Pojok Humam Hamid
MSAKA21 - Kerajaan Samudera Pasai: Hikayat Raja Raja Pasai dan Catatan Tome Pires – Bagian XVI
Dalam catatan perjalanannya antara tahun 1512 hingga 1515, Pires menggambarkan berbagai negeri di Asia, termasuk kepulauan Nusantara.
Walaupun Hikayat Raja-raja Pasai tidak menjelaskan hubungan itu secara panjang lebar, beberapa bagian kisahnya menunjukkan adanya keterkaitan darah, politik, dan agama antara kedua kerajaan.
Hikayat ini berfokus pada kisah Merah Silu (Malik al-Saleh), namun dalam versi lain disebutkan bahwa ia menikahi putri dari Peureulak.
Pernikahan ini melambangkan perpaduan politik dan spiritual antara dua kerajaan Islam awal di Sumatra--Peureulak sebagai akar, dan Pasai sebagai cabang yang menumbuhkan peradaban Islam lebih luas.
Hubungan tersebut menegaskan bahwa Samudera Pasai tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan kelanjutan langsung dari tradisi Islam yang telah berkembang di Peureulak sejak abad ke-9 Masehi.
Dalam tradisi lisan Aceh, Peureulak sering disebut sebagai tempat awal masuknya pedagang dan ulama Arab ke Nusantara.
Ketika pusat kekuasaan berpindah ke wilayah Samudera Pasai yang lebih strategis di pesisir utara Aceh, peran sebagai pusat dakwah dan perdagangan Islam pun berlanjut, bahkan semakin meluas ke Semenanjung Melayu, Brunei, dan kepulauan sekitarnya.
Selain sebagai sumber sejarah, Hikayat Raja-raja Pasai memiliki nilai simbolis yang kuat.
Melalui kisah Merah Silu yang mendapat petunjuk Ilahi sebelum memeluk Islam, hikayat ini memperlihatkan konsep legitimasi keagamaan seorang raja Islam Melayu.
Raja dipandang bukan hanya sebagai penguasa duniawi, tetapi juga sebagai pemimpin spiritual yang mendapat restu Ilahi.
Nilai ini kemudian diwarisi oleh kerajaan-kerajaan Islam berikutnya, seperti Malaka dan Aceh Darussalam, yang menegaskan identitas Islam Melayu sebagai perpaduan antara kekuasaan, moralitas, dan budaya.
Baca juga: Kolaborasi Unimal dan PNL Desain Signage Kawasan Heritage Samudera Pasai
Simbol Awal Globalisasi Islam
Melalui dua sumber utama--catatan Tome Pires dan Hikayat Raja-raja Pasai--kita dapat menelusuri perjalanan panjang Samudera Pasai dari masa kemunculan, kejayaan, hingga kemundurannya.
Catatan Pires menggambarkan realitas ekonomi dan politik pada masa akhir kerajaan, sementara hikayat memberikan pandangan spiritual dan kebudayaan yang melatarbelakangi lahirnya kerajaan tersebut.
Kedua sumber ini saling melengkapi, membentuk pemahaman bahwa Samudera Pasai merupakan mata rantai penting dalam sejarah Islam di Asia Tenggara.
Dari akar Islam di Peureulak hingga berkembangnya jaringan perdagangan dan dakwah di Pasai, lahirlah fondasi yang kelak menjadi dasar berdirinya peradaban Islam besar di dunia Melayu.
Dalam pandangan abad ke-21, Samudera Pasai dapat dilihat bukan hanya sebagai kerajaan kuno, tetapi sebagai simbol awal globalisasi Islam dan pembentukan identitas maritim Nusantara.
sejarah samudera pasai
Kerajaan Samudera Pasai
tome pires suma oriental
samudera pasai terletak di
Serambi Indonesia
Serambinews
humam hamid aceh
pojok humam hamid
| Gaza dan Yahudi Amerika: Dua Generasi, Dua Hati yang Berbeda |
|
|---|
| Dana Otsus Jilid 2: Lagu Lama vs Otoritas Teknokratis – Bagian Kedua |
|
|---|
| Dana Otsus Jilid 2: Lagu Lama vs Otoritas Teknokratis - Bagian 1 |
|
|---|
| MSAKA21: Dakwah dan Penaklukan: Jejak Islam dari Peureulak ke Afrika Utara - Bagian XV |
|
|---|
| Pembangunan 50 Kota Prioritas Nasional: Mengapa Kota-Kota di Aceh Terabaikan? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.