Konflik Rusia vs Ukraina

Enggan Setujui Proposal Perdamaian, Trump Marahi Ukraina, Sebut Zelensky Tak Tahu Diri

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kritik tajam yang ditujukan kepada pemimpin Ukraina.

Editor: Amirullah
X.com/Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Gedung Putih, Senin (18/8/2025) waktu setempat. Trump menuding Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak tahu diri karena tak kunjung menyetujui proposal perdamaian 28 poin untuk mengakhiri perang. 

Ia menyebut bantuan militer dan kemanusiaan yang telah diberikan AS sejak awal invasi Rusia sangat bermakna bagi Ukraina.

"Ukraina berterima kasih kepada Amerika Serikat, kepada setiap hati warga Amerika, dan khususnya kepada Presiden Trump atas bantuan, yang dimulai dengan (rudal) Javelin, yang telah menyelamatkan nyawa warga Ukraina," ucap Zelensky dalam unggahannya, Minggu malam.

Namun, Zelensky menambahkan bahwa proses menuju perdamaian tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa atau dengan mengorbankan kepentingan nasional Ukraina.

Ia menekankan bahwa Ukraina tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang melemahkan kedaulatan negara atau memberikan keuntungan sepihak kepada Rusia di tengah situasi militer yang masih berlangsung.

Zelenskyy juga menyebut bahwa setiap usulan perdamaian harus dirancang dengan mempertimbangkan keamanan jangka panjang Ukraina serta mencegah kemungkinan agresi militer di masa mendatang.

Ia menegaskan bahwa keputusan politik tentang masa depan Ukraina tidak dapat diambil hanya karena tekanan diplomatik atau ultimatum internasional. 

"Inilah sebabnya kami bekerja dengan sangat hati-hati di setiap poin, setiap langkah menuju perdamaian. Semuanya harus dikerjakan dengan benar agar kita benar-benar dapat mengakhiri perang ini dan mencegah perang terulang kembali," ujarnya.

Di tengah ketegangan hubungan diplomatik antara AS dan Ukraina, belakangan pemerintahan Zelenskyy gencar melakukan komunikasi dengan negara–negara Eropa guna merumuskan langkah politik selanjutnya tentang rencana damai yang dinilai kontroversial tersebut.

Dalam keterangan resmi yang dikutip dari BBC International, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengakui bahwa Kyiv kini intens melakukan pembicaraan via telepon dengan para pejabat Eropa

Mereka di antaranya Menteri Luar Negeri dari Prancis, Inggris, Polandia, dan Finlandia, serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas dan perwakilan Italia serta Jerman.

AS mendesak Zelensky untuk membatasi jumlah militer hingga 600.000 personel serta melarang Ukraina bergabung dengan NATO, tuntutan yang sejak awal menjadi syarat Kremlin.

Meski AS menjanjikan jaminan keamanan gaya NATO kepada Ukraina, namun Zelenskyy dan pejabat pemerintahan lainnya menganggap bahwa pengakuan sebagian wilayah yang diduduki Rusia sebagai milik Moskow sama dengan menyerahkan wilayah secara de facto.

Sejauh ini sudah terdapat pembicaraan antara delegasi Ukraina dan AS di Jenewa, akan tetapi belum terlihat kesepakatan final atau persetujuan resmi dari Kiev terhadap proposal 28 poin.

Pemerintah Ukraina menyatakan akan terus menegosiasikan perubahan signifikan agar syaratnya sesuai dengan kepentingan nasional dan keamanan jangka panjang.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Trump Marahi Ukraina, Sebut Zelensky Tak Tahu Diri karena Enggan Setujui Proposal Perdamaian

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved