Nasib Qarun dan Hartanya

Ditelan bumi
Dalam riwayat lain dikisahkan, esoknya Musa sendiri yang menjumpainya dan berdiri di depan istananya. Dengan tongkatnya, Musa memukul tanah, dan mengisyaratan agar bumi menelan Qarun dan hartanya. Qarun dan koin emas, beserta harta yang melimpah pun tenggelam. Saat mau ludes ditelan bumi --sebagaimana saat Fir’aun minta tolong pada Musa waktu ajal hingga ke leher, dalam air asin di Laut Merah-- Qarun pun minta tolong pada Musa agar selamat, jangan ditelan bumi: “Kita saudara Musa, tolong aku?”

Andai minta ampun dan taubat lebih cepat lagi, sebelum ajal hamba dicabut, taubat masih diterima, asal bukan minta tolong pada manusia pula, tapi pada Allah. Seluruh kota dibuat gempar oleh peristiwa sekejap itu. Bekas lubang menganga ditemukan di lahan bekas istana Qarun. Lenyap, tak ada lagi rumah mewah, ternak merumput, dan guci harta kekayaan yang pernah terlihat sebelumnya. Semuanya telah musnah, ikut tenggelam bersama pemiliknya.

Orang-orang yang dulu mengeluhkan keadaan mereka hanya karena tidak seberuntung Qarun, berkata, kini berbalik: “Andai saja kami dulu hidup seperti Qarun, pastilah kami akan mengalami nasib yang sama seperti Qarun. Demi Allah, hidup seperti ini lebih baik bagi kami dari pada kami harus tenggelam ke dasar bumi seperti Qarun.” Dulu mereka mengomel, mengapa kita tidak kaya seperti Qarun, tapi mereka bersyukur, sebab tak seperti Qarun. Moga sebelum terlambat, ini menjadi pelajaran bagi kita --baik yang mencari kerang, memburu koin emas, membeli dirham dan barang temuan lainnya, maupun kita yang menonton dengan takjub potret pemburuan koin itu-- dalam menilik cerita temuan harta karun di Kutaradja ini dalam beberapa hari terakhir ini.

* Muhammad Yakub Yahya, Direktur TPQ Plus Baiturrahman, Staf Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh. Email: m.yakubyahya@yahoo.co.id