Berita Aceh Tamiang
Dosen FP Unsam Lakukan PkM Sinergisitas Hulu dan Hilir Budidaya Tanaman Nilam di Aceh Tamiang
Hadirkan Narasumber Ahli, Dosen FP Unsam Lakukan PkM Sinergisitas Hulu dan Hilir Budidaya Tanaman Nilam di Aceh Tamiang
Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, KOTA LANGSA - Tim dosen dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Samudra (Unsam) menggelar pelatihan pengembangan tanaman nilam bagi petani Kampung Tanah Terban, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, di Rumah Produksi Nilam Kelompok Tani Jaya, selama 2 hari sejak Selasa - Rabu (7-8/10/2025).
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen Unsam ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menjadikan tanaman nilam sebagai salah satu komoditi unggulan daerah di sektor perkebunan.
Bahkan pihak dosen menghadirkan narasumber ahhli, Teuku Muhammad Fadhil, SP, petani nilam Gen Z alumni Program MSIB di Lembaga Edufarms, Ilyas Safala petani nilam dari Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat.
Ketua Tim PkM Dosen Unsam, Dr. Iswahyudi, S.P., M.Si, didampingi anggotanya, Ir. Rosmaiti, MP dan Ibu Siti Balqies Indra, SP., MP, menyebutkan, PkM dengan Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat kepada Kelompok Tani Jaya didanai oleh DRPM Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Tahun 2025.
"Adapun topik PkM ini adalah, Sinergisitas Hulu dan Hilir untuk Keberlanjutan Budidaya Tanaman Nilam pada Kelompok Tani Jaya,” sebut Dr. Iswahyudi.
Baca juga: Harga Emas Makin Tinggi, Pemuda Aceh Makin Susah Menikah, Ini Respon MPU
Dosen Pertanian Unsam ini menambahkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menjadikan tanaman nilam sebagai salah satu komoditi unggulan daerah di sektor perkebunan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim PKM juga diperoleh informasi bahwa 7 kecamatan yang berada di Aceh Tamiang, memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sentra budidaya tanaman nilam.
Namun kendalanya, petani nilam sulit untuk memperoleh bibit nilam unggul, minimya pengetahuan petani tentang kesuburan tanah dan pengelolaan panen maupun paskapanen yang masih konvensional.
Selain itu, penggunaan alat-alat yang tidak standar, sehingga menyebabkan minyak nilam yang dihasilkan kualitasnya rendah (rendemen >2,5 persen dan Patchouli Alcohol <31>
Untuk menjawab permasalahan ini, jelas Dosen ini, maka pada pelaksanaan PkM ini Tim Dosen Unsam tersebut memfasilitasi dengan mengundang narasumber Teuku Muhammad Fadhil, SP petani nilam Gen Z alumni Program MSIB di Lembaga Edufarms.
Beliau telah mengikuti program magang selama 6 bulan di Propinsi Sulawesi Tengah, dengan membawakan materi tentang teknik pembibitan tanaman nilam unggul.
Dalam paparannya, Teuku Muhammad Fadhil, SP menyampaikan bahwa untuk menghasilkan tanaman nilam berkualitas, maka bibit yang ditanam harus unggul, dan berasal dari varietas yang sesuai dengan lokasi penanaman.
Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa lokasi penanaman nilam di Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang, varietas Lhokseumawe adalah bibit yang sangat sesuai untuk dibudidayakan di Pesisir Timur Aceh.
Kemudian bibit nilam yang baik, diperbanyak secara vegetatif melalui stek yang berasal dari pucuk tanaman.
Sedangkan untuk menghindari serangan penyakit layu fusarium dan kaki gajah, maka indukan tanaman nilam harus disemprot dengan insektisida dan fungsida.
Baca juga: Dosen Unsam Latih Kaum Ibu di Langsa Sulap Cangkang Kerang Jadi Pupuk, Daun Mangrove Bisa Jadi Sabun
Sementara narasumber lainnya, Ilyas Safala merupakan petani nilam dari Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat, memberikan materi tentang defisiensi unsur hara pada lahan budidaya tanaman nilam.
Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa pada tahap pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan rekomendasi Pemeliharaan Tanaman Spesifik Lokasi.
Terkait dengan pemupukan wajib menerapkan prinsip 5 T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat sasaran).
Kemudian di hadir kedua kegiatan itu, Dosen Unsam juga menghadirkan narasumber Muhammad Syahrial, SE, merupakan Sekretaris Koperasi Aroma Tamiang Makmur yang memberikan materi tentang Analisis Usahata Tani Nilam.
Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa tanaman nilam mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dilihat dari sisi ekonomi.
Menurutnya, dalam 1 hektar diperlukan biaya produksi sebesar Rp 40.000.000 dengan pengahasilan atau pendapatan kotor per satu kali panen (5 bulan umur tanam) sebesar Rp 90.000.000, sehingga diperoleh pendapatan bersih Rp 50.000.000 atau rata-rata Rp 10.000.000/bulan.
Selain itu, dari usaha tani nilam yang selama ini dilakukan oleh mitra petani dari Koperasi Aroma Tamiang Makmur mampu menurunkan angka kemiskinan.
Bahkan telah menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Rangkaian kegiatan PKM pada hari ke 2 ini ditutup dengan penyampaian materi Pelatihan Metode Visual Evaluation of Soil Structrure (VESS).
Baca juga: Jembatan Gantung Lambhuk-Lamseupeung Diresmikan, Mudahkan Warga ke Masjid Keuchik Leumiek
Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas tanah karena cepat, efektif dan dapat menggambarkan kondisi kualitas tanah pada berbagai tipe tutupan lahan.
Metode VESS mudah untuk diterapkan pada lahan dengan akses yang sulit dan terbatas serta memberikan hasil yang cepat.
Adapun parameter yang dapat di evaluasi antara lain struktur tanah melalui analisis ukuran agregat tanah, bentuk agregat, porositas tanah, warna, dan akar menggunakan bagan yang berisi dimensi dan deskripsi untuk mengetahui karakteristik tanah.
Dr. Iswahyudi, SP., M.Si dikesemoatan itu berharap setelah dilakukan PkM ini, bisa meningkatkan ketrampilan petani dalam budidaya tanaman nilam, aspek produksi dan aspek manajemen untuk keberlanjutan usaha.
Dosen ini juga menyampaikan bahwa pada tanggal 15 Oktober 2025 nanti, Dosen PkM akan melakukan serah terima satu unit pH tanah, 1 set pisau stek nilam.
Lalu, satu unit mesin destilasi minyak nilam berbahan stainless stell dengan kapasitas produksi 30 kg /proses.
"Harapan kami dengan pemberian alat ini akan menghasilkan minyak nilam dengan kualitas tinggi (rendemen <2>31 % ) oleh petani nilam Aceh Tamiang ini," pungkasnya.
Baca juga: Wamendukbangga Ingin Sekolah Garuda Mampu Lahirkan Pemimpin Unggul di Aceh
Barista Aceh Diminati Negara Timur Tengah, Gaji Bisa Capai Rp 18 Juta |
![]() |
---|
Ummi Arongan Wafat, PA/KPA Aceh Tamiang Sebut Almarhumah Pejuang Dakwah |
![]() |
---|
BPJN Aceh Mulai Perbaiki Kerusakan Jembatan Krueng Tamiang |
![]() |
---|
Harga Emas Meroket, Pria Lajang di Aceh Kesulitan Penuhi Tradisi Mahar |
![]() |
---|
Pengurus Baru Terbentuk, Pematang Jadi Wadah Berkembangnya Aceh Tamiang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.