Berita Banda Aceh
Kolaborasi Global, Dokter Paru Aceh Sukses Gelar PIRA X, Hadirkan 2 Pakar Dunia Bahas Penanganan TBC
diskusi berfokus pada transformasi layanan kesehatan yang terbarukan, terutama terkait TBC resisten obat dan penemuan mutakhir seputar kanker paru.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Aceh sukses menggelar Pertemuan Ilmiah Respirasi Aceh (PIRA) X selama tiga hari di Gedung Landmark BSI Banda Aceh.
Mengusung tema ambisius “Transforming Lung Healthcare for Better Outcomes,” pertemuan tahunan ini menjadi forum strategis yang mempertemukan dokter paru, residen, dan tenaga kesehatan untuk membahas tantangan dan inovasi terbaru dalam pelayanan kesehatan pernapasan.
Tingginya beban penyakit paru di Indonesia, mulai dari Tuberkulosis (TBC) resisten obat, PPOK, hingga kanker paru dan dampak polusi, menjadikan kegiatan ilmiah ini sangat relevan dan strategis bagi masa depan layanan kesehatan pernapasan.
Dalam PIRA X tahun ini, diskusi berfokus pada transformasi layanan kesehatan yang terbarukan, terutama terkait TBC resisten obat dan penemuan mutakhir seputar kanker paru.
Ketua Panitia PIRA X, dr. Hendra Kurniawan, M.Sc, Sp.P(K), menekankan bahwa tantangan layanan respirasi ke depan membutuhkan dokter yang adaptif dan berbasis bukti.
“Perubahan dalam dunia medis berjalan cepat. Penyakit respirasi kini semakin kompleks dan membutuhkan kompetensi baru dalam diagnosis dan terapi,” ujar dr. Hendra, yang juga mantan ketua BEM FK USK.
Komitmen untuk peningkatan kualitas layanan ini juga ditegaskan oleh Ketua PDPI Aceh, Dr. dr. Mulkan Azhari, M.Sc, Sp.P(K).
“Kita tidak hanya mempelajari obat atau teknologi baru, tetapi juga bagaimana memberi layanan yang lebih manusiawi, tepat sasaran, dan memiliki dampak yang terukur bagi pasien,” tuturnya.
Baca juga: Mubes PIRA Banda Aceh, Prof Hasanuddin Serukan Kebangkitan Marwah Pidie Raya
Hadirkan Dua Pakar Internasional dari Thailand
Keistimewaan PIRA X kali ini adalah kehadiran dua pembicara internasional terkemuka dari Thailand, yakni Prof. Sarunyou Chusri dan Prof. Virasakdi Chongsuvivatwong.
Keduanya membawakan materi vital mengenai perkembangan penanganan Tuberkulosis, khususnya TBC resisten obat, yang masih menjadi perhatian utama di Asia Tenggara.
Materi yang disampaikan meliputi strategi skrining, pemeriksaan molekuler terkini, hingga pendekatan kesehatan masyarakat dalam pengendalian TBC.
"Topik tersebut menjadi perhatian utama peserta mengingat Aceh dan Indonesia masih termasuk wilayah dengan insidensi TB yang cukup tinggi," jelas dr. Mulkan.
Selain pakar internasional, hadir pula pembicara nasional, Dr. dr. Andika Pradana, M.Ked (Paru), Sp.P(K), yang menyampaikan perkembangan terbaru mengenai terapi triple inhalasi (triple therapy) pada penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Ia menjelaskan bahwa kombinasi LABA, LAMA, dan ICS kini menjadi terapi yang lebih efektif untuk pasien PPOK dengan gejala berat atau eksaserbasi berulang.
Penekanan terhadap pentingnya individualisasi terapi berdasarkan respons pasien dan profil klinis menjadi fokus utama diskusinya.
Penyakit PPOK sendiri menjadi salah satu penyebab morbiditas tinggi di Indonesia, terutama akibat kebiasaan merokok, paparan asap biomassa, serta faktor lingkungan.
Baca juga: Guru Besar UI Beri Kuliah Tentang Faal Paru Kepada Calon Dokter Paru Aceh
Inovasi Donasi untuk Palestina dan Kampanye Sehat
Selama tiga hari, peserta PIRA X aktif mengikuti berbagai agenda ilmiah, mulai dari sesi seminar, diskusi, berbagi kasus klinis, hingga praktik langsung (hand on) alat dan prosedur dasar kelainan paru.
Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang pembaruan ilmu, tetapi juga menjadi ruang refleksi mendalam terhadap praktik sehari-hari di layanan respirasi.
Panitia turut menyediakan ruang pameran farmasi dan alat kesehatan untuk mendukung pembaruan teknologi.
Di luar fokus ilmiah, PIRA X juga menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
“Apa yang berbeda kali ini yaitu dalam PIRA X ini kita juga membuat inovasi yaitu 5 persen dari biaya pendaftaran peserta kita donasikan ke Palestina yang disalurkan melalui lembaga Rumah Amal USK,” ungkap dr. Hendra Kurniawan.
Rangkaian kegiatan ditutup pada Minggu pagi (23/11/2025) dengan acara Fun Run & Walk di area Car Free Day Kota Banda Aceh, yang dibuka dan diikuti oleh Wakil Walikota Banda Aceh.
Kegiatan ini menjadi simbol kampanye hidup sehat dan bentuk edukasi tenaga medis kepada masyarakat tentang pentingnya aktivitas fisik dan kesehatan paru.
Dengan terlaksananya PIRA X, PDPI Aceh berharap pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan untuk memberikan perubahan positif dalam efektivitas terapi dan kualitas hasil bagi pasien.
Baca juga: Dokter Paru Gelar Workshop Teknologi Intervensi Tatalaksana Gawat Napas, Perokok Diminta Skrining
“PIRA X 2025 meninggalkan pesan bahwa untuk mencapai hasil klinis yang lebih baik, transformasi bukan pilihan, melainkan keharusan,” tutup dr. Hendra.
Sementara itu, dr. Hulaimi Sp.P, dokter paru perwakilan dari Kabupaten Bireuen, berharap pertemuan ilmiah ini dapat diperluas ke daerah lain di masa mendatang, seperti Bireuen atau Aceh Utara, yang sama-sama memiliki fakultas kedokteran.
Dengan diperluasnya kegiatan ini, ia berharap pembaruan ilmu dapat diakses oleh lebih banyak dokter umum, perawat, dan tenaga medis lainnya.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
| Pemerkosaan Anak, Kuasa Hukum Korban Desak JPU Ajukan Banding Putusan MS Banda Aceh |
|
|---|
| Khiyarullah, Santri Berusia 15 Tahun Dinobatkan Jadi Hafizh Termuda Aceh 2025, Raih Nilai Sempurna |
|
|---|
| Sebagian Wilayah Aceh Berpotensi Hujan dan Badai |
|
|---|
| Kader PKS Diminta Jadi Pelayan Rakyat |
|
|---|
| Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Festival, Ini Bidang yang Dilombakan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Kegiatan-PIRA-X-di-Gedung-Landmark-BSI-Banda-Aceh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.