Opini
Prospek Sukuk Ritel di Tengah Badai Ekonomi Global
Aceh, dengan komitmen kuat pada sistem ekonomi syariah yang telah diinstitusionalisasi melalui Qanun, merupakan lahan subur bagi pertumbuhan
Lantas, bagaimana membentengi minat investasi syariah di Aceh di tengah badai ketidakpastian ekonomi ini? Jawabannya terletak pada sinergi kebijakan dan edukasi yang masif. Pertama, memperkuat literasi keuangan syariah yang kontekstual. Program edukasi tidak boleh berhenti pada penjelasan tentang kehalalan, tetapi harus menjangkau pemahaman tentang variabel makroekonomi. Konsep inflasi, BI Rate, dan yield riil harus disederhanakan dan disosialisasikan melalui kanal yang dipercaya masyarakat Aceh, seperti pesantren, dayah, masjid, dan sekolah. Para teungku dan tokoh masyarakat perlu dilibatkan sebagai agen perubahan untuk menyampaikan pesan bahwa investasi yang cerdas syariah adalah yang mempertimbangkan aspek ekonomi secara utuh.
Kedua, pemerintah daerah dapat mengambil peran lebih pro-aktif. Pemerintah Aceh dapat merancang insentif fiskal, seperti pembebasan pajak daerah atas keuntungan yang diperoleh dari Sukuk Ritel. Insentif semacam ini secara langsung meningkatkan yield riil yang diterima investor lokal, membuat Sukuk Ritel menjadi lebih manis di tengah tekanan inflasi. Selain itu, Pemerintah Aceh dapat memasukkan Sukuk dalam program investasi untuk dana BUMD atau dana sosial keagamaan, memberikan contoh nyata dan membangun kepercayaan.
Ketiga, memperluas dan mendigitalkan akses. Fakta bahwa hanya 35?nk syariah di Aceh yang aktif memasarkan Sukuk Ritel adalah sebuah kesenjangan yang harus segera diatasi. Kolaborasi dengan BSI, BPD Aceh Syariah, dan fintech syariah harus ditingkatkan untuk memastikan masyarakat di pelosok kabupaten dapat membeli Sukuk Ritel dengan mudah melalui platform digital. Kemudahan akses akan mengikis hambatan biaya dan waktu, yang seringkali menjadi alasan masyarakat memilih deposito bank.
Pada akhirnya, Sukuk Ritel di Aceh adalah lebih dari sekadar instrumen investasi; ia adalah benteng ekonomi syariah dan wujud partisipasi rakyat dalam pembangunan nasional. Di tengah badai ekonomi global, ketahanan benteng ini akan diuji oleh gelombang inflasi, angin perubahan yield, dan sinyal kebijakan moneter. Pemerintah, sebagai penerbit, harus memastikan yield Sukuk Ritel tetap atraktif secara riil. Sementara itu, seluruh pemangku kepentingan di Aceh harus bersinergi untuk membekali masyarakat dengan pemahaman yang komprehensif.
Dengan demikian, Sukuk Ritel tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menjadi jembatan emas menuju kemandirian ekonomi masyarakat Aceh yang berlandaskan nilai-nilai Islam yang kokoh.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.