Opini
Mencegah Penyimpangan Perilaku Sosial pada Remaja
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pergaulan yang buruk, pengaruh lingkungan negatif, kurangnya pengawasan orang tua, dan tekanan
Dr Nilawati MPd, Kepala SMA Negeri 1 Banda Aceh
KONDISI perilaku sosial remaja saat ini memang sangat mengkhawatirkan. Banyak remaja yang terjebak dalam perilaku negatif, seperti pergaulan bebas, seks sejenis, penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang, tindakan kekerasan verbal maupun fisik, dan perusakan properti publik alias vandalisme. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pergaulan yang buruk, pengaruh lingkungan negatif, kurangnya pengawasan orang tua, dan tekanan dari teman sebaya.
Berdasarkan hasil penelitian (2017 di Kabupaten Aceh Barat) 79 dari 138 responden (57 persen) berada dalam hubungan pacaran dan 33 % di antaranya mengalami kekerasan dalam hubungan percintaan mereka. Faktor penyebab terjadinya kekerasan pada masa pacaran adalah tidak adanya pengawasan dari orang tua, tidak adanya restu dari orang tua, kurangnya kematangan emosional, sebagai upaya pembuktian cinta, kurangnya kontrol dari masyarakat, serta cemburu yang berlebihan (ESTD.FH.USK).
Selain itu, perkembangan teknologi dan media sosial (medsos) juga berkontribusi besar dalam fenomena ini. Remaja tidak hanya terpapar oleh konten-konten negatif, tetapi juga mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar mereka. Banyak remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres, tekanan sosial, dan pengaruh media sosial.
Remaja adalah anak yang sedang tumbuh. Mereka berada di masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, di mana mereka mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Namun, masa remaja juga merupakan masa yang rentan terhadap penyimpangan perilaku sosial, mudah terpengaruh, seperti melakoni kenakalan remaja, penggunaan narkoba, dan seks bebas.
Seperti yang disampaikan oleh Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono bahwa kenakalan remaja, termasuk geng motor, kebanyakan diakibatkan oleh lemahnya pengawasan orang tua (Serambinews.com, 24/9/2025). Menurut Zahrol Fajri, S.Ag., MH (Kadis Syariat Islam Aceh), begal merupakan sesuatu yang sangat asing bagi Aceh dan sulit dipercaya bahwa hal semacam itu dapat terjadi di Bumi Serambi Mekkah secara alamiah (Biro Adpim Setda Aceh 30/01/2024).
Dampak dialami remaja
Dampak dari perilaku menyimpang sangat signifikan dan berkepanjangan dengan konsekuensi yang serius. Remaja yang terlibat dalam perilaku negatif berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental, mengalami depresi, kecemasan, dan stres, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal. Dampak lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam kejahatan. Mengalami kerusakan reputasi, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Terjadi kerusakan hubungan sosial di antara remaja maupun dengan keluarganya. Remaja tersebut dapat mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan rasa terkucil dalam masyarakat. Juga dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis, kesulitan dalam mencapai tujuan akademis mereka, dan terancam putus sekolah. Semua ini dapat memengaruhi masa depan mereka.
Remaja yang terbebas dari perilaku menyimpang akan lebih mudah meraih cita-citanya dan menggapai masa depan yang cerah dan bahagia. Program pencegahan dapat membantu mereka mengembangkan perilaku yang positif dan sehat serta menyelamatkan masa depannya. Oleh karena itu, perlu adanya sinergitas antarlembaga dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan untuk merespons fenomena ini. Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan sehat bagi remaja. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Berikut beberapa strategi pencegahan yang dapat dilakukan melalui peran berbagai lembaga.
Peran lembaga
Peran pemerintah daerah sangat penting dan perlu upaya yang serius dan komprehensif dalam pencegahan penyimpangan perilaku sosial remaja saat ini. Pemerintah daerah melalui regulasi membuat kebijakan yang mendukung langkah-langkah untuk mencegah. Salah satu kebijakan yang diambil adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan perilaku menyimpang melalui kampanye dan edukasi.
Pemerintah Aceh dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat dan lembaga agama untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya perilaku menyimpang, seperti penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan berbahaya, serta dampak buruknya bagi si pemakai maupun si pengedar. Selain itu, pemerintah daerah juga harus menyediakan fasilitas publik yang ramah remaja, seperti lapangan olahraga dan pusat kegiatan pemuda dan kesenian, untuk memberikan tempat yang aman dan kondusif bagi penyaluran minat dan energi remaja.
Pemerintah daerah melalui Dinas Syariat Islam mengambil langkah-langkah untuk mencegah perilaku menyimpang pada remaja dengan menyediakan program-program pendidikan dan penyuluhan tentang nilai-nilai dan moral-norma sosial yang berlaku dan sesuai. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan keluarga untuk meningkatkan pengawasan dan bimbingan terhadap remaja. Membangun kesadaran orang tua tentang pentingnya pengawasan dan pembatasan. Dinas kesehatan pun dapat melakukan sosialisasi bahaya seks bebas dan kesehatan reproduksi.
Program tersebut membantu remaja memahami risiko dan konsekuensi dari perilaku seks bebas, serta mengembangkan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab. Dinas Pendidikan dapat pula mengambil peran untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga remaja dapat memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas. Pendidikan karakter di sekolah merupakan salah satu cara efektif dapat membantu remaja mengembangkan nilai-nilai positif, seperti kejujuran, tanggung jawab, menghargai diri dan kehormatannya, serta peduli dan berempati. Keterlibatan remaja dalam kegiatan positif, seperti olahraga, seni, kegiatan sosial, dan ekskul di sekolah dapat membantu mereka terhindar dari perilaku sosial menyimpang.
Opini Hari Ini
Penulis Opini
NILAWATI
Mencegah Penyimpangan Perilaku Sosial pada Remaja
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Serambinews
| Memanfaatkan Agglomeration Economies sebagai Lokomotif Baru Pemerataan Ekonomi Aceh |
|
|---|
| Membaca Fenomena Bullying di Lembaga Pendidikan |
|
|---|
| Perlindungan Anak yang Terlalu Jauh, Kita Sedang Mencetak Generasi Rapuh |
|
|---|
| Pasar Keuangan yang Likuid dan Cost of Fund Rendah Untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif |
|
|---|
| Kegagalan Pasar kompetitif dan Sumber Daya Efisien di Tanah Rencong |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/NILAWATI-OKE-LAGI.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.