Mihrab
Islam Menolak Segala Perundungan, Tgk Ari Woyla: Hentikan Bullying, Jangan Jadi Penonton Bisu
Sekolah, dayah, keluarga, dan masyarakat semestinya menjadi ruang aman bagi semua, bukan arena di mana yang kuat menindas yang lemah.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Islam dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan penghinaan antar sesama manusia.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 11: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok…,”
Imam At-Thabari dalam Jami’ul Bayan menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan larangan saling mencemooh, baik karena perbedaan status sosial, ekonomi, maupun latar belakang lainnya.
Menghina orang lain, sekecil apa pun, sama saja dengan merendahkan diri sendiri di hadapan Allah.
Islam menuntun umatnya untuk menghormati sesama, menumbuhkan kasih sayang, dan menjauhkan diri dari ucapan maupun perbuatan yang menyakiti hati orang lain.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Sudah saatnya kita berhenti menormalisasi kekerasan dalam bentuk apa pun. Banyak kejadian memilukan yang timbul akibat bullying. Mari berhenti menjadi penonton dan mulai menjadi pelindung,” ajak Tgk Ari Woyla.
Ia mengingatkan bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Orang tua harus menjadi teladan dalam berkata lembut, menghargai perbedaan, dan menanamkan nilai kasih sejak dini.
Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih tidak akan tumbuh menjadi penindas.
Sementara di lembaga pendidikan, guru dan pimpinan sekolah atau pesantren perlu membuat aturan tegas terhadap pelaku bullying dan memperkuat pendidikan akhlak.
Pendidikan karakter tidak boleh berhenti di teori, tetapi harus menjadi budaya hidup sehari-hari.
Sedangkan pemerintah juga perlu hadir dengan kebijakan tegas, penyuluhan, dan penanganan psikologis bagi korban maupun pelaku.
“Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk memutus rantai bullying. Dengan saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling memotivasi dalam kebaikan, upaya memberantas perundungan akan lebih mudah tercapai,” pungkas Tgk Ari Woyla.(ar)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM
| Dari Rukoh hingga Makodam IM, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat pada 14 November 2025 |
|
|---|
| Waled Harmen di Masjid Agung, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Barat 14 November 2025 |
|
|---|
| Khutbah Jumat - Ustaz Rahmadon: Teknologi Harus Jadi Alat Perlindungan, Bukan Ancaman bagi Anak |
|
|---|
| Kemiskinan Spiritual Lebih Berbahaya dari Kemiskinan Material, Begini Penjelasan Prof Syamsul Rijal |
|
|---|
| Move On dan Memaafkan adalah Jalan Menuju Kedamaian Hati, Tgk Alizar: Cukuplah Masa Lalu Dikenang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Ketua-DPW-ISAD-Aceh-Barat-Tgk-Ari-Woyla.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.