Kesehatan

Ternyata Ada Panty Liner Terbuat dari Koran Bekas, dr Boyke Ingatkan Bahaya Pakai Tiap Hari

Pantyliner adalah salah satu produk kewanitaan yang berfungsi untuk menjaga kelembaban di area kewanitaan

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
YT Kacamata dr Boyke
Dr Boyke menegaskan bahwa pemakaian panty liner setiap hari sebenarnya aman, asalkan produk yang digunakan memenuhi standar kesehatan. 

dr Boyke bahkan membenarkan, menstruasi di zaman sekarang ini terjadi cepat pada anak perempuan. 

"Usia idela mentruasi sekarang ini makin muda ya, zaman saya dulu waktu SMP kelas 1/2, usia 13-14 tahun," katanya.

Menurut dr Boyke, peningkatan kualitas gizi menjadi pemicu utama percepatan menstruasi pada anak perempuan.

Baca juga: Rahasia Panjang Umur dan Awet Muda Terungkap, dr Boyke: Hindari Stres Berlebihan dan Makanan Ini

“Gizi kita sekarang jauh lebih baik. Anak-anak makan lebih teratur, asupan protein lebih tinggi, dan kondisi kemakmuran juga meningkat,” ujarnya.

Gizi yang baik mempercepat pertumbuhan fisik dan hormonal, termasuk pematangan sistem reproduksi.

Hal ini membuat anak perempuan mengalami menstruasi lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.

Selain gizi, dr Boyke menyoroti pengaruh media yang semakin terbuka dan merangsang.

“Anak-anak sekarang sering melihat gambar laki-laki tanpa baju, model dengan pakaian minim, atau adegan romantis di film dan media sosial. Itu semua bisa merangsang otak mereka berkembang lebih cepat,” jelasnya.

Paparan konten sensual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat memicu ketertarikan seksual dan mempercepat proses pubertas.

Bahkan interaksi antar lawan jenis yang ditampilkan dalam film remaja bisa memengaruhi psikologis anak.

dr Boyke juga menyoroti perubahan budaya yang kini lebih terbuka terhadap isu seksualitas.

“Kalau dulu tabu, sekarang anak bisa tanya langsung ke orangtua atau cari tahu sendiri. Tapi kalau tidak diberi pendidikan seks yang benar, mereka bisa salah arah,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak yang sudah menstruasi secara biologis sudah matang, namun secara mental belum tentu siap.

Tanpa edukasi seksual yang tepat, mereka bisa terjebak dalam perilaku berisiko seperti seks bebas.

dr Boyke mengimbau para orangtua untuk aktif memberikan edukasi seksual sejak dini.

“Kalau anak tidak tahu, mereka seperti orang buta yang berjalan. Bisa jatuh dan terjerumus,” katanya.

Edukasi seksual bukan berarti mengajarkan seks, melainkan memberi pemahaman tentang tubuh, batasan, dan tanggung jawab.

Dengan penjelasan yang sesuai usia, anak akan lebih siap menghadapi perubahan tubuh dan lingkungan sosialnya. (Serambinews.com/Firdha)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved