Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

Sosok 5 Pembunuh Arjuna di Masjid Agung Sibolga, Korban Disiksa Secara Sadis, Difitnah Penjual Sate

Korban juga diseret keluar dalam keadaan tak berdaya hingga kepala korban terbentur di anak tangga masjid. 

|
Editor: Faisal Zamzami
Kolase: Dok.Polres Sibolga
KASUS PENGEROYOKAN - Berikut tampang 5 tersangka pembunuhan Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga saat ditangkap polisi. Para tersangka belakangan ternyata bukan takmir masjid. Sementara korban Arjuna Tamaraya, dinyatakan tewas pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB. 

 

Ringkasan Berita:
  • Terungkap sosok 5 tersangka yang menganiaya Arjuna secara sadis hingga korban meninggal dunia.
  • Semua bermula saat seorang tersangka melarang korban untuk istirahat dan tidur di dalam masjid.
  • Ketua Remaja Masjid Agung Kota Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, dalam pertanyaannya memastikan kelima tersangka bukanlah takmir masjid.

 

SERAMBINEWS.COM - Lima tersangka pembunuhan mahasiswa di Masjid Agung Sibolga, Jalan Diponegoro, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara, berhasil ditangkap.

Korban dalam kasus ini bernama Arjuna Tamaraya, seorang nelayan asal Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh.

Pemuda berumur 21 tahun itu, tewas setelah dikeroyok 5 orang.

Terungkap sosok 5 tersangka yang menganiaya Arjuna secara sadis hingga korban meninggal dunia.

Semua bermula saat seorang tersangka melarang korban untuk tidur di dalam masjid.

Kelima tersangka masing-masing berinisial ZPA (57), HBK (46) dan SSJ (40), REC (30), dan CLI (38).

Ketua Remaja Masjid Agung Kota Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, dalam pertanyaannya memastikan kelima tersangka bukanlah takmir masjid.

Mereka hanyalah warga yang tinggal di sekitar masjid.

“Kami ingin menegaskan dan memastikan bahwa tidak ada satu pun anggota maupun pengurus Remaja Masjid Agung Sibolga yang terlibat dalam peristiwa pengeroyokan sebagaimana yang beredar di video dan informasi di masyarakat,” ujar Eki, dikutip dari TribunJakarta.com.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam E. Silaban, menjelaskan masing-masing tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi keji tersebut.

Ia menguraikan, tersangka ZPA orang yang pertama kali melarang korban tidur di dalam Masjid Agung Sibolga.

Insiden terjadi pada Jumat (31/10/2025) sekira pukul 03.30 WIB.

Korban Arjuna awalnya berniat beristirahat di dalam masjid

Namun, ZPA melarang korban untuk tidur di area tersebut.

"Beberapa saat kemudian, ZPA melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid tanpa izinnya."

"Merasa tersinggung, ZPA kemudian memanggil empat orang lainnya," katanya AKP Rustam, dikutip dari Instagram @polressibolga_official.

Para tersangka kemudian memukuli korban di dalam masjid.

Korban juga diseret keluar dalam keadaan tak berdaya hingga kepala korban terbentur di anak tangga masjid

Tidak berhenti di situ, korban juga diinjak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku.

Akibatnya Arjuna mengalami luka parah di bagian kepala.

"Masing-masing tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi keji tersebut," tegas AKP Rustam.

Hingga akhirnya, kejadian ini diketahui oleh seorang marbot masjid Alwis Janasfin Pasaribu (23).

Ia curiga setelah melihat kerumunan warga di area parkir melalui Closed-Circuit Television (CCTV).

Singkat cerita, korban kemudian dibawa ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga untuk mendapatkan pertolongan medis. 

Takdir berkata lain, pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka berat di kepala.

Sementara nasib para tersangka sudah ditahan oleh Polres Sibolga.

Mereka dijerat pasal 338 subsider Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pembunuhan atau kekerasan bersama yang mengakibatkan kematian.

"Sementara itu tersangka SSJ dijerat dengan Pasal 365 ayat 3 subsider Pasal 338 subsider Pasal 170 ayat 3 KUHP tentang pembunuhan atau kekerasan bersama yang mengakibatkan kematian dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," tandas AKP Rustam.

Baca juga: Fakta Terbaru Arjuna Tewas Dianiaya di Masjid Agung Sibolga, Wali Kota Sampaikan Duka

Ayah dan Ibu Sudah Meninggal, Cari Makan Pergi Melaut

Arjuna Tamaraya merupakan seorang musafir asal Kabupaten Simelue, Provinsi Aceh menetap sementara di Kalangan, Pandan, Tapanuli Tengah.

Di Pandan, Arjuna tinggal bersama kerabatnya.

Ia asli orang Aceh, sudah tidak punya ayah-ibu karena sudah meninggal.

Tujuannya datang ke Masjid Agung Sibolga tidak ada niat jahat.

Arjuna berniat hanya untuk istirahat menumpang tidur.

Sebab, paginya ia harus pergi melaut mencari ikan. 

Arjuna Tamara yang hidup tanpa ayah dan ibu menyambung hidup dengan pergi melaut, mencari ikan demi sesuap nasi.

Masjid Agung Sibolga inilah tempat peristirahatan Arjuna sebelum pergi melaut.

Dari saksi kata yang ditemui Tribun-medan mengungkap fakta-fakta sebelum tewasnya Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga.

 

Difitnah Penjual Sate Curi Kotak Infak

Difitnah jelang akhir hidup. Begitulah kira-kira nasib yang dialami Arjuna Tamaraya, seorang musafir yang menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga

Kasus tewasnya Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga menyisakan kisah tragis. 

Kompil, satu dari lima pelaku dini hari itu mengaku mendengar Arjuna teriak di Masjid Agung Sibolga.

Ia merupakan warga sekitar yang biasa tidur di masjid.

"Jadi ceritanya si Kompil inilah yang pertama kali melihat korban di dalam masjid. Dia dengar teriakan dan ternyata itu dari korban," ucap MZ, saksi kata yang ditemui Tribun-medan.com di seputar Masjid Agung.

MZ merupakan warga sekitar lokasi kejadian. Ia tak mau identitasnya terungkap karena alasan kenal dengan para pelaku.

Setelah mendengar teriakan itu, Kompil kemudian memanggil rekannya Jefri alias Cokme.

Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.

"Jefri alias Cokme masuk ke masjid. Dia kemudian pergi untuk memanggil tiga pelaku lainnya," katanya.

Di sinilah fitnah keji terhadap Arjuna terjadi.

Dari mulut Cokme si penjual sate. Ia memanggil keponakannya bernama Juan, dan dua pelaku lainnya, Risman dan Iccan.

Cokme memberikan informasi berisi fitnah bahwa Arjuna mencuri kontak infak di Masjid Agung.

Juan, Risman dan Iccan mendengarnya emosi lalu pergi ke Masjid Agung.

"Si tukang sate ini yang fitnah. Dibilangnya si korban maling kotak infak. Padahal kan informasi awalnya cuma teriak-teriak," ucap MZ.

Penganiayaan sang musafir di Masjid Agung Sibolga pun terjadi dan terekam hingga viral di media sosial.

Kelimanya menganiaya sang musafir di tempat ibadah hingga rekaman terakhir memperlihatkan Juan menyeret pelaku ke belakang masjid.

Kondisi Arjuna pingsan dianiaya para pelaku.

Saat diseret, kepalanya beberapa kali terbentur ketika menuruni anak tangga masjid.

Baca juga: Sosok Arjuna Tamaraya, Musafir Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga, Keluarga Tuntut Keadilan

Dihantam pakai kelapa

Saat berada di areal belakang masjid, penganiayaan masih berlanjut. Arjuna sudah sadar.

Tubuhnya kemudian disandarkan di pohon lalu ditendang dipukuli.

Setelah itu ia kemudian digiring lagi menuju pertigaan jalan belakang Masjid Agung Sibolga. Di sini penganiayaan semakin keji.

Para pelaku menghantam tubuh hingga kepala Arjuna menggunakan kelapa.

Kelapa ini didapat pelaku dari sisa-sisa penjual es kelapa di pertigaan jalan.

"Sadis memang perlakuan para pelaku. Korban sudah tak berdaya masih saja dipukul pakai kelapa," ujarnya.

Sempat Dikasihani saat makan nasi goreng

Sebelum beristirahat di Masjid Agung, Arjuna sempat mengisi perutnya dengan makan nasi goreng.

Dari penuturan saksi kata, sang penjual iba melihat Arjuna karena tak punya uang lagi. Saat itu uang yang tersisa di kantong hanya Rp 10 ribu.

"Kasihan nengoknya. Katanya dia punya uang Rp 10 ribu. Pagi mau pergi ke laut cari ikan," ucapnya.

Karena merasa iba, sang penjual memberi nasi goreng secara gratis tanpa meminta bayaran.

"Saya lihat dia gak makan semuanya. Disisakan lalu nasi gorengnya dimasukkan ke dalam tas," katanya.

Apa yang diucapkan sang penjual nasi goreng terbukti.

Dari hasil pemeriksaan ditemukan sisa nasi goreng di dalam tas Arjuna, sedangkan uang Rp 10 ribu dicuri pelaku.

Baca juga: Suplai Air Perumda Tirta Pase Aceh Utara Macet ke Pelanggan, Dirut: Setelah Diperbaiki Bocor Lagi

Baca juga: VIDEO Geger! Netanyahu Dukung Hukuman Mati untuk Warga Palestina, Dunia Bereaksi Keras!

Baca juga: Peputaran Uang Judi Online Tahun 2025 Capai Rp155 Triliun

Sebagian tayang di TribunMedan

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved