Ustaz Abdul Somad
Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu
11 tokoh penting Melayu ikut memberi tepuk tepung tawar kepada ustadz kondang tersebut Selasa (20/2/2018).
Sekolah Dasar di Al-Washliyah, tamat 1990.
Pendidikan menengah pertamanya di MTs Mu'alliminal-Washliyah Medan, tamat 1993.
Selanjutnya, hijrah ke Riau dan melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragirihulu, hingga tamat 1996.
Melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru selama dua tahun, pada 1998 ia memperoleh beasiswa dari pemerintah Mesir.
Ia beruntung karena terpilih sebagai satu dari 100 orang penerima beasiswa belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, bersaing dengan 900-an orang lainnya.
Baca: Pria Ini Buang Sabu-sabu ke Tanah, Ketahuan, Polisi Geledah Rumahnya dan Dapat Banyak Lagi
Baca: Telkomsel Imbau Pelanggan Segera Registrasi Kartu SIM, Jangan Tunggu Traffic Padat Hari Terakhir
Pada 2004 ia kembali meraih beasiswa melanjutkan kuliah S2 di Institut Dar al-Hadits al-Hasaniyah, Kerajaan Maroko.
Setiap tahunnya hanya menerima 20 orang pelajar dengan rincian 15 orang Maroko dan sisanya 5 orang untuk orang asing.
Ia salah seorang dari lima orang asing tersebut.
Pengabdian formal Ustadz Abdul Somad tercatat sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Ia juga anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode 2009 – 2014.
Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode 2009 – 2014.
Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode 2009 – 2014.
Terbaru, ia juga anggota Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR).
Ustadz Abdul Somad telah menulis beberapa buku yang gegap gempita di kalangan umat Islam.
Di antaranya 37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat, dan 33 Tanya Jawab Seputar Qurban.
Selain karya sendiri, H. Abdul Somad, juga menerjemahkan sejumlah buku dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Ia melaksanakan pengajian demi pengajian sebelum dikenal oleh umat Islam Nusantara.
Baca: Hasil Liga Champions 2018 - Chelsea Vs Barcelona Berakhir Imbang, Lionel Messi Akhiri Kutukan
Baca: Rumah Korban Gempa Pidie Jaya Mulai Dibangun, Rusak Berat Rp 85 Juta, Rusak Sedang Rp 20 Juta
Capaiannya luar biasa, dipahami banyak jemaah yang berada langsung di hadapannya di masjid dan majelis, tetapi juga menembus dinding masa, waktu dan tempat.
Tidak hanya populer di kalangan umat Islam tetapi juga disukai non muslim.
Ia mampu menggunakan teknologi informasi dengan sebaik-baiknya di tengah kegandrungan generasi kini terhadap alam tersebut.
Ia menguak wilayah pinggir dan tampil di tengah gelanggang dengan takzim.
Tausyiah Ustadz Abdul Somad disukai antara lain karena lengkap, beragam, moderat, dan kontekstual.
Hal yang dilakukannya intinya adalah menjaga izzah dan ghirah Islam, kemuliaan, kehormatan, kekuatan Islam, semangat kemelayuan melalui syiar Islam, dan sebaliknya memberikan semangat keislaman melalui kemelayuan.
Namanya merebak melintasi Riau dengan berbagai predikat positif.
Baca: Lima Warga Gugat Ketua Seleksi Pejabat Pemerintah Aceh ke Pengadilan, Ini Permintaan Mereka
Baca: Presiden Jokowi Ultimatum Kapolri Tuntaskan Kasus Novel, Begini Respon Novel Baswedan
Dalam sosok Ustadz Abdul Somad bergabung diri berbagai ulama maupun mubaligh yang ada di Indonesia; berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas karena penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya yang lengkap. Ini memang tidak mudah, karena memerlukan ingatan yang luar biasa.
Dalam penjelasan itu Ustadz Abdul Somad menjawab langsung, hampir tanpa jeda.
Selanjutnya, posisi Ustadz Abdul Somad menjadi terang benderang bagi umat Islam dan masyarakat Melayu, bahwa ia di pihak luar dianggap sebagai titik kumpul (rallying point) umat.
Sebagai dosen, ustadz berada dalam lingkungan yang baik untuk mengembangkan wawasan.
Ini terlihat dari kemampuan merujuk dan mengutip isi kitab, lengkap dengan silsilah kitab, orang, dan bahkan rantai guru-murid, dengan latar belakangnya. (*)