Video

VIDEO - 2 Ribu Warga Palestina akan Dibebaskan, Rusia Angkat Topi untuk Trump!

Sergei Lavrov, menyebut proposal perdamaian yang diajukan Trump sebagai “pilihan terbaik” untuk mengakhiri perang

SERAMBINEWS.COM – Langkah mengejutkan datang dari Rusia. Negeri Beruang Merah itu secara terbuka memuji Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas upayanya mendamaikan Israel dan Hamas.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut proposal perdamaian yang diajukan Trump sebagai “pilihan terbaik” untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza yang sudah menelan banyak korban.

Dilansir dari Tribunnews.com, Trump telah memaparkan rencana 20 poin untuk menghentikan konflik secara menyeluruh. Dalam proposal itu, disebutkan sebanyak 250 tahanan Palestina yang dihukum seumur hidup akan dibebaskan, ditambah 1.700 warga Palestina lainnya yang ditahan sejak awal perang.

Baca juga: Tanggapi Genosida di Gaza, Parlemen Spanyol Sahkan Embargo Senjata Total terhadap Israel

Sebagai imbalannya, Hamas akan melepaskan 48 sandera, dengan 20 orang di antaranya diyakini masih hidup.

Yang menarik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan tidak menolak proposal tersebut — hal yang jarang terjadi dalam sejarah panjang konflik di Timur Tengah.

“Ini adalah opsi terbaik yang diterima oleh dunia Arab dan tidak mendapat penolakan dari Israel. Begitulah saya menggambarkan posisi Netanyahu,” kata Lavrov.

Meski begitu, Rusia menyayangkan karena rencana Trump belum menyentuh isu Tepi Barat. Namun Lavrov menilai, di tengah situasi genting saat ini, inisiatif tersebut tetap menjadi kesepakatan paling realistis di meja perundingan.

Baca juga: Tahap 1 Rencana Perdamaian Gaza Disetujui, Hamas Desak Trump Pastikan Israel Patuhi Kesepakatan

“Memang tidak ada pembahasan tentang Tepi Barat, tapi kita realistis. Ini yang terbaik yang bisa dicapai saat ini,” ujarnya menambahkan.

Menurut laporan terbaru, Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama perundingan damai, termasuk penarikan militer Israel serta pertukaran sandera yang dijadwalkan pada 11–12 Oktober mendatang.

Jika rencana ini berjalan lancar, dunia mungkin akan menyaksikan awal baru bagi perdamaian di Gaza sesuatu yang selama ini dianggap mustahil.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved