Berita Banda Aceh

Festival Tunas Bahasa Ibu, Pemerintah Aceh Tegaskan Komitmen Pelestarian Bahasa Daerah

derasnya arus digital dan perubahan zaman menghadirkan tantangan serius bagi pewarisan bahasa ibu, terutama kepada generasi muda

Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr. Syaridin S.Pd., M.Pd, mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, foto bersama saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 yang digelar di Hotel Ayani, Banda Aceh, Sabtu, 22 November 2025. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bahasa daerah di Aceh adalah cermin kekayaan budaya Nusantara.

Menjaga bahasa berarti menjaga jati diri masyarakat Aceh agar tetap hidup di tengah arus globalisasi. 

Di tengah gempuran bahasa global dan digitalisasi, upaya kolektif dari pemerintah, komunitas adat, dan masyarakat—terutama para generasi muda—sangat diperlukan agar warisan linguistik ini tetap hidup dan relevan.

Pemerintah Aceh menegaskan komitmen pelestarian bahasa daerah di Aceh. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr. Syaridin S.Pd., M.Pd, mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 yang digelar di Hotel Ayani, Banda Aceh, Sabtu, 22 November 2025. 

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Syaridin S.Pd., M.Pd, mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, foto bersama saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 yang digelar di Hotel Ayani, Banda Aceh, Sabtu, 22 November 2025.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Syaridin S.Pd., M.Pd, mewakili Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, foto bersama saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2025 yang digelar di Hotel Ayani, Banda Aceh, Sabtu, 22 November 2025. (SERAMBINEWS.COM/HO)

“Aceh memiliki kekayaan bahasa yang luar biasa. Selain Bahasa Aceh, kita memiliki bahasa Gayo, Alas, Kluet, Aneuk Jamee, Tamiang, Simeulue, Devayan, Sigulai, Haloban, dan lainnya. Kekayaan ini adalah identitas dan jati diri kita,” kata Syaridin.

Baca juga: Hadirkan Ruang Baca Ramah Anak, Cara DPKA Buat Pustaka Aceh Nyaman Dikunjungi

Kepala DPKA dalam sambutan tertulis Gubernur Aceh, menyampaikan apresiasi kepada Balai Bahasa Provinsi Aceh atas penyelenggaraan FTBI yang dinilai menjadi momentum penting dalam upaya memajukan bahasa daerah dan memperkuat kebudayaan Aceh.

Kepala DPKA menegaskan, derasnya arus digital dan perubahan zaman menghadirkan tantangan serius bagi pewarisan bahasa ibu, terutama kepada generasi muda. 

Karena itu FTBI dinilai bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan gerakan pemajuan budaya.

Baca juga: DPKA Gelar Kegiatan Gerakan Aceh Membaca di Aceh Utara, Gemar Membaca Masyarakat Aceh Peringkat 18

Syaridin menyebutkan Festival itu dilaksanakan untuk memastikan bahwa anak-anak Aceh tetap mengenal, mencintai, dan menggunakan bahasa ibu mereka. 

"Bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi wadah nilai, pengetahuan, dan kearifan lokal,” ujar dia.

Generasi muda semakin bangga berbahasa daerah

Melalui FTBI, Syaridin berharap generasi muda semakin bangga berbahasa daerah, sementara sekolah dan keluarga memperkuat perannya sebagai penjaga kelestarian bahasa ibu. 

Ia juga mendorong terciptanya inovasi pembelajaran bahasa daerah yang menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.

Kepada para peserta, Gubernur melalui Kepala DPKA berpesan agar FTBI menjadi ruang belajar yang bermakna. 

Baca juga: Perpusnas dan DPKA Galakkan Membaca Sepekan Satu Buku

“Menang atau tidak menang bukan tujuan akhir. Yang terpenting adalah bagaimana adik-adik dapat menjadi duta bahasa yang mampu menjaga dan melanjutkan warisan budaya Aceh,” pesannya.

Pada kesempatan itu, Pemerintah Aceh juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Balai Bahasa Provinsi Aceh atas dedikasi dalam pembinaan, pelestarian, dan pengembangan bahasa daerah.

FTBI tingkat provinsi ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan festival di tingkat kabupaten/kota, dan menjadi tahap seleksi akhir sebelum peserta mewakili Aceh pada tingkat nasional. 

Acara pembukaan dihadiri jajaran Balai Bahasa Provinsi Aceh, para guru pendamping, budayawan, pemerhati bahasa, dan ratusan peserta dari seluruh kabupaten/kota.(*)

Baca juga: Sekolah Inspirasi Bangsa Hadirkan Stan Karakter Diri di Festival Literasi Daerah 2025

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved