Gayo Lues

Saluran Irigasi Ambruk di Ulun Tanoh, 68 Ha Sawah Terancam Gagal Tanam

“Petani sangat bergantung pada irigasi ini. Jika tidak segera diperbaiki, 68 hektare sawah bisa tidak digarap musim ini

Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/EDI SUTAMI
IRIGASI AMBRUK - Kondisi saluran irigasi di Desa Ulun Tanoh, Kecamatan Kutapanjang, Gayo Lues, yang mengairi areal persawahan 68 hektare milik masyarakat, Rabu (19/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  •  Irigasi di Desa Ulun Tanoh, Kecamatan Kutapanjang, Gayo Lues ambruk sehingga mengancam persawahan
  • 68 hektare di Gayo Lues lahan terancam tidak bisa digarap pada musim tanam kali ini.
  • Tim penanggulangan bencana sudah berada di lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal dan pengumpulan data teknis. 

 

“Petani sangat bergantung pada irigasi ini. Jika tidak segera diperbaiki, 68 hektare sawah bisa tidak digarap musim ini

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Edi Sutami | Gayo Lues

SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJEREN – Ambruknya saluran irigasi di Desa Ulun Tanoh, Kecamatan Kutapanjang, Gayo Lues, menimbulkan kekhawatiran serius bagi para petani setempat. 

Kerusakan pada jaringan irigasi tersebut membuat aliran air menuju areal persawahan terputus total sehingga sedikitnya 68 hektare lahan terancam tidak bisa digarap pada musim tanam kali ini.

Keuchik Ulun Tanoh, Suhardinsayah, S.Pd, mengatakan kondisi itu sangat mengkhawatirkan dan memerlukan tindakan cepat dari pemerintah daerah.

“Petani sangat bergantung pada irigasi ini. Jika tidak segera diperbaiki, 68 hektare sawah bisa tidak digarap musim ini,” tegasnya kepada Serambinews.com Rabu (19/11/2025).

Ia menjelaskan, kerusakan telah berlangsung sejak beberapa hari lalu dan semakin memburuk akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

Menanggapi laporan warga, Kepala BPBD Gayo Lues, Muhaimini ST M.Ec Dev, memastikan bahwa tim penanggulangan bencana sudah berada di lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal dan pengumpulan data teknis. 

Hasil asesmen tersebut nantinya akan menjadi dasar untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.

“BPBD telah melakukan asesmen awal di lapangan. 

Data dan dokumentasi sedang kami susun untuk dilaporkan kepada pimpinan daerah agar segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Meski demikian, warga berharap pemerintah tidak berhenti pada tahap survei semata. 

Mereka meminta agar penanganan darurat segera dilakukan guna mencegah kerusakan meluas dan menghindari potensi gagal tanam yang bisa berdampak pada ketahanan pangan lokal.

“Yang kami butuhkan adalah solusi cepat. Jika terlalu lama menunggu, petani akan kehilangan musim tanam,” kata salah seorang warga.

Hingga berita ini diturunkan, pasokan air menuju persawahan masih terhenti total. 

Para petani terus memantau perkembangan situasi sambil berharap pemerintah segera melakukan perbaikan agar lahan pertanian mereka kembali mendapatkan aliran air.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved