Mengenang Tsunami
Sarjanaku untuk Ibu
Kupersembahkan gelar sarjana ini untukmu Ibu sembari selalu mendoakanmu di setiap usai shalatku.
Keadaan yang tidak mendukung untuk kembali ke rumah, membuatku harus menghabiskan malam di lantai dua masjid Peurada. Ditemani ratusan jenazah yang telah terbujur kaku hanya ditutupi dengan selembar kardus bekas.
Ternyata, di antara ratusan jenazah itu, terdapat adik bungsuku yang pada saat itu baru berusia 3 tahun. Sedih yang tak terlukiskan tersayat begitu tajam dalam hati. Melihat kondisinya yang memprihatinkan. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un....
Pencarian ibuku dilanjutkan keesokan harinya setelah melakukan kifayah kepada adik bungsuku. Dengan peralatan seadanya dan hanya berkafankan sehelai kain gorden putih, kami mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhirnya di Lampoh U, Darussalam. Selamat jalan M. Riza Syukran, semoga engkau menjadi teman setia Ibu di sisi-Nya. Amin....
Keesokan harinya, rutinitasku masih mencari jasad sosok wanita yang telah bersusah payah melahirkan, mendidik dan membesarkanku. Wanita yang sangat kuidolakan diantara jutaan wanita di dunia ini. Beliau yang sangat kucintai, hingga hari ketiga pascatsunami belum juga kutemui jasadnya. Setiap hari dari terbit matahari hingga ia terbenam di ufuk barat, terus kucari dan kucari. Namun, hingga kini pencarianku tidak membuahkan hasil.
Ibuku yang terus membimbing, mengajarkanku akan kedewasaan dan pentingnya ilmu pengetahuan agama dan dunia. Sehingga aku disekolahkan pada salah satu Dayah terkemuka di Aceh. Beliau yang selalu memberiku semangat untuk terus maju dan jangan pernah lelah untuk menimba ilmu.
Kini, tujuh tahun setelah kepergiannya. Tepat tujuh hari sebelum peringatan tujuh tahun tsunami melanda negeri ini. Aku berkesempatan memakai baju toga untuk pertama kalinya dalam hidupku dalam sebuah prosesi wisuda sarjana.
Terima kasih ibu, 18 tahun engkau mendidik dan membesarkanku dengan penuh kesabaran. Kupersembahkan gelar sarjana ini untukmu Ibu sembari selalu mendo’akanmu di setiap usai shalatku. Walaupun aku tidak pernah tahu di mana letak makammu dan hanya bisa berziarah ke kuburan massal setiap aku rindu akan dirimu Ibu.
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha...
Oleh M. Riza Almudarris
Owner Samuti Grafika, Banda Aceh
------------------------------------------------
Kenangan dalam bentuk tulisan dapat dikirimkan ke email: kenangtsunami2612@serambinews.com beserta
foto diri, keluarga, dan kerabat yang meninggal akibat tsunami. Tak
terkecuali korban selamat (survivor) yang kini telah mampu bangkit
menata kehidupannya kembali.