Kesehatan

Fenomena Ani-Ani dan Sugar Daddy: dr Boyke Ungkap 5 Alasan Kenapa Pria Paruh Baya Justru Makin Ganas

Kondisi ini berkaitan dengan penurunan hormon testosteron, dinamika rumah tangga, hingga pelayanan emosional dan fisik yang ditawarkan para ani-ani.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
TAULANY TV
Seksolog dr Boyke - Dokter seksolog, dr Boyke, menjelaskan bahwa ada alasan ilmiah sekaligus psikologis mengapa sebagian pria di usia 40–60 tahun tampak semakin aktif atau mudah tergoda dalam hubungan di luar pernikahan. 

SERAMBINEWS.COM - Fenomena ani-ani dan sugar daddy kembali ramai dibicarakan, terutama ketika dikaitkan dengan perilaku pria paruh baya yang kerap dinilai masih “bergairah” meski usia sudah tidak muda lagi.

Dokter seksolog, dr Boyke, menjelaskan bahwa ada alasan ilmiah sekaligus psikologis mengapa sebagian pria di usia 40–60 tahun tampak semakin aktif atau mudah tergoda dalam hubungan di luar pernikahan.

Menurutnya, kondisi ini berkaitan erat dengan penurunan hormon testosteron, dinamika rumah tangga, hingga pelayanan emosional dan fisik yang ditawarkan para ani-ani.

1. Testosteron Mulai Turun di Usia 33 Tahun

Dikutip dari YouTube Wendri Cagur, Senin (17/11/2025), dr Boyke menjelaskan bahwa penurunan testosteron sebenarnya sudah dimulai sejak usia 33 tahun, dan berlangsung secara konsisten sebesar 1persen setiap tahun.

“Testosteron itu menurun setahun satu persen sejak usia 33. Dan penurunan itu pasti terjadi, mau diapakan juga,” ungkap dr Boyke.

Penurunan hormon ini menyebabkan perubahan stamina dan performa seksual.

Baca juga: Viral Anak Perempuan Dicium-cium Gus Elham, dr Boyke Beber 5 Cara Ajarkan Edukasi Seksual pada Anak

Jika dulu saat usia 20-an masih mampu dua sampai tiga ronde, di usia menjelang 40 tahun banyak pria mulai merasakan perubahan signifikan, seperti cepat mengantuk setelah satu ronde.

Meski tidak bisa dihentikan, penurunan testosteron bisa diperlambat melalui olahraga rutin, pola makan sehat, serta konsumsi makanan yang membantu produksi testosteron alami.

Sebaliknya, kebiasaan seperti begadang, merokok, dan konsumsi alkohol membuat penurunan ini berlangsung lebih cepat dari angka normal.

2. Ketika Tubuh Melemah, Ego Justru Ingin Membuktikan Diri

Menariknya, saat hormon menurun, sebagian pria justru mengalami dorongan ego untuk membuktikan bahwa mereka masih “keren” dan mampu secara seksual.

Menurut dr Boyke, fase ini berkaitan dengan masa menjelang andropause, yang biasanya terjadi pada usia 57–60 tahun.

Pada fase ini, banyak pria merasa perlu mencari validasi dari luar, apalagi jika merasa performanya bersama pasangan sah tidak seperti dulu.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Bikin Testosteron Anjlok Lebih Cepat, dr Boyke: Nomor 3 Sering Dianggap Sepele Pria

“Kadang mereka pikir, ‘masa sama istri nggak bisa? Coba sama yang lain mungkin bisa,’” katanya.

3. Pelayanan Ani-Ani Membuat Pria Merasa Ditaklukkan dan Dihargai

Salah satu poin penting yang diungkap dr Boyke adalah perbedaan perlakuan antara istri dan ani-ani.

Dalam rumah tangga, dinamika sehari-hari mulai dari lelah, pekerjaan, sampai perbedaan pendapat membuat hubungan terasa realistis dan penuh gesekan.

Sementara ani-ani memberi pengalaman yang sepenuhnya berbeda.

dr Boyke mengungkap, berdasarkan pengalamannya menangani pasien:

“Ani-ani itu memang diservis untuk khusus begitu. Hanya ngomong sama pria ‘iya, enggih’, nggak pernah ngelawan. Apa yang dimau laki, mereka lakukan. Mau dipijatin, mau mandi kucing, semua dilayani.”

Pelayanan tanpa penolakan inilah yang membuat pria merasa dihargai, ditenangkan, dan diberi ruang untuk menjadi sosok yang diinginkan.

Baca juga: Albumin Tinggi, Ikan Gabus Jadi ‘Superfood’ untuk Bumil dan Ibu Pasca Melahirkan Kata dr Boyke

4. Pria Stabil Secara Finansial Jadi Target Empuk

Selain faktor hormon dan psikologi, faktor ekonomi juga berperan besar.

Pada usia paruh baya, banyak pria berada pada fase puncak karier sehingga memiliki kemampuan finansial yang lebih stabil.

Kondisi ini membuka peluang lebih besar untuk terlibat dalam relasi transaksional atau relasi yang memberi “keistimewaan” tertentu.

“Apalagi kalau mereka punya uang,” ujar dr Boyke, “itu makin memungkinkan mereka untuk mencari pembuktian di luar.”

5. Hubungan Bersama Pasangan vs Ani-Ani: Kenapa Rasanya Beda?

Beberapa pria merasa lebih “kuat” saat bersama ani-ani dibanding istri, padahal secara fisik mereka sebenarnya sedang mengalami penurunan.

Menurut dr Boyke, perbedaan itu terjadi karena situasi dan mood yang diciptakan.

Baca juga: Andhika & Ussy Akui Anak Susah Pisah Tidur, dr Boyke Ungkap 5 Cara Jitu Bikin Anak Mau Tidur Sendiri

Dengan pasangan, hubungan sudah penuh rutinitas seperti bertemu tiap hari, mengurus rumah, kelelahan, hingga faktor penampilan yang berubah seiring usia.

Sementara dengan ani-ani, suasananya dibuat menyenangkan, penuh pujian, dan tanpa konflik sehingga menciptakan ilusi bahwa pria tersebut masih memiliki performa seperti dulu.

(Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved