Selamat Hari Ayah

Ayah, Pilar Kokoh dalam Sunyi, Membaca Pengorbanannya yang Sering Terlupakan

Padahal, perhatian sederhana seperti bertanya “Ayah, bagaimana kabarmu hari ini?” Dapat menjadi bentuk penghormatan yang membuatnya

Editor: Ansari Hasyim
Dok Pribadi
Muhammad Yasir Yusuf, dosen Pasca Sarjana UIN Ar Raniry, Prodi S3-Ekonomi Syariah. 

Namun, pergulatan itu tidak ia tampilkan kepada anak-anaknya, karena ia tidak ingin kecemasan itu menular.

Keheningan tersebut dapat dibaca sebagai bentuk silent sacrifice, yakni pengorbanan sunyi yang tak diucapkan, tetapi terasa melalui ketegasan langkah dan ketulusan tindakan. 

Seorang ayah lebih memilih menahan rasa sakit seorang diri, menyimpan kegundahan di balik senyumnya, dan berjalan seolah tanpa beban, demi menjaga stabilitas psikis keluarga. 

Diamnya adalah lautan yang tenang di permukaan, namun menyimpan kedalaman yang sulit dijangkau.
 
Pengalaman Pahit yang Tak Tersampaikan

Banyak ayah melalui pengalaman sosial yang pahit: dibentak, diremehkan, dihina, bahkan diperlakukan tidak adil dalam dunia kerjanya. 

Painful experiences ini sering tidak diungkapkan. 

Ia menelannya sendiri, menjadikannya bagian dari cerita yang tidak pernah selesai, demi tetap melindungi keluarganya dari kecemasan.

Pengalaman-pengalaman seperti ini menunjukkan bahwa ayah sebenarnya hidup dalam ruang yang penuh risiko, baik secara fisik maupun psikis. 

Ia mengambil peran sebagai pelindung dan penyangga keluarga, bahkan ketika ia sendiri merasa terancam. 

Ada masa ketika ayah harus menahan malu, menundukkan kepala, mengetuk pintu-pintu pengharapan atau meminjam uang demi membawa pulang sepiring nasi. 

Ia mengorbankan harga dirinya demi menyelamatkan kondisi keluarga.

Bagi sebagian orang, hal ini mungkin dianggap sederhana. Namun bagi ayah, keputusan untuk menanggalkan martabat duniawinya demi menunaikan amanah adalah bentuk pengorbanan besar. 

Hal tersebut mencerminkan nilai al-itsar (mendahulukan orang lain), yang diabadikan dalam Al-Qur’an: “…dan mereka mengutamakan orang lain atas dirinya, kendati mereka sendiri dalam kesusahan…”(QS. Al-Hasyr: 9).

Ayat ini menggambarkan bahwa pengorbanan tanpa suara adalah puncak dari kepedulian. 

Ayah yang berada pada posisi ini, meletakkan kebahagiaan anak-anak di atas kepentingan pribadinya, bahkan ketika dirinya sendiri sedang berada dalam keterbatasan.

Baca juga: 16 Twibbon Hari Ayah Nasional 2025, Ungkapan Cinta untuk Sosok Pahlawan Keluarga

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved