Opini

Peran Dayah dalam Pelestarian Budaya Aceh

Para teungku dayah atau ulama bukan hanya dianggap sebagai guru, tetapi juga tokoh intelektual dan panutan budaya yang dihormati. 

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Salma Hayati (Dosen FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh) 

Dalam menghadapi tantangan zaman, dayah tidak menolak modernisasi, namun berusaha beradaptasi tanpa menghilangkan jati dirinya yang sarat nilai budaya dan religius. 

Transformasi kelembagaan dan pembaruan kurikulum menjadi upaya penting agar dayah tetap relevan di era modern. 

Penggunaan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan peningkatan kapabilitas para ulama dan santri menjadikan dayah tidak hanya sebagai tempat pembelajaran tradisional, tetapi juga sebagai institusi yang mampu bersaing dalam dunia pendidikan kontemporer. 

Adaptasi ini menjaga keberlangsungan dayah sebagai tempat pendidikan sekaligus penjaga nilai budaya yang memiliki legitimasi sosial yang sangat kuat.

Lebih jauh, keberadaan dayah juga terkait erat dengan upaya pembangunan budaya dan pendidikan yang berkelanjutan. 

Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat umum, hingga lembaga adat sangat diperlukan agar dayah bisa menjalankan perannya dengan optimal. 

Sinergi yang baik antara berbagai elemen ini akan memastikan bahwa dayah tetap menjadi pusat pelestarian budaya sekaligus tempat inovasi dalam menjaga warisan Aceh. 

Investasi pada penguatan dayah sesungguhnya adalah investasi pada keberlanjutan identitas dan kearifan lokal yang menjadi kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin dinamis.

Dengan seluruh peran strategis dan multifungsinya, dayah menjadi tulang punggung dalam menjaga dan mengembangkan budaya Aceh. 

Dayah memastikan bahwa kearifan lokal tetap hidup dan menjadi warisan berharga yang terus terjaga dan diteruskan oleh generasi mendatang. 

Melalui peran tersebut, menguatkan dayah berarti juga menguatkan budaya Aceh secara menyeluruh yang merupakan fondasi sosial yang kokoh dan jati diri masyarakat Aceh yang tidak lekang oleh waktu.

Kita semua perlu memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar terhadap keberadaan dayah di Aceh. 

Sebab, pelestarian dayah adalah kunci utama untuk menjaga agar budaya Aceh yang kaya dan unik tetap hidup dan berkembang, sekaligus menjadi kekuatan dalam membentuk karakter masyarakat yang religius, berbudaya, serta siap menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri.(*)

Disclaimer: 

Isi dari artikel dalam rubrik opini ini menjadi tanggung jawab penulis.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved