PLTU 4 dan 5
Kapal Berbendera Panama Angkut Ribuan Tiang Pancang dari China Bersandar di Pelabuhan Calang
Satu kapal berbendera Panama dari Pelabuhan Bayuquan, China yang tiba di perairan Aceh Jaya pada Sabtu mulai merapat ke Pelabuhan Calang,
Penulis: Riski Bintang | Editor: Yusmadi
Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya
SERAMBINEWS.COM, CALANG - Kapal CV Seiyo Spirit berbendera Panama dari Pelabuhan Bayuquan, China yang tiba di perairan Aceh Jaya pada, Sabtu (3/8/2019) WIB mulai merapat ke Pelabuhan Calang, Senin (5/8/2019).
Pelabuhan Calang berada di Desa Bahagia, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya.
Sesuai dengan pengakuan dari seorang Staf Syahbandar Pelabuhan Calang, kapal yang memiliki bobot muatan mencapai 8.000 DWT tersebut mengangkut ribuan tiang pancang yang akan dibawa ke lokasi pembangunan PLTU 4 dan 5 yang berada di Kabupaten Nagan Raya.
Kapal tersebut juga akan melakukan bongkar muat tiang pancang tersebut di pelabuhan yang memiliki bobot kapasitas hanya 5.000 DWT yang akan dikerjakan oleh PT Kana Tuah Mandiri.
Berita terkait
Baca: PLTU 1-2 Salurkan Bantuan Dana CSR di Nagan Raya dan Aceh Barat
Baca: PLTU Pekerjakan 23 TKA, YARA Minta Tim Pora Menelusuri
Baca: Warga Stop Pengerjaan PLTU 3-4
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Senin (5/8/2019) proses bongkar muat tiang pancang tersebut sudah dilakukan sejak hari ini.
Sementara di lokasi bongkar muat terlihat beberapa pekerja memandu penurunan tiang pancang ke dalam mobil trado.
Selanjutnya trado itu akan membawa tiang-tiang tersebut ke lokasi pembangunan PLTU 4 dan 5.
Di lokasi juga terlihat ada dua tiang besar panjang yang sudah berada di satu unit mobil trado yang parkir di samping kapal tersebut.
Tidak hanya itu saja, di lokasi juga terlihat dua unit trado berada di samping kapal berbendera Panama yang membawa tiang pancang dari negara China tersebut.
Syahbandar pelabuhan Calang, yang dihubungi Serambinews.com belum memberikan keterangan dan menjawab konfirmasi Serambinews.com.
Berita terkait lainnya
Baca: Walhi: Kawal Pembangunan PLTU 3-4
Baca: Walhi Investigasi Lokasi PLTU 3-4
Baca: Walhi Ungkap Adanya Kerusakan Lingkungan di Lokasi Pembangunan PLTU 3-4 di Nagan Raya
Beberapa hari lalu, salah seorang staf Syahbandar membenarkan akan ada kapal berbendera Panama dari China dengan berat 8.000 DWT akan bersandar di Pelabuhan Calang.
Sementara pelabuhan itu hanya memiliki kapasitas berat 5.000 DWT.
“Ini kapal besar luar negeri pertama yang berlabuh, jadi beratnya itu sampai 8.000 DWT, sedangkan kapasitas kita hanya 5.000 DWT, tapi itu tidak masalah karena kita menyesuaikan dengan kondisi laut, jika kondisi laut baik kita akan sandarkan, jika tidak maka akan kita bongkar dengan kapal kecil,” kata petugas tersebut.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Rosniar yang dihubungi Serambinews.com, Senin (5/8/2019) mengatakan jika izin perusahaan yang akan melakukan bongkar muat tiang pancang milik PLTU tersebut masih sedang dalam proses.
“Lagi diproses (izin perusahaan bongkar-red),” katanya kepada Serambinews.com.
Ia menambahkan, untuk melakukan pekerjaan bongkar muat perusahaan tersebut harus memiliki izin lengkap.
Namun dirinya mengaku tidak tahu apakah perusahaan tersebut sudah memiliki izin dari Kementerian.
“Kalau di kita lagi diproses, tadi diantar berkas, untuk lebih jelasnya tanyakan saja kepada Syahbandar ya, tapi mereka punya izin dari Kementerian mungkin,” katanya tanpa bisa memberi kepastian.
Rosniar menerangkan, pekerjaan tersebut juga tidak akan memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemkab Aceh Jaya.
Lihat juga:
Baca: Polisi Diminta Panggil Manajer PLTU
Baca: Lakukan Aksi Protes, Warga Tutup Semua Saluran Air PLTU Nagan Raya
Baca: PLTU Dinilai tidak Peka
“Sebenarnya itu tidak ada PAD untuk kita, karena hanya proses bongkar, bukan pengiriman,” pungkasnya.
Proses Bongkar Muat Dihentikan
Sementara itu, proses bongkar muat tiang pancang yang akan digunakan untuk melakukan pembangunan PLTU 4 dan 5 juga dikabarkan terhenti dikarenakan ada penolakan dari warga desa setempat.
Nailan, Staf Syahbandar Pelabuhan Calang, yang dijumpai awak media di ruang kerjanya membenarkan proses bongkar muat barang sudah dihentikan oleh pihak rekanan untuk sementara waktu.
"Memang belum dibongkar, informasi di lapangan belum dibongkar, dan untuk sementara ditunda dulu, namun penyebabnya bukan karena masalah penolakan dari warga, tapi karena upah bongkar muat barang diminta dinaikan oleh para buruh," ujar Nailan. (*)