Potret Thalassemia di Aceh

Dibalik Senyum Anak-anak Thalassemia dan Darah yang tak Pernah Cukup

Thalassemia adalah kelainan darah genetik yang diturunkan dari kedua orang tua, dan pengidapnya kerap harus menjalani transfusi darah seumur hidup.

Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE COVER KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI SENIN 20251027 

Dalam sebulan ia hanya mendapatkan upah antara Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu. Uang tersebut ia gunakan untuk belanja sehari-hari, hingga biaya perjalanan ke Banda Aceh untuk melakukan transfusi darah.

Uang serba pas-pasan, memaksa Siti harus mencari pekerjaan tambahan. Ayahnya Mahdi (80), tidak bisa membantu banyak. Di usia senjanya, orang tua Siti tak bisa bekerja terlalu berat.

Sementara suami dan ayah dari ketiga anaknya kini sedang menjalani masa penahanan di penjara. Siti pun kini bertugas sebagai ibu merangkap kepala rumah tangga. Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Siti.

Terdiagnosa sejak Balita

Siti bingung ketika anak pertamanya Muhammad Hafiz didiagnosa thalassemia oleh dokter. Awalnya ia mengira hal itu hanyalah anemia biasa. Namun saat mengetahui bahwa itu thalassemia, hatinya seketika menjadi hancur.

Tak sanggup ia membayangkan anaknya harus mengalami ketergantungan darah pada orang lain untuk bertahan hidup. “Pas tahu itu sedih sekali. Karena mereka masih kecil. Mereka berdua ini lahir normal, dan dari keluarganya nggak ada riwayat terkena thalassemia,” ujarnya.

Sudah tak terhitung berapa kantong darah yang sudah masuk ke dalam tubuh anaknya. Hal itu juga berefek pada tumbuh kembang mereka berdua.

Gejala Awal

Gejala awal, anaknya sering sakit-sakitan dengan kondisi badan memucat. Organ limpa anaknya kala itu sudah mulai membengkak. Sebelumnya, ia sudah beberapa kali membawa anaknya bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. 

Namun kondisi yang sudah berkepanjangan, membuat dirinya semakin gelisah. Perawat dari RSUD Aceh Besar kemudian menyarankan dirinya untuk menemui dokter Heru yang membidangi penyakit anak di RSUDZA.

Di sana ia baru mendapat kabar bahwa anaknya menderita thalassemia. Pihak rumah sakit menyarankan agar anaknya melakukan transfusi seminggu sekali dan dua minggu sekali. 

Namun, akibat terkendala biaya, memaksa Siti harus menunggu lebih lama agar anaknya bisa melakukan transfusi. Per 20 hari, ia baru membawa keduanya anaknya menjalani transfusi darah di Banda Aceh. Hal itu dilakukan karena ia juga harus bekerja membersihkan rumah orang lain. 

“Hafiz dia sekali transfusi harus dua kantong, sementara adiknya itu satu kantong,” ucapnya.

Thalassemia sendiri merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan secara genetik dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih sedikit hemoglobin dibandingkan normal.

Hal ini mengakibatkan sel darah merah lebih cepat rusak dan kekurangan darah (anemia), sehingga penderitanya sering merasa lelah dan pucat. Gejala bisa ringan atau berat, dan untuk kasus yang parah mungkin memerlukan transfusi darah seumur hidup.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved