Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas, Ratusan Rumah Hancur, Warga Alami Trauma dan Takut

 "Terjadi awan panas pukul 19:20 WIB dengan amak 22 mm, lama gempa 300 detik," kata Yudhi Cahyono melalui pesan singkat, Kamis (20/11/2025).

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/JACK ROBBY DAMARJATI
Tangkapan layar guguran awan panas erupsi gunung Semeru. Bandar Udara Abdulrachman Saleh dipastikan aman. 

Puluhan pengungsi di kantor desanya itu ada 25 orang dewasa, di antaranya 10 orang laki-laki dan 15 perempuan.

"11 anak-anak dan empat balita, yang datang mengungsi," ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

"Mereka datang hingga malam hari, lalu pukul 21.00 WIB pengungsi ini sudah pada pulang setelah keadaaan dirasa sudah aman," ungkap Cik Ono.

Cik Ono menjelaskan bahwa kondisi para pengungsi saat datang baik-baik saja. Mereka terpaksa mengungsi karena merasa trauma dan takut karena desanya terancam dampak erupsi Semeru.

"Kondisi pengungsi kemarin saat datang baik-baik saja, tidak terkena apa-apa. Mereka merasa daerahnya terancam, akhirnya mengungsi ke sini," ucap Cik Ono.

Baca juga: VIDEO Terobos Jembatan saat Erupsi Gunung Semeru, Warga Alami Luka Bakar

Gubernur Khofifah Turun Langsung Tangani Dampak Erupsi

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mendatangi langsung sejumlah lokasi terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.

Mulai titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo, tepatnya di SDN 4 Supiturang, meninjau dengan Dapur Umum, meninjau Desa Sumbersari, dan juga meninjau Jembatan Gladak Perak.

Berdasarkan update aktivitas vulkanik Gunung Semeru, getaran banjir sudah tidak terekam. Meskipun erupsi berakhir, Khofifah menegaskan status Awas tetap diberlakukan. 

“Memang sudah berakhir tapi statusnya masih Awas. Sehingga kita tetap melakukan kesiapsiagaan melakukan penanganan, dan memastikan warga semua dalam kondisi aman,” tegasnya, Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.

Khofifah mengatakan, saat terjadi erupsi, terdapat  dua wilayah lokasi pengungsian warga. Untuk warga Kec. Pronojiwo warga mengungsi ke beberapa tempat seperti Balai Desa Oro-Oro Ombo, SDN 04 Supiturang, Masjid Ar-Rahmah di Desa Oro-Oro Ombo, dan Masjid Nurul Jadid di Desa Supiturang. 

Sementara untuk masyarakat di Kec. Candipuro mengungsi ke Balai Desa Penanggal, SDN 02 Sumberurip, Kantor Kecamatan Candipuro, serta Rumah kepala Desa Sumbermujur.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur per Kamis pukul 05.40 WIB, total pengungsi yang tersebar di beberapa tempat baik di Kec. Pronojiwo maupun Kec. Candipuro berjumlah kurang lebih 346 jiwa.

Untuk lokasi pengungsian yang ditinjau Khofifah, yakni di SDN 04 Supiturang, total ada 64 jiwa yang masih mengungsi. 

Khofifah pun mengatakan, salah satu hal yang menjadi fokus utama pemerintah adalah penguatan kesehatan bagi para korban bencana.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved