Berita Banda Aceh

Kemenkraf Genjot Daya Saing Pelaku Usaha Aceh Lewat Pelatihan Akselerasi

“Ekonomi kreatif memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai tambah produk dan jasa lokal. Dia berangkat dari ide, didaftarkan HKI, dan lain...

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
Tribunnews.com/Rianza Alfandi
MEMBERI SAMBUTAN – Direktur Jasa TIK Kemenekraf, Abdul Malik, memberi sambutan pada pembukaan pelatihan program akselerasi yang berlangsung di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, Senin (24/11/2025). Pelatihan ini diikuti sebanyak 20 badan usaha jasa TIK di Aceh. 
Ringkasan Berita:
  • Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) RI melalui Direktorat Jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengadakan program akselerasi bagi 20 badan usaha jasa TIK di Aceh, berlangsung di Hotel Permata Hati Banda Aceh pada 24–26 November 2025.
  • Ekonomi kreatif berbeda dengan UMKM, namun saling bersinergi.
  • Nilai tambah berasal dari ide dan kekayaan intelektual (HKI).
  • Memperkuat kapasitas dan daya saing badan usaha TIK.
  • Memberikan pendampingan intensif dengan materi praktis dari pakar nasional.
 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) RI melalui Direktorat Jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan penguatan kapasitas dan daya saing terhadap badan usaha di Aceh lewat program akselerasi.

Pelatihan program akselerasi yang berlangsung di Hotel Permata Hati, Banda Aceh pada 24–26 November 2025 ini diikuti sebanyak 20 badan usaha jasa TIK di Aceh.

Direktur Jasa TIK Kemenekraf, Abdul Malik, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kapasitas dan daya saing badan usaha karena diberikan pendampingan intensif dengan materi praktis dari pakar nasional.

Dengan fokus pada pengembangan bisnis, teknologi, dan kolaborasi, kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan inovasi digital baru serta mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi kreatif berbasis teknologi yang berkelanjutan dan kompetitif di Aceh.

“Ekonomi kreatif memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai tambah produk dan jasa lokal. Dia berangkat dari ide, didaftarkan HKI, dan lain sebagainya, inilah sebuah nilai tambah yang diberikan oleh ekonomi kreatif,” katanya.

Menurut Abdul Malik, UMKM dan ekonomi kreatif merupakan dua hal yang berbeda, namun saling bersinergi.

“Ekonomi kreatif berbicara mengenai nilai tambah dari ide atau kekayaan intelektual. Jadi, sesuatu yang sudah ada dapat ditingkatkan nilainya melalui kreativitas,” jelasnya.

Ia mencontohkan praktik inovasi digital seperti layanan belanja online.

Meski tidak memiliki toko atau barang, pelaku usaha dapat memperoleh pendapatan melalui ide membuat aplikasi yang mempertemukan penjual dan pembeli.

Itu yang dinamakan ekonomi kreatif.

Di sisi lain, ia juga mencontohkan inovasi pada komoditas beras Aceh.

Baca juga: Aceh Festival 2025 Mulai 22-23 November 2025, Kolaborasi Seni dan Ekonomi Kreatif

Ketika dikemas ulang dengan merek yang jelas dan tampilan menarik, harga jual beras tersebut dapat meningkat signifikan dari harga awalnya.

Nilai tambah seperti inilah yang menjadi esensi ekonomi kreatif dan harus mendapat perlindungan melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

“Ekonomi kreatif memungkinkan pelaku usaha memperoleh nilai lebih meskipun tidak menanam padi atau memiliki sawah. Mereka memperoleh keuntungan dari kreativitas mengemas dan memasarkan produk,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, penguatan ekonomi kreatif digital menjadi salah satu upaya mengubah pandangan bahwa Aceh merupakan daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

Sebab, dengan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk lokal, maka kontribusi ekonomi daerah juga dapat meningkat.

“Kenapa kami datang ke Aceh, Karena kami ingin memberi nilai tambah itu sebagai upaya kita untuk menghilangkan stigma Aceh sebagai daerah miskin,” katanya.

Abdul Malik menambahkan, bahwa kegiatan program akselerasi yang digelar di Banda Aceh ini merupakan tahapan awal.

Pada kesempatan ini mereka dibekali ilmu di bidang IT dan dilihat di mana titik lemahnya yang harus diperbaiki.

“Selanjutnya baru nanti kita akan mempertemukan mereka pada tahap akhirnya melalui kegiatan bisnis forum. Bisnis forum ini kita akan mempertemukan teman-teman se Indonesia dengan jumlah lebih kurang sebanyak 140 orang dan 20 orang dari Aceh, di pertemukan dengan pemodal-pemodal agar yang dimiliki oleh 20 orang ini kapasitasnya bisa diperkuat sehingga dia bisa lebih mandiri,” pungkasnya.(*)

Baca juga: Dosen UMMAH Ciptakan Inovasi IoT dan Ekonomi Kreatif

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved