Kiprah Diaspora Aceh di Bali - Dari Mie Aceh, Mushola Teuku Umar, Hingga Maulid Nabi

Menumpang tiga sepeda motor, kami juga ditemani oleh Rusli Abdullah, perantau asal Panton Labu, dan Wahyu, pemuda asal Lhoksukon Aceh Utara. 

|
Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HO
MEUNASAH ACEH DI BALI – Musola Teuku Umar, berdiri megah di tengah kepadatan Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali. Foto direkam Jumat (26/9/2025). Musola Teuku Umar ini juga kerap disebut dengan nama Meunasah Aceh. 

Di tengah hiruk-pikuk Denpasar Barat, sambil menikmati sajian mie aceh di Pondok Bangladesh Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, kami memulai perjalanan kisah tentang kehidupan diaspora atau perantau Aceh di Bali. Berikut laporan wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin, dari Denpasar Bali.

***

MALAM itu, Rabu (24/9/2025), setelah menikmati mie Aceh yang selalu pekat rasa rempah, Samsul Bahri (52) mengajak kami (saya dan Pemred Tribun Mando Jumadi Mappanganro), menyusuri jalan menuju sebuah tempat istimewa: Meunasah Aceh di Desa Pemecutan Kelod.

Menumpang tiga sepeda motor, kami juga ditemani oleh Rusli Abdullah, perantau asal Panton Labu, dan Wahyu, pemuda asal Lhoksukon Aceh Utara. 

Samsul Bahri yang menjadi sosok utama dalam tulisan ini adalah pria asal Leungputu, Pidie Jaya.

Samsul Bahri yang sudah menetap di Bali sejak tahun 2000, cukup terkenal di kalangan pemain bola di Bali, khususnya di Denpasar.

Ia merupakan satu-satunya wasit asal Sumatera yang bergabung di Askot PSSI Denpasar dan Asprov PSSI Bali.

Kepemimpinannya yang tegas di lapangan bola, membuat Samsul kerap diminta untuk memimpin pertandingan sepakbola antarkampung, juga divisi 3 di Bali.

Dari lapangan bola itu, namanya lebih terkenal dengan panggilan Samsul Aceh.

Selain itu, Samsul juga bekerja sebagai staf di Kantor Radio Republik Indonesia (RII) Denpasar.

Di komunitas diaspora Aceh, Samsul Bahri menjabat sebagai Wakil Ketua Masyarakat Aceh Bali (MAB), serta takmir Musola Teuku Umar Denpasar.

Mushalla megah dua lantai yang berada di kawasan padat penduduk ini, dibangun di atas tanah wakaf para perantau Aceh di Bali, sehingga di kalangan masyarakat Aceh di Bali lebih sering disebut sebagai Meunasah Aceh.

Sementara Rusli Abdullah, pemuda yang juga menemani kami malam itu adalah Ketua Pemuda MAB yang tahun ini ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan berlangsung pada tanggal 5 Oktober 2025 nanti. 

Baca juga: Warga Aceh di Bali Gelar Maulid Nabi SAW, Ini Jadwal dan Agendanya

Sedangkan Warung Mie Aceh Pondok Bangladesh, tempat kami nongkrong sebelum bergerak ke Meunasah Aceh, dikelola oleh Sudirman, perantau asal Panton Labu Aceh Utara.

Sudirman juga dipercaya sebagai Bendahara Masyarakat Aceh Bali (MAB).

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved