Akibat Lakukan Perbuatan Tak Patut di Makam Keramat, Pasangan Ini Gencet dan Berakhir Tragis

"Karena di sini makam keramat, maka kita harus menjaga sikap agar tidak mendapatkan pengalaman buruk", terang Salam.

Editor: Faisal Zamzami
Bangka Pos/ Kolase.
Kuburan Keramat. (Bangka Pos/ Kolase.) 

SERAMBINEWS.COM -  Sejak ditinggal pergi sang ayah yang telah tutup usia, kini Salam (31) harus menggantikan pekerjaan sang ayah sebagai juru kunci komplek makam Ratu Bagus Kuning.

Anak ketujuh dari delapan bersaudara tersebut harus mengemban amanat yang diberikan sang ayah ketika masih hidup.

"Ayah saya namanya Nasir, beliau tutup usia diumur 68 tahun, sekarang saya yang jaga disini", jelasnya.

Pengunjung kebanyakan masuk dan melihat dari dekat Makam Ratu Bagus Kuning.

"Banyak yang datang untuk berziarah, tidak lebih dari itu", singkatnya.

Salam mulai menjalankan amanat sang ayah untuk menjadi juru kunci makam sejak pertengahan bulan Januari.

Baca: Heboh Lagi, Setelah Struk ATM BCA, Kini Ada Struk 2019 Ganti Presiden di Resto Ayam Geprek

Baca: Hilang 8 Tahun Usai Bunuh Orang, Pria Abdya Pulang Mengira Kasusnya Dilupakan, Tapi Begini Akhirnya

Meski pekerjaan yang dilakoninya baru seumur jagung, tapi ia sudah beberapa kali mendapatkan pengalaman mistis.

Meski bukan ia yang mengalami tetapi Salam sering mendapatkan cerita mistis dari pengunjung.

Pernah ada pengunjung yang mungkin tanpa sengaja buang air kecil disekitaran komplek, tak beberapa lama kemudian pengunjung tersebut mengalami kegelisahan dan kondisi tubuhnya perlahan melemah, sepert orang yang mau pingsan.

Dan juga pernah terjadi ketika seorang dari pondok pesantren datang untuk berziarah, secara tidak langsung ketika sedang ingin masuk gerbang makam, orang tersebut tersenyum sendiri dan berkata (wah besar sekali istana ini).

"Ada beberapa kejadian yang di luar akal sehat, yang paling mengejutkan ketika seorang pengunjung berkata kalau pemakaman ini adalah istana yang besar, sepertinya dia melihat sesuatu yang tidak bisa saya lihat", ungkap Salam.

Komplek Pemakaman sendiri terletak di Jalan DI Panjaitan Seberang Ulu II Plaju, Tepatnya di belakang Stadion Patra Jaya.

Baca: Ingat Pemain Bola yang Jual Sepatu Emas Untuk Berobat? Begini Nasibnya Sekarang!

Baca: Singkirkan Indonesia dan Turki, Uyaina Arshad Asal Malaysia Dinobatkan Jadi Putri Muslimah Asia 2018

Tak hanya Makam dari Ratu Bagus Kuning, ditempat tersebut juga ada makam Bujang Juaro, Penghulu Gede Datuk Buyung Kuncung Mas, Panglima bisu, Panglima semut, Panglima api, Syeh Idrus, serta Putri Kembang Dadar.

Banyaknya makam dari orang-orang lama, yang dulunya berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam membuat daerah sekitaran makam memiliki beberapa larangan.

Setiap pengunjung yang datang untuk berziarah harus menjaga sikap, biasanya bagi pengunjung yang melanggar peraturan akan mendapatkan balasan, badan menjadi panas tinggi, berkurangnya stamina tubuh, bahkan ada yang sampai pingsan.

"Karena di sini makam keramat, maka kita harus menjaga sikap agar tidak mendapatkan pengalaman buruk", terang Salam.

Ia juga menambahkan peraturan yang diterapkan seperti tidak boleh merasa sombong, dilarang buang air kecil sembarangan, tidak boleh mabuk - mabukan apalagi bila sampai berzina didekat area makam, jika sampai itu terjadi maka bersiaplah untuk menaggung resikonya.

Baca: Sekdakab Lantik 53 Pejabat Eselon III dan IV di Gayo Lues, Hampir Separuh Tidak Hadir

Baca: Pembukaan Kedubes Amerika Serikat di Yerusalem Pada 14 Mei 2018, Donald Trump Tidak Akan Hadir

Salam juga berbagi pengalaman dari cerita ayahnya ketika masih hidup, peristiwa yang tak ingin dirasakan oleh setiap orang itu bermula ketika ada sepasang muda - mudi yang sedang dimabuk asmara berjalan beriringan sambil berpegangan tangan duduk diseputaran makam.

Karena dulunya kondisi komplek pemakaman masih sepi, akhirnya dengan sadar pasangan yang belum resmi menjadi suami istri tersebut melakukan hubungan suami istri.

"Menurut ayah saya cerita tersebut nyata dan pernah terjadi di tahun 2000 kebawah", jelasnya.

Setelah melakukan hubungan terlarang, bukannya memasang pakaiannya secara diam - diam, tetapi pasangan tersebut malah berteriak minta tolong.

Teriakannya yang besar langsung mengundang keramaian warga sekitar, saat ditemui kondisi pasangan tersebut sangat miris, dengan kondisi tak tanpa busana mereka terlihat sedang bertindih badan.

Akhirnya mereka dibawa warga menuju rumah sakit terdekat, warga sekitar juga langsung mengabarkan keluarga pasangan tersebut.

Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan kalau alat kelamin si pria bertambanh ukuran dan tidak bisa dikeluarkan dari dalam kemaluan pasangan wanitanya.

Karena keluarga merasa malu, keputusan sepenuhnya diberikan kepada dokter, akhirnya dokter menyarankan untuk memotong kelamin pria tersebut.

Setelah berhasil dipisahkan pasangan itu akhirnya meninggal dunia.

"Itu adalah cerita dari ayah saya dan yang menyaksikannya warga sekitar", tutur Salam.

Baca: Rokok Eletrik Meledak dan Membakar Rumah, Seorang Pria Ditemukan Tewas

Baca: Wakili Regional Aceh-Sumut ke Nasional, Camat Lepas Keberangkatan SSB Benteng Gatra ke Mamuju

Empat Kasus Pasangan Gencet di Indonesia

Gancet atau penis captivus adalah kasus di mana alat kelamin pria tidak bisa keluar dari alat kelamin wanita.

Secara medis, ini memang sangat mungkin terjadi karena kelamin wanita menyusut atau vaginimus.

Vaginismus merupakan kasus kekejangan tidak normal pada otot di sepertiga bagian luar alat kelamin wanita.

Kekejangan itu bisa karena ketakutan, panik, takut hamil, penyakit kelamin, kotor, takut dosa dan sebagainya.

Si wanita menganggap hubungan seks sesuatu yang negatif atau menakutkan. Sehingga, kasus ini bisa terjadi akibat fisik maupun psikis.

Ada pula kepercayaan bahwa gencet karena kutukan atau santet.

Di suku tertentu, seorang suami memasang rajah doa-doa untuk menjaga kesetiaan sang istri.

Kepercayaannya, jika si istri menyeleweng, maka akan terjadi kasus gencet.

Kasus di Kenya itu bukan yang pertama. Sebelumnya pada November 2016 juga terjadi kasus yang sama.

Waktu itu, tiba-tiba di dari sebuah pondok ada teriakan seorang perempuan.

Ketika masyarakat masuk ke pondok tersebut, ternyata wanita itu sedang bercinta dan tak bisa lepas alias gencet.

Masyarakat kemudian memanggil dukun untuk melepaskan pasangan tersebut.

Pada 2012, kasus yang sama terjadi di Nairobi, Kenya.

Pasangan selingkuh terjebak gencet hingga akhirnya suami si wanita mengetahuinya.

Mereka akhirnya dipisahkan oleh dukun dan lelaki peselingkuh itu harus membayar ganti rugi kepada suami wanita itu sebesar 14 poundsterling.

Namun, kasus penis captivus juga bisa terjadi pada pasangan suami-istri.

Kasus ini terjadi di Inggris pada 1947 dan ditangani oleh Dr Brendan Musgrave di Royal Isle of Wight County Hospital dan dilaporkan oleh The British Medical Journal.

Baca: Lawan Hendri Yono, Mantan Ketua PKPI Aceh Selatan Tempuh Upaya Banding

Baca: Terbukti Korupsi Rp 375 Miliar, Mantan Pejabat di China Dipenjara Seumur Hidup

Kasus mati gencet

Sedangkan kasus mati karena gencet terakhir terjadi di sebuah kota di China pada awal 2016.

Seorang lelaki tua mati saat bercinta dengan wanita penghibur dalam posisi gencet.

Keduanya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diposahkan.

Informasi ini sempat tertutup dan rumah sakit tak mau memberi keterangan.

Namun, banyak saksi yang menyatakan bahwa mereka gencet dan si pria tua dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Kasus mati karena gencet banyak dikabarkan di berbagai daerah, termasuk di Indonesia.

Namun, banyak pula yang hanya hoax, sebagian kabar yang belum terkonfirmasi.

Berikut beberapa kabar kabur soal mati gencet di Indonesia

1. Mati gencet Karawang

Yang paling terkenal adalah kasus mati karena gencet di karawang.

Berita ini bahkan menyebar di media sosial dan disertai gambar.

Ternyata, kabar ini hanya hoax dan foto mayat gencet dalam bungkusan hanya rekayasa dari adegan sebuah film Indonesia.

2. Mati gencet di Klaten

Pada akhir 2012 silam, muncul kabar bahwa ada sepasang kekasih mati gencet di Sendang Sumur Gumuling, Dukuh Bendungan, Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Namun, berita ini tak jelas dan kepala desa setempat membantah adanya kasus itu.

3. Mati gencet di Kebun Raya Bogor

Pada tahun 90-an, muncul isu bahwa ada pasangan kekasih gancet  saat bercinta di Kebun Raya Bogor.

Kabarnya, sepasang mahasiswa yang melakukan zina harus disuntik mati untuk dipisahkan.

Kabar ini juga tak jelas juntrungnya, tapi sempat menggegerkan masyarakat.

4. Mati gencet di Gorontalo

Kabar menghebohkan soal gencet datang dari Gorontalo, Sulawesi.

Dari mulut ke mulut dikabarkan, seorang wanita berusia 30 tahun melakukan hubungan intim dengan anaknya yang berusia 15 tahun.

Dikabarkan, pasangan ini mencoba bertahan beberapa hari.

Namun, mereka akhirnya menyerah dan diatasi tim medis.

Sayang, kondisi mereka sudah telanjur melemah dan akhirnya meninggal dunia.

Tak ada keterangan resmi dari rumah sakit atau kepolisian, tapi kabar ini sempat menyebar dan ramai.

Baca: Bonceng Ibunya, Sepmor M Hidayat Tabrak Pohon, Ibunya Meninggal di Lokasi

Baca: Terbukti Korupsi Rp 375 Miliar, Mantan Pejabat di China Dipenjara Seumur Hidup

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Lakukan Tak Senonoh di Makam Keramat, Pasangan Ini Gencet dan Berakhir Tragis

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved