Jenazah Balita Korban Longsor Cilacap Ditemukan, Tersisa 2 Lagi, Berikut Nama 23 Orang Meninggal

Dengan penemuan ini, tersisa dua korban yang belum ditemukan: Maysarah Salsabila (14) dan Vani Hayati (12)

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/DOK BASARNAS CILACAP
KORBAN LONGSOR CILACAP - Evakuasi korban meninggal, Fatin Ayu Rengganis (3), di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (21/11/2025) sore. 

Hari Kesembilan

21. Fatin Ayu Rengganis (3), warga Dusun Tarukahan

Dua Korban yang Belum Ditemukan

22. Maysarah Salsabila (14) dari Dusun Cibuyut

23. Vani Hayati (12) dari Dusun Tarukahan.

Baca juga: 5 Korban Longsor Cilacap Masih Tertimbun, Jasad Ibu dan Anak Ditemukan, 18 Jenazah Sudah Dievakuasi

196 KK Pengungsi Longsor Cilacap Akan Direlokasi, Hunian Sementara Disiapkan

Penanganan pengungsi pascalongsor di Cibeunying, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mulai memasuki tahap relokasi. Hunian sementara (huntara) akan dibangun dalam waktu 1-2 hari ke depan.

Sebanyak 196 kepala keluarga terdampak akan dipindahkan dari lokasi pengungsian menuju hunian sementara yang sedang disiapkan pemerintah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan lahan relokasi telah tersedia dan kini dalam proses pematangan.

Pembangunan hunian sementara direncanakan mulai dalam 1–2 hari ke depan.

 "Lahannya sudah disiapkan oleh pemerintah daerah dan sekarang sedang proses pematangan lahan. Dalam satu sampai dua hari ini kita akan bangun hunian sementara," jelasnya saat kegiatan tanam pohon di Kabupaten Wonosobo pada Jumat (21/11/2025).


Ia menegaskan, pemindahan pengungsi dilakukan untuk memastikan keselamatan warga karena wilayah terdampak masih memiliki potensi bencana susulan.

Selain itu, hunian sementara akan menjadi tempat tinggal warga hingga penataan pemukiman baru di lokasi relokasi selesai.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa segera dipindahkan ke hunian sementara," kata Kepala BNPB ini.

Suharyanto memastikan bantuan logistik dan layanan dasar bagi warga terdampak bencana terpenuhi.

Fasilitas seperti tenda, makanan, layanan kesehatan, dan kebutuhan harian disalurkan melalui kementerian, pemerintah daerah, serta dukungan masyarakat.

"Logistik, makanan, pelayanan, tenda, dan kebutuhan dasar masyarakat semuanya terpenuhi. Bahkan mungkin berlimpah, itu biasa," ujarnya.

Tingginya Bantuan Jangan Sampai Lengah

Namun ia mengingatkan bahwa tingginya bantuan di masa awal tanggap darurat tidak boleh membuat pemerintah lengah.

Menurutnya, penanganan harus dipastikan berlanjut dalam jangka menengah hingga pemulihan.

"Seminggu dua minggu biasanya banyak bantuan, tapi kita harus main panjang. Setelah satu bulan, dua bulan ke depan tetap menjadi perhatian pemerintah," tegasnya.

BNPB bekerja bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, dan kementerian terkait dalam percepatan relokasi dan pemulihan.

Suharyanto menyebut koordinasi lintas instansi semakin solid dalam penanganan pascabencana.

"Setelah terjadi bencana, proses tanggap darurat dan rehabilitasi rekonstruksi kita semakin baik karena semua unsur bersatu padu," katanya.

Baca juga: VIDEO Lantik Ratusan Keuchik di Aceh Besar, Berikut Pesan Syeh Muharram 

Baca juga: Mahasiswa Teknik Lingkungan USM Pelajari Pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit Hermina Aceh

 

Sumber: Kompas.com

 

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved