KUPI BEUNGOH

Manusia, Predator Tanpa Taring

Manusia terbukti menjadi predator paling menakutkan di muka bumi, bukan karena taring atau cakar, tapi karena akal yang kehilangan nurani

Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Rustami, ST, Pengamat Kebijakan Publik 

Lalu setelah banjir datang, kita marah pada langit, padahal yang mencetak undangan hanyalah kita sendiri.

Kini, ketika satwa liar berlari ketakutan hanya karena mendengar langkah manusia, itu bukan kebetulan. 

Mereka sedang memberi peringatan sunyi bahwa manusia bukan lagi penjaga bumi, melainkan ancaman terbesar bagi bumi itu sendiri. 

Seekor harimau hanya membunuh karena lapar, tapi manusia bisa membunuh hanya karena harga naik seribu perak.

Baca juga: Langgar Ultimatum soal Tambang Ilegal di Aceh, Mualem Tegaskan Ada Sanksi

Dan lihatlah, di balik angka ekonomi yang gemilang, ada statistik kemanusiaan yang gelap. 

Kita membangun gedung setinggi langit, tapi merobohkan rasa malu di dasar hati. 

Di kota besar, manusia tak lagi sekadar mencari nafkah, tapi memburu satu sama lain. Saingan mencari makan berubah jadi pembunuhan.

 Warisan rumah orang tua bisa jadi medan perang antar saudara.

Manusia menjual segalanya untuk bertahan hidup. Menjual tubuh untuk bertahan, menjual organ untuk melunasi utang, bahkan menjual harga diri demi gawai yang logo buahnya digigit tupai. 

Kita memberi semua itu nama yang terdengar manis, ekonomi kreatif, pasar bebas, surplus tenaga kerja, padahal isinya tetap sama: kanibalisme modern.

Baca juga: Inflasi: Pencuri yang tak Pernah Ditangkap

Kita memang tidak lagi saling makan secara harfiah, tapi cara kita memperlakukan sesama sering lebih kejam dari itu. 

Di jalanan, orang miskin jadi tontonan. Di media sosial, kesedihan jadi hiburan. 

Di ruang rapat, nasib rakyat diringkas dalam poin “efisiensi”. Manusia berubah jadi angka, dan angka tidak punya hak untuk menangis.

Hampir benar kata seorang profesor yang pernah ngopi denganku di Kompelma. 

Katanya, manusia modern punya dua wajah: yang satu tersenyum di depan kamera, yang satu lagi menggenggam pisau di belakang meja. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved