Kupi Beungoh
Retak Harmonisasi Kampus: Lemah Kebijakan Manajemen Konflik Perguruan Tinggi
Model konflik terjadi di lingkungan kampus bisa saja dalam bentuk konflik perselisihan verbal berupa ejekan, olokan, hinaan, dan makian
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lemahnya manajemen konflik dapat menyebabkan konflik yang tidak terkendali, sehingga mengganggu harmonisasi kampus yang berpotensi dapat merusak lingkungan akademik yang seharusnya kondusif untuk melaksanakan kegiatan akademik, dan non akademik di kampus.
Implikasi dari hal tersebut perlu adanya peningkatan kapasitas manajemen konflik di perguruan tinggi untuk mencegah dan menyelesaikan konflik secara efektif. Kemudian penting adanya pengembangan kebijakan manajemen konflik yang komprehensif dan inklusif untuk memastikan bahwa semua pihak di kampus memiliki akses ke proses penyelesaian konflik yang adil dan transparan.
Selanjutnya perlu peningkatan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya manajemen konflik di kalangan sivitas akademika untuk mencegah konflik dan meningkatkan harmonisasi kampus.
*) PENULIS adalah Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Dr-H-Herman-MADosen-STAIN-Teungku-Dirundeng-Meulaboh.jpg)