Breaking News

KUPI BEUNGOH

Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H: Uswatun Hasanah Karakteristik Mulia Rasulullah

Peringatan maulid nabi tentu tidak sama dengan peringatan hari ulang tahun yang banyak diselenggarakan kalangan borjuis di negeri ini.

Editor: Agus Ramadhan
Dok Pribadi
Dr Tgk H Bustamam Usman MA 

Oleh: Dr (Cand) Tgk.Bustamam Usman., MA (Walidy Azzuhra)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab [33]: 21)

Tanggal 12 Rabiul Awal merupakan tanggal bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia, karena pada tanggal tersebut lahir seorang rasul yang membawa risalah Islam.

Beliau adalah Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau adalah nabi terakhir (khataman nabiyin) yang diutus Allah SWT untuk memperbaiki akhlak manusia.

Peringatan maulid nabi yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada hakekatnya sebagai upaya mengingat kembali hari kelahiran dan sejarah hidup nabi, meningkatkan komitmen memegang teguh ajarannya dan menjadikan beliau sebagai figur teladan utama bagi kaum muslimin khususnya dan setiap manusia pada umumnya.

Memperingati hari lahir Nabi SAW tidaklah dimaksudkan untuk mengkultuskannya, karena beliau tidak membolehkan umat mengkultuskannya, apatah lagi bila seseorang melakukan pengkultusan manusia biasa, seperti banyak terjadi dikalangan masyarakat saat ini.

Peringatan maulid nabi SAW biasanya di Aceh berlangsung selama 100 hari (3 bulan 10 hari) dilakukan dalam berbagai bentuk syiar dan adat, ada yang mengadakan ceramah tablig akbar dengan mendatangkan ulama terkenal/penceramah, membaca shalawatan nabi dan aneka tradisi lainnya yang berkembang ditengah masyarakat.

Kita percaya bahwa itu semua merupakan bentuk ekpresi kecintaan kaum muslimin terhadap nabi yang dicintainya.

Peringatan maulid nabi tentu tidak sama dengan peringatan hari ulang tahun yang banyak diselenggarakan kalangan borjuis di negeri ini.

Peringatan maulid nabi pertama kali digagas oleh Shalahuddin Al Ayubi (1137-1193) ratusan tahun setelah nabi wafat.

Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya tidak pernah menyelenggarakan peringatan hari lahirnya itu.

Ide peringatan maulid nabi itu pada mulanya dimaksudkan untuk membangkitkan semangat juang umat Islam yang mulai turun menghadapi musuh-musuh Islam pada perang Salib.

Kemudian ulama terkemuka pada saat itu menjelaskan perjuangan nabi Muhammad SAW dan segala bentuk rintangan yang dihadapi Nabi dalam menyebarkan dakwah Islam.

Usaha ini berhasil membangkitkan semangat umat dalam menghadapi musuh Islam. Tradisi itu berlangsung secara turun temurun, hingga generasi kita sekarang.

Namun penting diketahui bahwa peringatan maulid nabi itu bukanlah bertujuan mengkultuskan pribadi nabi, karena beliau sendiri tidak memperbolehkan melakukan pengkultusan terhadap beliau.

Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan, maka teladan yang paling baik adalah kepemimpinan Rasulullah SAW.

Sebab, dalam kurun waktu yang singkat (sekitar 23 tahun) beliau berhasil dengan gemilang merekontruksi akhlak masyarakat Mekah dari akhlak jahiliah menjadi masyarakat yang berakhlak mulia (akhlakul karimah).

Kota Mekah yang dulu tidak dikenal dalam sejarah peradaban manusia, menjadi daerah yang masyarakatnya memiliki akhlak mulia.

Tugas utama Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Keberhasilan Nabi mengubah aspek moralitas tersebut manjadi alasan Michael Hart (seorang penulis non muslim) menempatkan nabi diurutan pertama diantara 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.

Keteladanan Rasulullah; Refleksi Maulid Nabi SAW

Sekarang, meskipun lebih dari 1400 tahun Nabi wafat, namun model kepemimpinan beliau senantiasa relevan dan didamba umat.

Tutur katanya diikuti, perilakunya menjadi suri teladan terbaik. Beliau adalah pemimpin paripurna.

Jika kita menyimak sejarah hidup Rasulullah semakin membuat kita terpesona dengan model kepemimpinan yang beliau terapkan.

Mahasuci Allah yang telah mengutus rasul-Nya menjadi suri teladan terbaik dalam kepemimpinannya.

Nabi SAW adalah pemimpin terbaik sepanjang masa, karena Rasulullah selalu memimpin dengan akhlak mulia, adil dan menekankan pentingnya keteladanan.

Meskipun beliau adalah seorang kepala negara, namun beliau hidup sederhana, tidak bergelimang harta.

Meskipun beliau adalah seorang panglima, namun beliau adalah panglima yang menyayangi prajurit-pajuritnya.

Tutur katanya lembut, berwibawa dan menyenangkan siapapun yang mendengar. Tatap matanya sejuk dan menentramkan.

Setiap kebijakannya selalu dituntun Allah SWT dan tidak ada kebijakan yang menyakiti umat.

Kebijakan-kebijakan beliau tidak pernah merugikan satu kelompok atau menguntungkan kelompok yang lain. Semua kebijakan ditetapkan secara adil dan bijaksana.

Sebagai umat Rasulullah, sudah sepatutnya kita menjadikan beliau sebagai figur teladan utama, apapun profesi, pangkat dan jabatan yang kita sandang. Pada dasarnya setiap kita adalah pemimpin.

 Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Ibu pemimpin bagi bagi anak-anaknya.

Seorang kepala negara adalah pemimpin bagi rakyatnya. Selayaknya kita menjadi figur manusia terbesar sepanjang usia bumi itu menjadi role model dalam kehidupan kita sehari-hari.

Untuk bangkit dari krisis multidimensi saat ini, agaknya Indonesia membutuhkan pemimpin yang berakhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah.

Kita merindukan pemimpin yang punya hati nurani, hidup sederhana, bukan hidup bergelimang kemewahan ketika rakyat hidup sengsara.

Kita merindukan pemimpin yang adil dan bijaksana, bukan pemimpin otoriter dan sok kuasa. Kita ingin pemimpin yang pro-rakyat, bukan pemimpin yang hanya menjadikan rakyat sebagai pijakan meraih kekuasaan.

Kita merindukan pemimpin yang peduli rakyat, bukan pemimpin yang mementingkan citra politik dan melanggengkan kekuasaanya.

Kita merindukan pemimpin yang tutur katanya merupakan pemecah masalah, bukan menjadi sumber masalah. Duh, betapa rindunya kehadiran pemimpin seperti Rasulullah di akhir masa ini. 

Wallahu Muwaafiq Ila Aqwamithariq , Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)

 

*) PENULIS adalah Katib Syuriyyah PB HUDA Aceh dan Wakil Ketua PW MUNA Kota Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved