Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Ribka Tjiptaning: Hanya Bisa Membunuh Jutaan Rakyat Indonesia

Masuknya nama mantan Presiden Soeharto menjadi polemik dan menuai penolakan karena adanya dugaan pelanggaran HAM masa lalu.

Editor: Faisal Zamzami
Tribunnews.com/ Ashri Fadilla
Anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning usai pemeriksaan di KPK, Kamis (1/2/2024). 


“MPR kan pada periode lalu yang bersangkutan sudah dinyatakan clear,” kata Muzani.

“Dalam arti sudah menjalankan proses seperti yang ditetapkan dalam TAP MPR.”

Berbeda dengan Ahmad Muzani, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Guntur Romli justru mengaku heran kenapa nama Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto dipaksakan untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Padahal, kata Guntur, ada 40 calon nama pahlawan nasional yang diusulkan menerima gelar pada tahun ini.

“Pertanyaannya kalau sudah ada banyak nama yang lain, kenapa nama Presiden Soeharto tetap dipaksakan diusulkan. Padahal kan kita tahu itu hanya bikin kontroversi, bikin perdebatan di masyarakat di banding tokoh-tokoh yang lain,” kata Guntur, Jumat (24/10/2025).

“Misalnya di kami ya, di kalangan NU Kiai Bisri Syansuri lebih layak secara senioritas, secara ketokohan misalnya dibanding KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ya kita harus akui. Atau pun juga ada Kiai Mahrus Aly yang ada dari Lirboyo yang lebih sepuh.”

 

 

Daftar Tokoh Diusulkan

Berikut beberapa tokoh yang masuk dalam daftar usulan Kemensos:

Usulan Baru 2025:

1. KH. Muhammad Yusuf Hasyim,

2. Demmatande,

3. KH. Abbas Abdul Jamil,

4. Marsinah

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved