buruk sangka aja terus, duga-duga buruk terus sama orang," kata dr Zaidul Akbar.

Maka dari itu, jika ingin terhindar dari penyakit jantung hindarilah berprasangka buruk dan hindari menaruh sikap curiga pada orang lain.

Baca juga: dr Zaidul Akbar Bongkar Rahasia Buang Lendir: Cukup dengan Rempah Sederhana

"Kalau itu dikembalaikan ke kalimat yg benar berarti cara kita menjaga jantung itu tetap baik apa? Dimulai dari kandungan, maka jangan banyak duga-duga tentang sesuatu, jangan banyak duga-duga tentang orang lain, jangan banyak duga-duga tentang orang di luar kita apalagi orang yang sangat dekat dengan kita,"

Jika anda was-was terhadap kejahatan manusia, itu di luar kendali diri kita. Maka letakkan waspada bukan berburuk sangka.

"Kalau misalkan dia mau berbuat buruk sama kita, itu lain cerita ya.

Tapi ini tidak dalam hal ini katakanlah orang jam setengah satu panjat pagar kita, apa kita harus berbaik sangka? Bukan begitu maksudnya, itu kita harus waspada bukan baik sangka," bebernya," sambung dr Zaidul Akbar.

Contohnya, dalam konteks yang normal, misalkan jika kita berteman, jangan menaruh prasangka buruk.

Mulailah pertemanan yang baik dengan lingkungan sekitar dan membuat prasangka baik terhadap teman.

Menduga atau berprasangka buruk terhadap sesuatu yang belum terjadi atau terhadap orang lain bisa membuat jantung bermasalah tutur dr Zaidul Akbar.

"Harus dalam konteks yang normal misalkan kita punya teman, 'jangan-jangan dia mau menjerumuskan saya ini, jangan-jangan dia, jangan-jangan dia banyak betul curiganya, gak boleh," pungkas dr Zaidul Akbar.

(Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved